Kerja Tim Kepemimpinan dan Strategi

162 permohonan kepada sebuah badan sertifikasi yang dipilihnya sendiri untuk diaudit. Dari teori dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa SMM ISO 9001: 2008 adalah sistem yang dibangun SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta dengan melaksanakan prosedur yang meliputi tahapan: penulisan dan pengesahan dokumen, pelaksanaan dan penyempurnaan, serta sertifikasi.

f. Kerja Tim

Oakland Sallis, 2010: 179 menyebutkan bahwa “Kerja tim dalam sebuah organisasi merupakan komponen penting dari implementasi TQM, mengingat kerja tim akan meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, dan mengembangkan kemandirian”. Tim membutuhkan waktu untuk tumbuh dan dewasa. Tuckman Sallis, 2010: 184-187 mengatakan ada empat tahap pertumbuhan dan kematangan dalam perkembangan tim diantaranya yaitu: 1 tahap perkembangan, dimana pada tahap ini tim belum menjadi sebuah tim, melainkan sekumpulan individu-individu. Tingkat emosi yang diasosiasikan dalam tahap ini dimulai dari kehebohan, optimisme, idealisme, kebanggaan, dan antisipasi terhadap kekhawatiran, kecurigaan, dan kegelisahan; 2 tahap tantangan, merupakan tahap di mana para anggota mulai menyadari skala tugas ke depan dan mereka bisa bereaksi negatif pada tantangan-tantangan yang datang dengan menempatkan agenda-agenda pribadi masing-masing. 163 Konflik akan senantiasa menyertai pada tahap ini, namun sisi positifnya adalah para anggota mulai memahami satu sama lain; 3 tahap penataan norma, merupakan tahap dimana sebuah tim memutuskan dan mengembangkan metode-metode kerjanya. Tim tersebut mulai menetapkan peraturan dan norma. Pendekatan pelatihan yang terstruktur dalam kerja tim sangat membantu dalam tahap ini; 4 tahap kerja keras, anggota tim mulai keluar dari perbedaan dan menentukan metode kerja serta mereka mampu memulai proses pemecahan masalah dan meningkatkan proses. Mekanisme pembentukan tim TQM SMA Negeri 3 Yogyakarta untuk yang pertama kali yakni melalui mekanisme penunjukan. Seiring berjalannya waktu dan karena TQM menjadi bagian dari aktivitas sekolah maka manajemen mutu SMA Negeri 3 Yogyakarta direpresentasikan dengan keberadaan Wakil Kepala Sekolah urusan Manajemen Mutu. Dalam hal ini, Wakasek urusan Manajemen Mutu dipilih seperti Wakasek- Wakasek yang lain. Teknis mekanismenya yakni dengan mengusulkan atau diusulkan; kemudian ada fit and proper test. Ada tim fit and proper test pemilihan Wakasek. Untuk tim fit and proper test terdiri atas unsur guru, Tata Usaha, kemudian Komite Sekolah. Saat ini Wakasek ada 5 lima, 4 empat Wakasek urusan yang lainnya menjalankan program, dan untuk Wakasek urusan Manajemen Mutu melakukan kontrol. Wakasek urusan Manajemen Mutu membawahi 4 empat bagian yakni: 1 Dokumen Kontrol; 2 Lead Auditor ketua auditor internal; 3 Tim Pengembang; 4 Tim UPKG Unit Peningkatan Kompetensi Guru Studi. Disamping itu 164 ada pembantu umum berkaitan dengan administrasi internal manajemen mutu sendiri. Adapun proses pembentukan tim TQM di SMK Negeri 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut: sebelum ada SMM ISO 9001: 2008 belum terbentuk QMS, hanya tim ISO pada waktu proses penyusunan dengan jangka waktu 1 satu tahun. Setelah adanya sertifikasi kemudian ditetapkan stuktur yang ada di sekolah oleh kepala sekolah. Struktur tim yang terbentuk meliputi beberapa bagian yaitu: 1 Wakil Kepala Sekolah urusan Manajemen dan Ketenagaan; 2 Sekretaris; 3 Litbang Penelitian dan Pengembangan; 4 Pengelolaan Dokumen; 5 Urusan RSBI. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan mekanisme pembentukan tim TQM di SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta secara teknis memang berbeda namun pada prinsipnya mengalami dinamika yang sama yakni kerja tim sudah mencapai tahap kerja keras, dimana anggota tim keluar dari perbedaan dan menentukan metode kerja serta mereka mampu memulai proses pemecahan masalah dan meningkatkan proses.

g. Assesmen Diri