BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Konsep Manajemen Rantai Pasok
Supply Chain Management
Manajemen rantai pasok supply chain management merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Sebagai dasar untuk memahami mengenai
bagaimana manajemen rantai pasok dilakukan, sebelumnya akan dijelaskan definisi manajemen rantai pasok.
3.1.2. Definisi Manajemen Rantai Pasok
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan manajemen rantai pasok supply chain management, terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai definisi rantai pasok
supply chain. Sampai saat ini belum ada sebuah definisi yang baku untuk menjelaskan pengertian dari rantai pasok. Namun, dalam bukunya Hugos 2003
memberikan beberapa definisi rantai pasok, sebagai berikut: ”A supply chain is the alignment of firms that bring products or services to market”
Lambert, Stock and Ellram di dalam Hugos, 2003. “A supply chain consists of all stages involved, directly or indirectly, in fulfilling a
customer request. The supply chain not only includes the manufacturer and suppliers, but also transporters, warehouses, retailers, and customers themselves.” Chopra and
Meindl, di dalam Hugos, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggan. Rantai ini juga merupakan
jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yang sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran
barang Indrajit Djokopranoto 2002. Sebuah rantai pasokan terdiri dari seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka
memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan Chopra,
2001. Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut. Lee dan Billington, 1995, Manajemen rantai
pasok merupakan suatu jaringan fasilitas yang bermula dari bahan mentah dan ditransformasikan menjadi bahan setengah jadi dan kemudian produk akhir serta
pengiriman produk ke konsumen melalui sistem distribusi yang tepat. Saat ini, banyak perusahaan terkemuka menerapkan sistem manajemen rantai pasok dalam
rangka menjaga keberlangsungan produksi dengan mempertimbangkan kualitas tinggi dengan biaya rendah. Selain itu, manajemen rantai pasok dapat meningkatkan
efisiensi kerja dalam suatu perusahaan sehingga menghasilkan produk secara optimal. Manajemen rantai pasokan merupakan serangkaian pendekatan yang
diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dan
didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Merancang dan
mengimplementasikan rantai pasokan yang optimal secara global cukup sulit karena
Universitas Sumatera Utara
kedinamisannya serta terjadinya konflik tujuan antar fasilitas dan partner Shimchi- Levi et al. 2003.
Terdapat perbedaan antara konsep manajemen rantai pasok dengan konsep logistik secara tradisional. Logistik umumnya mengacu pada aktivitas-aktivitas yang
terjadi di dalam sebuah organisasi, sedangkan rantai pasok mengacu pada jaringan beberapa organisasi yang saling bekerjasama dan berkoordinasi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Perbedaan lainnya, logistik lebih fokus pada aktivitas-aktivitas seperti pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan manajemen persediaan. Sedangkan
fokus manajemen rantai pasok selain yang dilakukan dalam logistik juga beberapa aktifitas lain meliputi pemasaran, pengembangan produk baru, keuangan dan layanan
konsumen Hugos, 2003. Istilah rantai pasokan agroindustri agri-food supply chain sendiri digunakan
untuk menggambarkan aktivitas mulai dari proses produksi hingga ke proses distribusi yang membawa produk perkebunan atau produk pertanian dari tanah
pertanian ke konsumen Ahumada Villalobos 2009. Rantai pasokan agroindustri dibentuk oleh serangkaian organisasi yang melakukan proses produksi oleh petani,
proses distribusi, proses pengolahannya, dan pemasaran produk hasil perkebunan ke konsumen.
Perbedaan karakteristik yang jelas antara produk manufaktur dengan produk agroindustri juga menimbulkan perbedaan dalam rantai pasokan keduanya. Menurut
Aramyan et al. 2006, yang membuat rantai pasok agroindustri berbeda dengan rantai pasok produk lainnya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Sifat produksinya, yang sebagian berbasis pada proses biologis, sehingga meningkatkan keanekaragaman dan resiko.
2. Sifat produknya, yang memiliki beberapa karakterisitik khusus, seperti mudah rusaklenyap perishablelity dan kamba bulky, sehingga
membutuhkan rantai pasok tipe tertentu. 3. Perilaku sosial dan konsumen terhadap isu-isu keamanan pangan,
keselamatan binatang, dan tekanan lingkungan.
