64 b. Guru mengucapkan salam dan melakukan apersepsi dengan
menanyakan kabar pada siswa. c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
hari ini kepada siswa meskipun siswa memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatian namun anak tetap harus tahu kegiatan
yang akan dilakukan. d. Guru menunjukkan media powerpoint kepada siswa dan
menjelaskan isi materi secara runtut dan detail, lalu guru menanyakan jenis kelamin yang dimiliki siswa tersebut.
e. Siswa diminta untuk menunjuk gambar yang ada di dalam powerpoint sesuai dengan jenis kelamin siswa.
f. Guru menjelaskan dan menunjuk gambar yang ada di slide jika siswa salah dalam menyebutkan jenis kelamin.
g. Guru menunjukkan gambar pada slide powerpoint kepada siswa
dan menanyakan
ciri-ciri fisik
gambar yang
menunjukkan perbedaan jenis kelamin. h. Siswa diminta untuk menunjuk gambar ciri-ciri fisik didalam
slide yang disiapkan khusus untuk melatih siswa, jika jawaban siswa benar.
i. Guru membantu menunjuk gambar dan menjelaskan ciri-ciri fisik pada gambar kepada siswa, jika siswa salah dalam
menyebutkan ciri-ciri fisik pada gambar didalam slide.
65 j. Guru menunjukkan gambar pada slide kepada siswa dan
menanyakan nama anggota tubuh dan fungsinya, jika jawaban siswa benar.
k. Guru menjelaskan perbedaan perubahan usia pubertas antara laki-laki dan perempuan serta hal-hal yang dilarang dan
diperbolehkan ketika bertemu dengan lawan jenis hal apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
l. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai perbedaan jenis kelamin dan ciri-ciri fisiknya yaitu nama
anggota tubuh dan fungsinya, perbedaan perubahan usia pubertas antara laki-laki dan perempuan serta hal-hal yang
dilarang dan diperbolehkan ketika bertemu dengan lawan jenis pada slide didalam powerpoint dengan tepat.
3. Tahap Akhir Pada tahap ini merupakan tahap lanjut setelah dilakukannya
perlakuan atau intervensi. Tahap akhir ini disebut sebagai fase baseline-2. Pada fase baseline-2 merupakan pengulangan dari fase
baseline-1, yang dimaksudkan sebagai evaluasi setelah dilakukannya intervensi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep
jenis kelamin, dalam hal ini perlakuan yang digunakan dengan menetapkan media powerpoint terhadap kemampuan siswa mengenai
konsep jenis kelamin. Kegiatan pada fase baseline-2 ini, dapat
66 diketahui keefektifan media powerpoint peningkatan kemampuan
siswa dalam memahami konsep jenis kelamin dengan membandingkan hasil kegiatan dari baseline-1.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian di Sekolah Khusus Autis Bina Angita yang beralamat di Jalan Garuda 143 Kanoman, Tegal Pasar,
Banguntapan, Bantul. Sekolah ini merupakan Sekolah khusus untuk anak yang memiliki gangguan autis. Sekolah ini merupakan sebuah
lembaga bimbingan pada tahun 1999. Sekolah ini terdapat tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Masing-masing kelas berjumlah 3-6 siswa autis.
Beberapa pertimbangan peneliti dalam menentukan lokasi penelitian ini adalah:
a. Di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta ini adalah sekolah yang membimbing anak dengan gangguan autis sesuai
dengan variable terikat penelitian ini. b. Di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta ini terdapat
beberapa siswa yang memiliki usia pubertas. c. Belum pernah diberikan pembelajaran mengenai kesehatan
reproduksi terutama
konsep jenis
kelamin dengan
menggunakan media pembelajaran.
67
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan dengan rincian kegiatan penelitian berupa Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2.
Pelaksanaan pertama digunakan untuk kegiatan Baseline-1 yaitu mengetahui kemampuan siswa autis sebelum mendapatkan perlakuan atau
Intervensi. Pertemuan berikutnya diberikan perlakuan atau intervensi materi pembelajaran IPA dalam pembahasan kesehatan reproduksi
mengenai konsep
jenis kelamin dengan menggunakan media pembelajaran “powerpoint” dan pertemuan untuk melaksanakan kegiatan
Baseline-2 yaitu mengukur kemampuan pemahaman konsep jenis kelamin setelah diberikan perlakuan atau Intervensi menggunakan media
pembelajaran “powerpoint”. Adapun perinciannya terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Waktu dan Kegiatan Penelitian
Waktu Kegiatan Penelitian
Minggu pertama I
Memberikan Baseline-1 pemahaman materi konsep jenis kelamin tanpa memberikan perlakuan.
Minggu Pertama I dan Minggu
kedua II Pelaksanaan perlakuan atau Intervensi dengan
menggunakan media pembelajaran “Powerpoint”.
Minggu ketiga
II Memberikan Baseline-2 pemahaman materi konsep
jenis kelamin setelah diberikan perlakuan.
68
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan bagian dari penelitian yang paling penting karena, subjek penelitian merupakan hal yang dipermasalahkan dalam sebuah
penelitian. Subjek penelitian merupakan tempat untuk variable yang digunakan dalam penelitian akan melekat. Didalam penelitian ini subjek
penelitian ditentukan menggunakan teknik sampling bertujuan atau purposive. Teknik ini menggunakan subjek yang sudah ditentukan
karakteristiknya untuk menjadi sampel sebuah penelitian. Darmadi 2011: 64 menjelaskan bahwa pemilihan sampel dengan tujuan tertentu dapat dilakukan
dengan pertimbangan professional peneliti dalam usahanya mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, subjek penelitian dalam penelitian ini adalah anak autis kelas VIII SMPLB Bina Anggita yang terdiri dari 1 orang.
Subjek tersebut dipilih karena mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan pengawasan dan bimbingan guru maupun orangtua. Subjek juga
sudah mulai mengalami masa pubertas dengan usia 17 tahun, siswa memiliki kemampuan dalam bidang akademik yang perlu dioptimalkan.
Adapun penetapan subjek penelitian ini didasarkan atas beberapa kriteria penentuan subjek penelitian, yaitu :
1. Subjek merupakan siswa autis kelas VIII SMPLB Bina Anggita yang memiliki kemampuan akademik dan perlu dikembangkan.
69 2. Subjek merupakan siswa autis dengan kognitif baik, subjek memiliki
kemampuan membaca, menulis, mengamati, memahami bacaan dan menjawab soal-soal dengan kalimat sederhana.
3. Daya konsentrasi subjek dapat tinggi apabila dengan bimbingan. 4. Subjek merupakan siswa autis yang sudah memiliki kemampuan
berinteraksi dengan lingkungan maka dari itu perlu adanya pemahaman konsep jenis kelamin.
5. Subjek merupakan siswa autis yang mengetahui identifikasi jenis kelamin, namun belum memahami peran masing jenis kelamin
sehingga dalam berperilaku terhadap lawan jenis masih perlu pengawasan dan bimbingan guru dan orangtua.
E. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sebuah atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian menurut Juang Sunanto 2015: 12. Pada penelitian
ini terdapat dua variable penelitian yang akan menjadi objek yang akan diteliti, sebagai berikut:
1. Variable terikat dalam penelitian subjek tunggal dikenal dengan nama target behavior atau perilaku sasaran yakni memahami konsep jenis
kelamin pada anak autis. 2. Variable bebas dalam penelitian subjek tunggal dikenal dengan nama
intervensi atau perlakuan yakni media pembelajaran “Powerpoint”.