Stakeholders supporting actors merupakan beberapa pihak atau organisasi selain pelaku anggota rantai pasok yang memiliki kepentingan dan berfungsi sebagai
pihak yang mendukung keberlangsungan rantai pasokan. Pada sistem agribisnis, stakeholders rantai pasokan dapat dikategorikan sebagai subsistem layanan
pendukung dari suatu sistem yang terintegrasi. Layanan pendukung dalam sistem agribisnis tersebut dapat berupa lembaga keuangan, lembaga riset maupun
lembaga pendidikan yang memberikan pembinaan terhadap anggota sistem agribisnis. Institusi
yang menjadi layanan pendukung dalam rantai pasokan adalah Lembaga Pendidikan Perkebunan dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, serta institusi yang lain.
Institusi tersebut memiliki peranan dalam rantai pasokan tandan buah segar, yakni sebagai layanan pendukung berupa pembinaan atau penyuluhan kegiatan
budidaya kelapa sawit .
5.4 Manajemen Rantai
Manajemen Rantai merupakan sebuah „proses payung ‟ dimana produk
diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Dalam manajemen rantai, terdapat hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan
bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. Manajemen rantai terdiri dari struktur manajemen, pemilihan mitra,
kesepakatan kontraktual, sistem transaksi, dukungan kebijakan.
5.4.1 Hubungan Mitra
Universitas Sumatera Utara
Hubungan jangka panjang antara perusahaan dan pemasoknya sering dirancang untuk meningkatkan kemampuan strategis dan operasional antar anggota
rantai suplai. dengan perusahaan. Kerjasama strategis berusaha untuk saling membantu untuk mencapai manfaat yang signifikan dan berkelanjutan.
Jika perusahaan mengelola pemasok strategis, maka kinerja operasional, dalam hal kehandalan, fleksibilitas, biaya, dan kualitas, bisa meningkat. Seperti
disebutkan sebelumnya, tujuan umum dari SCM adalah untuk menciptakan nilai pelanggan.
Li et al. 2004 menyatakan bahwa semua praktek untuk mengelola hubungan pelanggan dapat sumber keunggulan kompetitif. Mengelola keluhan pelanggan,
membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan pelanggan kepuasan adalah beberapa contoh mereka metode untuk mengelola hubungan mitra.
Rungtusanatham et al. 2003 berpendapat bahwa perusahaan terlibat dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan dapat mengurangi ketidakpastian
permintaan, meningkatkan layanan pelanggan, dan akhirnya menurunkan biaya untuk stocking dan manajemen gudang.
Selain itu, sementara lingkungan pasar semakin semakin dinamis dan bergejolak, kemampuan untuk mengembangkan dan mengelola hubungan dengan
pelanggan yang muncul sebagai kemampuan kunci dan sebagai sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan Batt et al., 2004.
Pemilihan mitra merupakan salah satu faktor yang mendukung kesuksesan kegiatan rantai pasokan. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan TBS bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
menjamin terciptanya jalinan kerjasama yang saling menguntungkan. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan berkaitan erat dengan kriteria pemilihan dan proses
pengambilan keputusan berdasarkan informasi. Pihak yang dijadikan mitra dalam rantai pasokan setidaknya harus memenuhi prasyarat yang ditentukan oleh pihak
lainnya .
Tabel 5.1 menjelaskan ktriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan mitra. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan TBS antara lain meliputi
pemilihan mitra petani, pemilihan pengangkutan TBS, pemilihan mitra distributor CPO dan inti sawit.