Tujuan dari sebuah rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan keseluruhan nilai yang dihasilkan, yang merupakan selisih antara nilai sebuah produk akhir bagi
konsumen dengan biaya rantai pasokan yang ditimbulkan dalam memenuhi permintaan konsumen tersebut. Bagi hampir semua rantai pasokan, nilai sangat
berkorelasi dengan keuntungan rantai pasokan supply chain profitabilitysupply chain surplus, yaitu selisih antara pendapatan yang didapatkan dari konsumen
dengan keseluruhan biaya rantai pasokan. Keuntungan rantai pasokan merupakan keuntungan total yang terbagi di seluruh tahap rantai pasokan. Semakin tinggi
keuntungan sebuah rantai pasokan, semakin berhasil rantai pasokan tersebut. Keberhasilan sebuah rantai pasokan hendaknya diukur dari segi keuntungan sebuah
rantai pasokan secara keseluruhan dan bukan dari keuntungan masing-masing pelaku. Untuk rantai pasokan manapun, terdapat satu sumber pendapatan, yaitu konsumen.
Sedangkan seluruh aliran informasi, produk dan dana menghasilkan biaya cost bagi rantai pasokan. Karenanya, pengaturan yang baik dari aliran tersebut merupakan
kunci dari keberhasilan rantai pasokan.
Universitas Sumatera Utara
Istilah supply chain atau rantai pasokan mengandung arti bahwa hanya ada satu pemain yang terlibat pada setiap tahap rantai pasok. Pada kenyataanya, sebuah
pabrik dapat menerima bahan baku dari beberapa pemasok dan kemudian memasok produk jadinya ke beberapa distributor. Berdasarkan hal ini, sesungguhnya
kebanyakan supply chain rantai pasokan merupakan network atau jaringan Chopra Meindl 2007. Pada umumnya rantai pasokan melibatkan beberapa pelaku yang
diperlihatkan pada Gambar 3.1, meliputi: 1. Konsumen.
2. Retailerspengecer. 3. Wholesalersdistributor.
4. Manufacturerpabrik. 5. Supplierpemasok bahan bakukomponen.
Gambar 3.1 Para Pelaku Dalam Rantai Pasokan Chopra Meindl 2007
Universitas Sumatera Utara
Jaringan rantai pasok terdiri dari pemasok, gudang, pusat distribusi, dan outlet retail, termasuk bahan baku, persediaan Work in process inventory, dan produk jadi
yang mengalir melalui fasilitas tersebut Shimchi-Levi et al. 2003. Menurut Aramyan et al. 2006, terdapat dua tipe rantai pasok agroindustri, yaitu:
1. Rantai pasok untuk produk segar, seperti sayuran, bunga dan buah- buahan.
2. Rantai pasok untuk produk pertanian hasil pemrosesan termasuk produk perkebunan.
Proses yang terjadi dalam sebuah rantai pasokan dibagi menjadi dua kategori, tergantung dari pertimbangan apakah proses tersebut dilakukan sebagai respon atas
pesanan konsumen pull processes atau sebagai antisipasi terhadap pesanan konsumen push processes. Tinjauan pushpull processes dalam sebuah rantai
pasokan dapat mempengaruhi pertimbangan keputusan stategis pada saat pembangunan desain rantai pasokan Chopra Meindl 2007. Faktor lain yang
mempengaruhi rancangan rantai pasokan adalah sifat dari permintaan terhadap produk nature of the demand, apakah termasuk produk fungsional atau produk
inovatif. Menurut Lumsden, 1998, rantai pasokan terdiri dari lima aliran yang
berbeda, seperti Gambar 3.2, antara lain: 1. Aliran fisik bahan terdiri dari barang yang diangkut dari produsen ke
konsumen. Misalnya CPO dan inti sawit.
