Deskripsi Subjek Penelitian Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian

99 baseline-1 berada pada rentang 60 sampai 73 termasuk dalam kategori cukup. Pada sesi I anak mendapatkan skor sejumlah 27 jawaban benar kemudian hasil dari persentase sejumlah 60. Pada sesi II anak mendapatkan skor 30 dengan jawaban benar kemudian di persentase dengan pembulatan yaitu 67. Pada sesi III data yang diperoleh siswa menunjukkan hasil yang sama dengan skor sejumlah 35 dengan jawaban benar kemudian hasil dari persentase dengan pembulatan yaitu 73. Kemampuan memahami konsep jenis kelamin AK pada fase baseline-1 menunjukkan bahwa siswa mengetahui bagian-bagian anggota tubuh secara umum, seperti: rambut, mata, hidung, tangan, perut, lutut, dan kaki, sedangkan pada saat melihat gambar di lembar tes kemampuan dapat menyebutkan anggota tubuh yang termasuk dengan bagian kepala, badan, dan kaki. Pada saat memahami konsep jenis kelamin dengan menyebutkan nama bagian anggota tubuh siswa nama anggota tubuh belum tepat. Fase Baseline-1 dilakukan dengan memberikan soal tes kepada subjek sebanyak 15 soal yang mencakup empat aspek yang berbeda meliputi, nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, perbedaan ciri-ciri fisik laki-laki dan perempuan pada usia pubertas, dan hal yang tidak boleh disentuh oleh lawan jenis. Pemberian tes kemampuan memahami konsep jenis kelamin diberikan waktu selama 30 menit. Pada sesi pelaksanaan baseline-1 subyek menunjukkan sikap ketersediaan dalam mengerjakan lembar tes yang diberikan. Hal ini terlihat ketika peneliti 100 meminta subjek untuk mengerjakan soal kemudian subjek menyetujui dan langsung mengerjakan hingga selesai. Analisis hasil fase baseline-1 menunjukkan bahwa subjek mampu menyebutkan nama anggota tubuh meliputi bagian kepala, badan, dan kaki. Pada sesi I terdapat soal yang tidak dijawab karena tidak tahu, yaitu anggota tubuh bagian badan meliputi “pundak”, “Punggung”, “lengan”, “dada”, dan “perut”, kemudian anggota tubuh bagian kaki yang tidak dijawab berupa: „Tumit”, “paha”, dan “betis”. Pada soal fungsi anggota tubuh terdapat beberapa item yang tidak diisi, yaitu: Fungsi anggota tubuh bagian badan dan kaki secara keseluruhan. Siswa mampu menjawab namun jawaban kurang tepat pada soal mengenai aspek ciri- ciri perubahan fisik pada usia pubertas, seperti ciri-ciri perubahan usia pubertas pada laki- laki berupa “jakun dan kumis” dan perempuan “keputihan, suara melengking, payu dara” yang tidak terlihat pada laki- laki dan perempuan dan jawaban kurang lengkap pada soal mengenai aspek larangan sentuhan terhadap lawan jenis. Pada saat melakukan pengukuran kemampuan memahami konsep jenis kelamin fase baseline-1 berlangsung, anak diminta untuk mengulangi dua kali pada setiap pertanyaan agar bisa dijawab. Hal tersebut dilakukan untuk mneghindari ketidaktelitian anak saat membaca pertanyaan. Apabila dalam dua kali mengulang anak tetap tidak tahu jawaban dari pertanyaan berarti anak memang belum memahami konsep jenis kelamin yang terdiri dari empat aspek bukan karena anak tidak teliti.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF UNTUK ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 32 200

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KARAWITAN PADA ANAK AUTIS DI SLB KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 3 147

PELAKSANAAN ASESMEN UNTUK LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 7 229

KEEFEKTIFAN MEDIA PAPAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA AUTIS KELAS IV DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

2 2 213

PENINGKATAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI UNTUK ANAK AUTIS KELAS XI DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN BINA DIRI ANAK AUTIS DALAM BERPAKAIAN MELALUI METODE LATIHAN (DRILL) DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 152

EFEKTIVITAS MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGGOTA TUBUH MANUSIA PADA ANAK AUTIS KELAS 2 SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

14 96 171

KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN BERWUDHU ANAK AUTIS KELAS X SMALB SEKOLAH KHUSUS AUTISMA BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 240

EFEKTIVITAS MEDIA VISUAL KIRIGAMI POP UP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK AUTIS KELAS II SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA BANTUL YOGYAKARTA.

7 30 154

PENGARUH MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAGI ANAK AUTIS KELAS VII DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 2 206