Tabel 5.1 Kriteria Pemilihan Mitra
Pemasok Kebun Rakyat PKS Rambutan
1. Memproduksi TBS sesuai dengan kualitas yang dipersyaratkan
2. Mengirim produk tepat waktu, TBS tidak menginap
3. Sanggup mensuplai secara kontinu 4. Mengirim sesuai jumlah yang
disepakati 5. TBS terbebas dari tindak pidana
TBS Pihak III mempunyai asal muasal yang dapat dipertanggung-
jawabkan 1. Melaksanakan proses produksi
sesuai dengan kapasitas pabrik 2. Menjaga mutu selama proses
pengolahan 3. Melaksanakan perawatan pabrik
secara baik 4. Menerima mutu bahan baku sesuai
persyaratan 5. Menolak TBS yang tidak sesuia
dengan kriteria
Pengangkutan TBS Pengangkutan CPO Inti
1. Terdaftar dalam daftar rekanan tetap PTPN III
2. Mengirimkan TBS ke pabrik 3. Menyediakan moda angkutan yang
memadai sedara kuantitas dan kualitas
4. Mengirim secara kontinu 5. Mempunyai reputasi baik
1. Memiliki reputasi yang baik 2. Terdaftar dalam daftar rekanan tetap
tahunan 3. Mempunyai armada yang
mencukupi 4. Mempunyai performa perusahaan
yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Aspek yang sangat berpengaruh dalam pemilihan petani sawit sebagai mitra adalah kemampuan dan pengetahuan petani dalam menghasilkan TBS dengan
kualitas yang baik, kemampuan petani dalam menepati waktu pengiriman tandan buah segar yaitu maksimum 2 x 24 jam yang sesuai dengan kesepakatan. Setiap TBS
yang dijual harus dilengkapi dengan Surat Pengantar Buah yang sah dengan mencantumkan asal TBS, tanggal dan hari panen, tahun tanam, jumlah tandan dan
nomor polisi dari truk pengangkut yang ditandatangani pihak penjual dan dilengkapi identitas dari pihak penjual sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang melanggar
hukum. Selain kemampuan tersebut, PTPN III juga menilai kelayakan petani yang dijadikan mitranya. Kelayakan yang dinilai oleh
PTPN III terutama terkait dengan kepemilihan lahan yang harus benar, kemampuan produksi serta metode budidaya
yang baik. Kemampuan dan penilaian kelayakan petani dinilai oleh PTPN III pada saat mereka hanya sebatas mitra jual-beli, karena seringnya berinteraksi antara petani
dengan pihak PTPN III, maka pihak PTPN III mulai mengenal petani-petani yang menjadi mitra jual-belinya. sehingga PTPN III telah mengetahui kemampuan yang
dimiliki petani tersebut. Maka petani dengan penilaian kemampuan dan kelayakan seperti itulah yang dijadikan ukuran oleh PTPN III dalam menentukan mitranya.
Bagi petani sawit, tidak terdapat kriteria khusus dalam memilih mitra untuk memasarkan hasil panennya. Sebagian besar dari petani mitra tersebut, merasa
memiliki keuntungan dengan bermitra. Dengan bermitra, maka posisi tawar dari petani tersebut dapat meningkat dibandingkan dengan memasarkan sendiri
produknya. Secara umum, petani menginginkan penyalur yaitu bersedia membeli
Universitas Sumatera Utara
hasil panen sawit dengan harga tertinggi, bersedia berbagi informasi pasar yang akan
dituju dan kesanggupan dalam menyediakan dana cepat pada saat transaksi. Dalam prakteknya, ditentukan berdasarkan penimbangan di jembatan timbang milik PKS
Rambutan. Seluruh biaya yang pengangkutan dan biaya pembongkaran menjadi beban dan tanggung jawab pihak pemasok Pihak III.
Pihak PTPN III juga memiliki kriteria dalam memilih mitra distributor untuk mengirimkan CPO dari pabrik menuju ke konsumen. Pemilihan sebagai
Pengangkutan CPO dan inti sawit dikarenakan atas beberapa pertimbangan. Pertimbangan dalam memilih perusahaan pengangkutan yaitu kredibilitas dari
perusahaan tersebut dalam bidang distribusi produk agribisnis yang telah terpercaya, transparasi informasi, serta komitmen dalam kerjasama berkelanjutan dalam jangka
waktu yang lama.
5.4.2 Kesepakatan Kontraktual