PTPN III dari kebun-kebun seinduk; perbandingan dan persentase Produksi TBS dari kebun seinduk, dan pihak ketiga. Data Pengolahan PKS Rambutan, Data Produksi
Kebun Seinduk PTPN III, Produksi Kebun Pemasok Berdasarkan Luas Areal, Tahun Tanam dan Jumlah Tanaman
4.6. Menghitung Potensi Produksi TBS
Perhitungan didasarkan pada luas lahan, kelas lahan serta kerapatan pohon per hektar. Dari data empat variabel tersebut, maka dapat dihitung jumlah produksi TBS
yang dihasilkan dari kebun sendiri. Berdasarkan jumlah produksi TBS yang dihasilkan, maka dapat dirancang pemenuhan pasokan TBS di PKS Rambutan.
Jumlahnya sudah mencukupi ataupun masih kekurangan. Sehingga dapat meningkatkan kinerja PKS Rambutan.
BAB 5 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Analisis Manajemen Rantai Pasok TBS
Salah satu langkah awal yang terpenting dalam melakukan analisis manajemen rantai pasokan adalah dengan melakukan analisis terhadap model atau
kondisi rantai pasokan yang terjadi. Dari hasil analisis dan evaluasi kondisi manajemen rantai pasokan tersebut, maka akan dihasilkan berbagai informasi
menyangkut potensi, peluang serta hambatan maupun permasalahan yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
dalam aliran rantai pasokan suatu produk. Informasi mengenai kondisi manajemen rantai pasokan kemudian menjadi suatu input bagi perbaikan kinerja dan
pengembangan rantai pasokan. Saat ini telah berkembang upaya untuk menganalisis rantai pasokan suatu
produk dengan menggunakan berbagai metode yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik produk maupun karakteristik pelaku rantai pasok serta industri.
Pembahasan mengenai model rantai pasokan tandan buah segar pada penelitian ini, akan menggunakan suatu kerangka kerja framework berupa analisis rantai pasokan
yang dikembangkan oleh Lambert dan Cooper 2000 yang kemudian di modifikasi oleh Vorst 2005. Kerangka analisis yang dikembangkan tersebut adalah Food
Supply Chain Networking FSCN. Kerangka FSCN merupakan suatu framework yang memungkinkan peneliti maupun manajer suatu perusahaan untuk dapat
mengidentifikasi suatu rantai pasokan secara komprehensif meliputi berbagai hal seperti deskripsi pelaku rantai dan peranannya, hubungan diantara pelaku rantai,
mekanisme transaksi, dan alokasi sumberdaya. Pembahasan mengenai manajemen rantai pasok TBS di PKS Rambutan
menggunakan kerangka kerja FSCN, yang akan menganalisis beberapa aspek yakni sasaran rantai, struktur rantai, manajemen rantai, sumberdaya rantai, proses bisnis
rantai, serta analisis kinerja rantai pasokan. Hasil pembahasan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi agenda pembenahan pada perusahaan agar memiliki kinerja
rantai pasokan yang baik, memahami karakteristik konsumen, menjamin ketersediaan
Universitas Sumatera Utara
produk dan mutu serta kontinuitasnya, logistik dan distribusi yang baik, komunikasi dan informasi yang baik, serta hubungan yang efektif antar pelaku rantai.
5.2. Sasaran Rantai