Sistem Transaksi Dukungan Pemerintah Kolaborasi Rantai Pasokan

Beberapa isi dari kesepakatan tersebut adalah jadwal pengiriman produk, detail produk yang dipesan, jumlah produk yang harus dikirimkan dan sistem pembayaran yang dilakukan. Kesepakatan yang disepakati antara PKS Rambutan dan petani Pemasok TBS yaitu mengenai pengiriman tandan buah segar dan perhitungan tandan buah segar yang dibayarkan oleh PTPN III. Pengiriman oleh pemasok dilakukan antara pukul 08.00 hingga pukul 18.00 WIB. Atau waktu yang ditentukan lain pada saat diperlukan. Sedangkan untuk perhitungan TBS yang akan dibayarkan PTPN III kepada pemasok adalah TBS yang telah disortir kemudian ditimbang bobot keseluruhan, maka bobot ini yang akan menjadi perhitungan untuk pembayaran tandan buah segar kepada petani pemasok. Sedangkan untuk penentuan harga didasarkan perkembangan dan perubahan harga CPO dan inti yang ditetapkan oleh bagian komersil di kantor pusat. Harga pembelian TBS di pabrik berpedoman penetapan TBS oleh kantor Distrik.

5.4.3 Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang diterapkan di dalam rantai pasokan ini cukup sederhana. Transaksi yang dilakukan dengan cara menyerahkan bilyet giro atas nama pemasok dengan No Account yang sudah tertentu kepada Distrik manager. Jumlahnya berdasarkan pasokan TBS yang sudah disortir dan ditimbang. Pembayaran yang dilakukan adalah pembayaran atas produk bersih dari petani pemasok yang dimaksud dengan produk bersih yaitu produk yang telah disortir bersama oleh pemasok dan Universitas Sumatera Utara PKS Rambutan. Penyortiran bersama ini dilakukan dengan tujuan supaya tidak ada kecurangan dalam perhitungan berat produk yang telah disortir. Mekanisme pembayaran dilakukan per tiga hari, jadi pada saat petani mengirimkan barang ke PTPN III dan bersama-sama menyortir serta menimbangnya, setelah itu petani mendapatkan slip penerimaan. Harga setiap kilogram tandan buah segar TBS yang diserahkan oleh pihak pemasok dapat berfariasi berdasarkan taksiran secara visual dari hasil sortasi TBS yang dilakukan oleh pihak pembeli.

5.4.4 Dukungan Pemerintah

Pengembangan sektor bisnis kelapa sawit di Indonesia belum memiliki blue print yang jelas. Akibatnya, tidak terjadi integrasi yang menyeluruh antara industri hulu dan hilir sawit. Kebijakan pemerintah dinilai setengah hati untuk mendukung pertumbuhan industri sawit. Sebagai negara yang menguasai pangsa pasar minyak sawit dunia mencapai 49, potensi industri kelapa sawit di Indonesia terbilang masih belum optimal dalam pengembangannya. Di dalam negeri, masih banyak hambatan yang mempersulit tumbuhnya industri kelapa sawit di sektor hulu maupun hilir. Selain itu, dukungan dari pemerintah pusat dan daerah masih minim walaupun penyerapan tenaga kerja di perkebunan sawit mencapai 4,7 juta orang.

