Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

181 Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013. Kedua sekolah juga melaksanakan program pembinaan bakat dan minat peserta didik.

4. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam manajemen tersebut. Kegiatan- kegiatan tersebut meliputi rekruitmen, pengangkatan dan penugasan, pembinaan dan pengembangan, dan pemberhentian. Rekruitmen pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya Enco Mulyasa, 2005: 43. Lebih lanjut, pengadaan personil merupakan tindakan yang dilakukan lembaga untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui tahapan mulai dari pengumuman kebutuhan, menyeleksi sampai pengangkatannya Hartati Sukirman, 2002: 21. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 29 ayat 4, 182 Pendidik pada SMA MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: 1 kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D- IV atau sarjana S1, 2 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan 3 sertifikat profesi guru untuk SMA MA. Dan ayat 6, Pendidik pada SMK MAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: 1 kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-IV atau sarjana S1, 2 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan 3 sertifikat profesi guru untuk SMK MAK. Kedua sekolah tersebut seharusnya menyediakan pendidik dan tenaga pendidikan seperti yang tersebut dalam perundang-undangan, namun pada pelaksanaannya saat ini masih ada yang belum memenuhi kriteria yang disebutkan dalam perundang-undangan yang ada. Hal ini terbukti dengan adanya rekapitulasi keadaan guru di SMA Negeri 3 Yogyakarta, seperti dalam tabel di bawah ini. Tabel 14. Rekapitulasi keadaan guru SMA Negeri 3 Yogyakarta. No. Status Pendidikan Golongan Jenis Kelamin Jumlah D3 S-1 S-2 III IV L P 1 Tetap PNS 37 9 12 34 26 20 46 2 Tidak Tetap 2 13 3 - - 12 6 16 Jumlah 2 40 12 12 34 38 26 62 Tabel 15. Rekapitulasi keadaan guru di SMK Negeri 4 Yogyakarta. No. Nama Mata Pelajaran Total Guru Status Kepegawaian Pendidikan Usia Jenis Kelamin PNS Non PNS Dip S-1 S-2 35 35-51 ≥ 51 L P 1 Normatif 35 23 12 2 32 1 13 17 5 17 18 2 Adaptif 36 30 6 1 32 3 15 16 5 11 25 3 Produktif 68 54 14 3 63 2 17 33 18 7 61 Jumlah 139 107 32 6 127 6 45 66 28 35 104 183 Dengan demikian dalam perekrutan dan pembinaan pendidik di SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta belum sepenuhnya menerapkan sistem perundang-undangan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Selanjutnya, dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 41 ayat 2, “pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan pendidikan formal”. Proses pengangkatan personil di SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta untuk pengangkatan PNS mengikuti peraturan pemerintah, sedangkan untuk GTT PTT setelah diterbitkannya Surat Keputusan dari lembaga pendidikan yang bersangkutan kemudian dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan tupoksi yang diberikan. Adapun pengembangan pegawai merupakan usaha yang dilakukan untuk memajukan dan meningkatkan mutu serta efisiensi kerja seluruh personil yang berada dalam lingkungan sekolah Hartati Sukirman, 2002: 23. Untuk itu, SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta memfasilitasi personil untuk kenaikan pangkat, kenaikan angka kredit, dan golongan melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kompetensi yang dibutuhkan masing-masing personil. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 44 ayat 1, “pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah”. Jadi SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta bekerjasama dengan dinas terkait atau lembaga lainnya untuk melakukan pengembangan dan pembinaan 184 personil. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa pelatihan-pelatihan, misalnya training ICT, seminar pendidikan, pelatihan guru oleh dinas pendidikan Kota Yogyakarta atau bahkan kedua sekolah tersebut juga pernah memberangkatkan guru terbaiknya untuk melakukan studi banding ke luar negeri. Pemberhentian personil adalah pemutusan hubungan kerja, baik sementara maupun selamanya atas permintaan personil tersebut maupun kehendak pihak lembaga Hartati Sukirman, 2002: 25. Oleh karena itu, SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta merekrut personil yang masih memiliki masa tugas yang relatif lama. Dengan adanya perekrutan GTT PTT tersebut maka pemberhentian dilaksanakan apabila sudah ada ploting guru dan pegawai dari dinas terkait. Hal itu sesuai dengan surat perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Jadi, sangat dimungkinkan pemberhentian akan terjadi sepihak, yaitu pemberhentian dari diri sendiri maupun dari lembaga terkait. Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa manajemen pendidik dan tenaga pendidikan SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta telah melakukan kegiatan yang ada sesuai dengan teori manajemen pendidikan. Kegiatan rekruitmen dilakukan khusus untuk GTT PTT dan prosedurnya berlaku standar sekolah dan pemerintah. Pengangkatan dan penugasan diberikan sesuai dengan kebutuhan saat itu. Pembinaan dan pengembangan personil sudah dilaksanakan dengan tujuan untuk memfasilitasi personil menyelesaikan tupoksinya. Pemberhentian GTT PTT dilaksanakan sepihak sesuai dengan surat perjanjian yang telah disepakati bersama. 185

5. Manajemen Sarana dan Prasarana