Universitas Sumatera Utara
2. Aliran moneter biasanya berjalan dari belakang konsumen kepada produsen melalui organisasi di dalam rantai pasokan.
3. Aliran horizontal informasi dua arah; dari konsumen terhadap produser dan kembali lagi. Informasi yang dibutuhkan, misalnya, untuk menghasilkan
produk yang tepat atau mengenai waktu pengiriman. 4. Arus informasi vertikal terjadi antara empat arus horisontal, untuk
Misalnya, sistem track-dan-trace truk. 5. Aliran fisik lainnya adalah aliran sumber daya, misalnya, truk yang
digunakan untuk mengangkut barang dari satu tujuan yang lain di dalam perusahaan.
Gambar 3.2 Aliran Di Dalam Supply Chain Diadaptasi Dari Lumsden, 1998
Analisis rantai pasokan dapat dievaluasi dalam konteks jaringan rantai pasokan makanan yang kompleks, disebut juga sebagai Food Supply Chain Network
FSCN. Dalam FSCN, beberapa perusahaan yang berbeda berkolaborasi secara
RESOURCE FLOW
VERTICAL INFO FLOW
HORIZONTAL INFO FLOW
MONETARY FLOW
MATERIAL FLOW
Compa ny1
Compa ny 3
Compa ny 2
PRODUCER CONSUMER
Universitas Sumatera Utara
strategis dalam satu atau lebih area dengan tetap menjaga identitas dan otonominya sendiri Lazzarini dalam Vorst, 2005. Ketika peneliti atau manajer mendiskusikan
pengembangan jaringan dan rantai pasok yang potensial, dibutuhkan suatu kerangka kerja framework untuk mendeskripsikan rantai pasok, pelakunya, prosesnya,
produk-produknya, sumberdaya, dan manajemen, hubungan antara pelaku rantai pasokan dan jenis atribut yang terkait, dalam upaya untuk memungkinkan pelaku
rantai pasokan saling mengerti peranannya secara jelas Vorst, 2005. Empat elemen yang dapat digunakan untuk menjelaskan, menganalisis dan atau mengembangkan
secara spesifik rantai pasokan dalam FSCN antara lain struktur rantai, manajemen rantai, proses bisnis rantai dan sumber daya rantai. Kerangka analisis manajemen
rantai pasokan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3
.
Gambar. 3.3 Kerangka Analisis Rantai Pasokan Van Der Vorst, 2005
Siapa saja anggota rantai dan apa perannya
Konfigurasi peraturannnya
Sasaran Rantai Proses Bisnis
Rantai Manajemen
Rantai Kinerja Rantai
Siapa pelaku bisnis dan proses apa dalam MRP
Bagaimana Integrasinya setiap proses
Struktur Rantai Pasokan
Sumber Daya Rantai
Sumberdaya apasaja yang digunakan disetiap proses
dalam rantai Apa yang digunakan
Bagaimana kontraknya Struktur Pengelolaannya
Universitas Sumatera Utara
Empat elemen yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis atau mengembangkan secara spesifik rantai pasok tandan buah segar di PKS Rambutan
dengan FSCN ini nantinya akan menghasilkan gambaran mengenai kondisi nyata yang terjadi dalam rantai pasokan tersebut. Untuk menjamin penerapan manajemen
pasokan TBS yang optimal, faktor kunci yang harus diperhatikan adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan
atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan Indrajit dan Djokopranoto,
2002. Manajemen Rantai Pasokan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, dimana banyak hambatan yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam
implementasinya memang membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan sampai tahap evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Selain itu implementasi manajemen
rantai pasokan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang
ada. Bentuk dari rantai pasok agroindustri kelapa sawit jika digambarkan
mengikuti pohon industrinya membentuk rantai yang bercabang dan kompleks, seperti Gambar 3.4. Fokus penelitian ini adalah terhadap pada rantai pasok TBS.
skema yang ditampilkan pada bagian ini adalah sistem rantai pasok agroindustri saja. Gambar dibawah ini adalah skema umum dari sebuah sistem rantai pasok agroindustri
kelapa sawit yang terdiri dari kebun pemasok, transportasi, pabrik, tangki timbun, transpotasi, pelabuhan dan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Sistem Rantai Pasok Pada Agro Industri Kelapa Sawit
3.2. Persamaan dan Perbedaan Antara Manajemen Logistik dan SCM