menjadi tanggung jawab kebun dan kantor pusat untuk melaksanakan sistem pengangkutan TBS. Untuk memperhitungkan jumlah truk yang diperlukan per hari
maka bisa diperoleh dari break down rencana kerja anggaran kebun, terkait dengan panen harian, bulanan dan setahun. Sehingga dapat diantisipasi berapa kebutuhan truk
perhari.
5.3.5 PKS Rambutan
PKS Rambutan sebagai inti ataupun pengolah tandan buah segar yang berasal dari kebun untuk menghasilkan CPO dan inti sawit. Jumlah TBS olah dalam setahun
diperoleh dari Rencana Anggaran Perusahaan selama setahun yang kemudian di break down perbulan, perminggu dan perhari. Sehingga akan didapatkan berapa hari
olahnya, berapa yang harus disediakan kebun, Hal tersebut dikomunikasikan dengan kebun pemasok, berapa seharusnya pasokan yang mencukupi untuk kebutuhan
perharinya. Inti dari rancangan rantai pasok adalah dengan memperhitungkan secara
cermat kebutuhan TBS untuk diolah berdasarkan kapasitas pabrik. Dari data hasil olah sejak tahun 2008 hingga tahun 2013, terjadi penurunan hasil olah, oleh sebab itu
diperlukan perhitungan yang sesuai untuk memenuhi kapasitas terpasang pabrik. Sehingga efektif dan efisien. Hal tersebut dikomunikasikan dan disinkronkan dengan
hasil panen dari kebun pemasok yaitu kebun seinduk. Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan dari kebun seinduk maka diperlukan kerjasama pengadaaan
Universitas Sumatera Utara
bahan baku TBS dengan pihak III untuk memenuhi kekurangan dari pihak pemasok kebun sendiri.
Sistem penerimaan bahan baku di PKS, Sistem penerimaan bahan baku di PKS dimulai dari pos satpam untuk mencatat SPB Surat Pengantar Buah dari kebun,
setelah itu akan dilakukan penimbangan untuk mengetahui bruto tara dan netto, setelah dilakukan penimbangan maka dilakukan pembongkaran buah dan
dilaksanakan penyortiran sesuai dengan kriteria penerimaan buah di PKS yaitu tingkat kematangannnya. PKS tidak menerima buah mentah dan buah busuk. Jika
terdapat maka akan dikurangkan sebagai penalti buah mentah atau buah busuk. Departemen yang melaksanakan kegiatan penerimaan TBS adalah bagian
laboratorium. Dari bagian inilah akan dapat diketahui seberapa mutu tandan buah yang diterima. Hal tersebut akan menentukan tingkat rendemen di pabrik. TBS yang
berasal dari kebun akan dilaporkan dalam bentuk tonase, dan tingkat kematangannya ke kebun pemasok, sehingga kebun pemasok dapat mengevaluasi hasil panenannnya.
Penerimaan buah setiap harinya akan direkap dan dihitung total berapa penerimaan buah dalam sehari, sehingga pada hari berikutnya diketahui berapa
jumlah total TBS diterima, berapa diolah dan berapa sisanya. Sistim pengolahan kelapa sawit adalah sistem kontinuitas, dimana kelancaran
pengolahan ditentukan salah satunya dari ketersediaan buah untuk diolah, dimana tidak boleh terputus atau mengalami kekosongan selama mengolah, karena ketika
mengalami kekosongan, maka akan mulai dari awal lagi sehingga hasilnya tidak akan efektif. Untuk mengolah kontinu, setidak tidaknya pada pagi hari harus tersedia TBS
Universitas Sumatera Utara
yang sudah berada didalam rebusan, dan di ramp sehingga total TBS sekurang kurangnya harus ada 150 ton. Jika kurang dari itu maka pengolahan TBS akan tidak
efektif, dan kapasitas pabrik menjadi turun. Kegiatan yang dilakukan oleh PKS Rambutan dalam kerangka rantai pasokan
tandan buah segar ini secara ringkasnya antara lain menerima TBS dari kebun sendiri, melakukan pengolahan tandan buah segar menjadi CPO dan Inti sawit. Melakukan
pembelian TBS dari Pihak III untuk menambahi kekurangan dari kebun sendiri.
5.3.6 Perusahanan Pengangkutan CPO