Pengertian Anak Autis Kajian Tentang Anak Autis

23 diberikan penanganan secara baik dan tepat. Pentingnya layanan khusus yang diberikan kepada penyandang autis sebagai tindakan untuk meminimalisir gangguan atau hambatan yang dimilikinya sehingga anak tetap mengoptimalkan kemampuan dan potensi yang ada. Gangguan atau hambatan yang dialami oleh anak autis perlu penanganan secara baik dan tepat. Penanganan yang diberikan secara efektif untuk kebutuhan pembelajaran anak autis berupa layanan khusus yaitu dengan memberikan metode, media atau tekhnik khusus untuk mengatasi hambatan ketidakmampuannya dalam bersosial. Layanan khusus yang digunakan harus sesuai dengan kondisi atau karakteristik serta memperhatikan kemampuan yang dimiliki siswa anak autis untuk menggunakan tekhnik, strategi, metode, dam media dalam pembelajaran anak autis. Anak autis yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan siswa autis kelas VIII SMPLB di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep jenis kelamin. Letak kesulitannya adalah kurangnya informasi yang diterima dan pemberian materi kurang konkrit akibat dari masalah atau gangguan pada aspek interaksi sosial dan komunikasi.

2. Karakteristik Anak Autis kelas VIII SMPLB

Abdul Hadis 2006: 46 mendeskripsikan karakteristik anak autis berdasarkan jenis masalah atau gangguan yang dialami oleh anak autis. ada 6 jenis masalah atau gangguan yang dialami oleh anak autistik, yaitu 24 masalah komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, gangguan pola bermain, ganguan perilaku, dan gangguan emosi. Keenam jenis masalah atau gangguan ini, masing-masing memiliki karakteristik. a. Masalah gangguan di bidang komunikasi, dengan karakteristik yang nampak pada anak autistik berupa : 1 Perkembangan bahasa anak autistik lambat atau sama sekali tidak ada. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara lalu kemudian hilang kemampuan bicara. 2 Kadang-kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya. 3 Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang, dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. 4 Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi. Senang meniru atau membeo echolalia. 5 Bila senang meniru, dapat menghafal kata-kata atau nyanyian yang didengar tanpa mengerti artinya. 6 Sebagian anak autis tidak berbicara bukan kata-kata atau sedikit bicara kurang verbal sampai usia dewasa. 7 Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu. b. Masalah gangguan di bidang interaksi sosial, dengan karakteristik berupa : 1 Anak autistik lebih suka menyendiri. 2 Anak tidak melakukan kontak mata dengan orang lain atau menghindari tatapan muka atau mata dengan orang lain. 3 Tidak tertarik untuk bermain bersama dengan teman, baik yang sebaya atau lebih tua dari umurnya. 4 Bila diajak bermain, anak autistik tidak mau dan menjauh. c. Masalah gangguan di bidang sensori, dengan karakteristik berupa : 1 Anak autistik tidak peka terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk. 2 Anak autistik bila mendengar suara keras langsung menutup telinga. 3 Anak autistik senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda- benda yang adadisekitarnya. 4 Tidak peka terhadap rasa sakit dan rasa takut. d. Masalah gangguan di bidang pola bermain, dengan karakteristik berupa : 1 Anak autistik tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya. 2 Anak autistik tidak suka bermain dengan anak atau teman sebayanya. 3 Anak autistik tidak memiliki kreatifitas dan tidak memiliki imajinasi. 25 4 Anak autistik tidak bermain sesuai dengan fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya diputar-putar. 5 Anak autistik senang terhadap benda- benda yang berputar seperti kipas angina,roda sepeda, dan sejenisnya. 6 Anak autistik sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana. e. Masalah gangguan di bidang perilaku, dengan karakteristiknya berupa : 1 Anak autistik tidak dapat berperilaku berlebihan atau terlalu aktif hiperaktif dan berperilaku kekurangan hipoaktif. 2 Anak autistik memperlihatkan perilaku stimulasi diri atau merangsang diri sendiri seperti bergoyang-goyang, megepakkan tangan seperti burung. 