5.4.5 Kolaborasi Rantai Pasokan

Universitas Sumatera Utara Satu faktor kunci dalam keberhasilan sebuah rantai pasokan adalah terciptanya suatu kolaborasi yang baik diantara pelaku rantai pasokan. Kolaborasi dapat memberikan manfaat strategik maupun finansial. Dengan kolaborasi, perusahaan dapat lebih cepat memasuki pasar yang baru, lebih fleksibel dan dapat memanfaatkan teknologi maupun tenaga ahli yang tidak dimiliki. Terdapat dua faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kolaborasi di antara pelaku rantai pasokan yakni kerelaan dalam berbagi informasi dan kerelaan dalam berbagi manfaat Said et al 2006. Kolaborasi yang efektif hanya dapat terbangun bila masing-masing pihak mau memberikan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu pada mitranya. Sementara itu, mitra juga harus dapat menjaga informasi tersebut secara bertanggung jawab sehingga lambat laun terbangun rasa saling percaya. Dengan terbangunnya rasa saling percaya, maka satu sama lain tidak akan merasa keberatan untuk saling berbagi manfaat secara adil sesuai dengan peran dan kontribusinya dalam rantai pasokan. 5.4.5.1 Lingkup Kolaborasi. Intensitas kolaborasi secara umum terbagi atas empat tingkatan, yakni transactional collaboration, cooperative collaboration, coordinated collaboration, synchronized collaboration Said et al,2006. Kolaborasi yang terjadi pada rantai pasokan tandan buah segar di PTPN III selama ini berada dalam tingkatan cooperative collaboration. Kolaborasi yang tercipta lebih dari hubungan dagang transactional karena telah melibatkan interaksi pertukaran informasi. Dimana pihak kantor pusat melakukan penjualan, dari informasi penjualan maka akan dikirimkan Universitas Sumatera Utara CPO dari PKS Rambutan sesuai dengan standar mutu yang dipersyaratkan kemudian bagian pengangkutan akan melaksanakan pengangkutan sesuai dengan DO yang ditentukan. Hal ini bisa menggunakan Kereta Api maupun Truk tangki. 5.4.5.2 Perencanaan Kolaboratif. Perencanaan kolaboratif adalah bagian dari kegiatan kerjasama kolaborasi antar pelaku dalam sebuah rantai pasokan. Perencanaan kolaboratif berarti terdapat kerjasama, kesatuan dan penyelarasan informasi antara satu anggota rantai dengan anggota lainnya dalam melakukan perencanaan rantai pasokan. Perencanaan kolaboratif banyak dilakukan dalam rantai pasokan sebuah usaha manufaktur, salah satunya adalah dengan berbagi informasi perencanaan produksi dari pabrik kepada para perusahaan pemasok bahan baku yang menjadi mitranya. Ketepatan informasi mengenai perencanaan produksi tersebut akan direspon oleh perusahaan pemasok untuk mempersiapkan bahan baku yang dibutuhkan mitranya. PKS Rambutan dalam hal ini melakukan perencanaan kolaboratif dengan para mitra yaitu kebun seinduk dan mitra pihak III memberikan informasi mengenai berapa jumlah tandan buah segar yang diperlukan untuk diolah berdasarkan rencana anggaran yang telah disusun. PKS Rambutan dalam hal ini fokus pada pencapaian target olah sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan untuk terkait penjualan hasil produksi dilaksanakan oleh bagian kantor pusat. 5.4.5.3 Trust Building. Proses membangun kepercayaan atau trust building merupakan proses menumbuhkan saling kepercayaan antara anggota rantai pasokan. Upaya menciptakan Universitas Sumatera Utara kepercayaan merupakan hal yang sangat krusial dalam kerangka kerjasama kolaborasi anggota rantai pasokan. Dengan adanya trust inilah sehingga terjalin kerjasama yang baik, serta mewujudkan hubungan rantai pasokan yang lancar dan harmonis. Salah satu wujud kekuatan suatu rantai pasokan ditandai dengan kuatnya trust diantara anggota rantai. Hubungan kepercayaan yang lemah dapat menyebabkan keengganan untuk menjalin kerjasama serta terhambatnya transfer informasi. Adanya aspek ketidakpercayaan menyebabkan salah satu pihak dalam rantai pasokan berusaha untuk mendapatkan keuntungannya sendiri. Kepercayaan yang terjalin akan lebih baik apabila ditunjang dengan kesepakatan kontraktual, karena dengan kontrak akan lebih mengikat dan menghindari terjadinya kecurangan diantara pelaku rantai. Kepercayaan yang terjalin antara PKS Rambutan dengan pemasok pihak iii merujuk pada ikatan yang tertuang dalam kontrak tertulis. Kontrak ini yang mengikat keduanya dalam kerjasama rantai pasokan tandan buah segar , proses membangun kepercayaan ditunjukkan dengan saling mematuhi kesepakatan yang tertulis di dalam kontrak tersebut. Selain itu, proses membangun kepercayaan juga dibangun dengan upaya saling bertukar informasi secara transparan dan sukarela. Kontrak inilah yang membuat kedua belah pihak saling percaya satu sama lain.

5.5 Sumberdaya Rantai