20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Anak Autis
1. Pengertian Anak Autis
Ada berbagai pendapat mengenai pengertian autis. secara etimologis kata “autisme” berasal dari kata “auto” dan “isme”. Auto artinya diri
sendiri, sedangkan isme berarti suatu aliranpaham. Dengan demikian autisme diartikan sebagai suatu paham yang hanya tertarik pada dunianya
sendiri. walaupun autis sudah ada sejak dahulu, istilah autis baru diperkenalkan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner menjelaskan
bahwa autis adalah suatu kondisi seseorang yang asyik dengan dunianya sendiri, sehingga ada hambatan untuk melakukan kontak dengan dunia
luar Mark reber, 1992: 407. Sedangkan menurut Indviduals with Disabilities Education
ActIDEA Hallahan Kauffman, 2009 : 425 mendefiniskan autism sebagai berikut :
“A developmental disability affecting verbal and nonverbal communication and social interaction, generally evident before age 3, that
affects a child’s performance. Other characteristic often associated with autism are engagement in repetitive activities and stereotyped movements,
resistance to environmental change or change in daily routines, and unusual response to sensory experience. The therm does not apply if a
child’s educational performance is adversely affected primarily because the child has serious emotional disturbance”.
Pendapat di atas menjelaskan bahwa autis merupakan hambatan atau gangguan yang mempengaruhi komunikasi verbal, non verbal, dan
interaksi sosial. Gangguan tersebut dialami oleh anak autis sebelum usia 3
21 tahun. Karakteristik lain yang sering muncul pada anak autistik adanya
resistensi terhadap lingkungan. Anak menolak pada perubahan aktivitas sehari-hari dan respon yang tidak biasa. Anak cenderung memberikan
respon yang tidak sesuai terhadap stimulus. Anak autis adalah anak yang memiliki hambatan atau gangguan perkembangan yang kompleks yang
terjadi sebelum usia 3 tahun, berdampak pada perkembangan sosial, komunikasi, perilaku dan emosi yang tidak berkembang secara optimal.
Akibat gangguan yang dialami anak menjadi kurang memperhatikan lingkungan dan asik dengan dunianya sendiri Endang Supartini, 2009.
Ada tiga gangguan atau masalah yang dihadapi oleh anak autis, yakni : 1 gangguan komunikasi, 2 gangguan interaksi sosial, dan 3 minat yang
terbatas dan berulang-ulang pada suatu objek Suparno, Endang Supartini, dan purwandari : 2010: 25.
Menurut Depdiknas Abdul Hadis, 2006: 15 Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi,
interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi dan anak autistik ialah anak yang mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi
sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku, dan emosi. Hambatan atau gangguan yang dialami oleh anak autis sangat berpengaruh terhadap
perkembangan. Treatment and Educational of Autistik and Communication
Handicapped Children
Program TEACCH
dalam Hasdianah
menyebutkan “autism is a lifelong developmental disability that prevents individuals front understanding what they see, hear and otherwise sense.
This result in serve problem of sosial relationships, communication and
behavior”.
22 Pendapat tersebut diartikan bahwa Autistik dipahami sebagai
gangguan perkembangan neurobiologis yang berat sehingga gangguan tersebut
mempengaruhi bagaimana
anak belajar,
berkomuikasi, keberadaan anak dalam lingkungan dan hubungan dengan orang lain.
Dampak dari gangguan yang dimiliki anak autis adalah perkembangan yang lambat pada aspek sosial, sehingga anak autis kesulitan dalam
menyesuaikan lingkungan. Namun tidak membatasi untuk terus mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki anak autis.
Beberapa masalah yang dialami anak autis, dalam penanganannya dibutuhkan beberapa ahli, terutama kolaborasi antara orangtua dan guru
serta tim medis dan psikolog. Menurut Setiati Widihastuti 2007: 1 autis merupakan gangguan psikologi dasar anak yang berkaitan dengan fungsi
kognitif, emosi, dan psikomotorik anak. Gangguan yang dialami oleh anak biasanya disebut dengan gangguan perkembangan pervasive yang terjadi
pada anak saat masih balita, sehingga dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, serta perlu melibatkan kolaborasi dari beberapa ahli, terutama
orang tua, medis, psikologi, dan guru. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, maka disimpulkan
autisme merupakan suatu gangguan yang menghambat perkembangan secara kompleks pada anak. Gejala-gejala autis yang muncul pada usia
sebelum usia 3 tahun. Hambatan-hambatan tersebut nampak pada aspek komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Ketiga aspek ini saling
mempengaruhi dan berdampak buruk pada kehidupan anak apabila tidak
23 diberikan penanganan secara baik dan tepat. Pentingnya layanan khusus
yang diberikan kepada penyandang autis sebagai tindakan untuk meminimalisir gangguan atau hambatan yang dimilikinya sehingga anak
tetap mengoptimalkan kemampuan dan potensi yang ada. Gangguan atau hambatan yang dialami oleh anak autis perlu
penanganan secara baik dan tepat. Penanganan yang diberikan secara efektif untuk kebutuhan pembelajaran anak autis berupa layanan khusus
yaitu dengan memberikan metode, media atau tekhnik khusus untuk mengatasi hambatan ketidakmampuannya dalam bersosial. Layanan
khusus yang digunakan harus sesuai dengan kondisi atau karakteristik serta memperhatikan kemampuan yang dimiliki siswa anak autis untuk
menggunakan tekhnik, strategi, metode, dam media dalam pembelajaran anak autis. Anak autis yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
siswa autis kelas VIII SMPLB di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep jenis kelamin. Letak
kesulitannya adalah kurangnya informasi yang diterima dan pemberian materi kurang konkrit akibat dari masalah atau gangguan pada aspek
interaksi sosial dan komunikasi.
2. Karakteristik Anak Autis kelas VIII SMPLB
Abdul Hadis 2006: 46 mendeskripsikan karakteristik anak autis berdasarkan jenis masalah atau gangguan yang dialami oleh anak autis.
ada 6 jenis masalah atau gangguan yang dialami oleh anak autistik, yaitu