3 Berputar-putar mendekatkan mata ke pesawat televisi, lari atau berjalan dengan bolak-balik, dan melakukan gerakan yang diulang- ulang. 4 Anak autistik duduk bengong dengan tatapan kosong. f. Masalah gangguan dibidang emosi, dengan karakteristiknya berupa : 1 Anak autistik sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa- tawa, dan menangis tanpa alasan. 2 Anak autistik dapat mengamuk tak terkendali jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya. 3 Anak autistik kadang agresif dan merusak. 4 Anak autistik kadang menyakiti dirinya sendiri. 5 Anak autistiktidak memiliki empati dan tidak mengerti perasaan orang lain yang ada disekitarnya. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian tentang anak autis yaitu anak yang mengalami gangguan perkembangan yang kompleks ditandai dengan 4 aspek yang menunjukkan karakteristik anak autis, aspek tersebut yaitu : aspek komunikasi, interaksi sosial, pola bermain, dan perilaku. Keempat aspek tersebut ditandai dengan ciri-ciri karakter anak berupa sulit melakukan kontak mata, seakan asyik dengan dunia sendiri, melakukan gerakan yang berulang-ulang, ekolalia, kelekatan terhadap suatu benda, menyukai benda-benda yang bergerak, tidak mau dirubah rutinitasnya, sulit untuk berinteraksi sosial dengan orang lain, sulit 26 menyesuaikan keadaan dilingkungan, kesulitan berkomunikasi, respon tidak sesuai tak ada respon terhadap suara, sedangkan karakteristik siswa autis kelas VIII SMPLB di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita didalam penelitian ini, yaitu anak tidak melakukan kotak mata dengan yang lain, berbicara tanpa arti secara berulang-ulang. Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai dengan artinya sehingga, karakteristik yang terdapat pada siswa dalam penelitian ini merupakan gangguan yang dimiliki siswa pada aspek interaksi sosial disertai dengan gangguan komunikasi sosial. Karakteristik tentang anak autis tersebut menjadi pertimbangan dalam memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, di dalam penelitian ini tindakan yang dilakukan adalah mengujicobakan media powerpoint untuk pembelajaran konsep jenis kelamin dalam pembelajaran IPA siswa autis kelas VIII SMPLB di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita. Ujicoba media ini untuk membantu anak autis yang kemampuan berfikirnya mulai dari abstrak ke konkrit yakni mengkonkritkan materi yang bersifat abstrak sehingga lebih mudah dipelajari.

3. Gaya Belajar Anak Autis

Autis merupakan gangguan perkembangan pada aspek bahasa, interaksi sosial, pola bermain, komunikasi sosial, dan kognitif. Anak autis memiliki gaya belajar masing-masing untuk mengembangkan

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF UNTUK ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 32 200

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KARAWITAN PADA ANAK AUTIS DI SLB KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 3 147

PELAKSANAAN ASESMEN UNTUK LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 7 229

KEEFEKTIFAN MEDIA PAPAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA AUTIS KELAS IV DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

2 2 213

PENINGKATAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI UNTUK ANAK AUTIS KELAS XI DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN BINA DIRI ANAK AUTIS DALAM BERPAKAIAN MELALUI METODE LATIHAN (DRILL) DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 152

EFEKTIVITAS MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGGOTA TUBUH MANUSIA PADA ANAK AUTIS KELAS 2 SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

14 96 171

KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN BERWUDHU ANAK AUTIS KELAS X SMALB SEKOLAH KHUSUS AUTISMA BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 240

EFEKTIVITAS MEDIA VISUAL KIRIGAMI POP UP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK AUTIS KELAS II SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA BANTUL YOGYAKARTA.

7 30 154

PENGARUH MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAGI ANAK AUTIS KELAS VII DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 2 206