54 dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
tanggung jawabnya. 8 Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya
agar dapat bekerja secara berkualitas. 9 Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara
vertikal dan horizontal. 10 Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas. 11 Sekolah memandang atau menempatkan
kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki
kualitas layanan lebih lanjut. 12 Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja. 13 Sekolah menempatkan
peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.
C. Kerangka Berpikir
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah, maka sekolah harus mampu melakukan strategi-strategi atau inovasi dalam
penyelengaraannya. Di era globalisasi saat ini menuntut keterbukaan di setiap komponen pendidikan. Sekolah yang tutup karena tidak memenuhi
syarat minimal peserta didiknya, sekolah yang sangat tertutup yang berimplikasi pada timbulnya seseorang enggan melakukan penelitian pada
sekolah yang bersangkutan di mana penelitian yang dilakukan memberikan manfaat bagi perkembangan sek
olah, guru yang “killer”, dan sekolah tidak memiliki tradisi ilmiah adalah beberapa fenomena negatif
yang berkembang di dunia pendidikan kita saat ini. Apabila dirunut akar
55 permasalahannya tentu saja berasal dari internal sekolah itu sendiri, yakni
manajemen sekolah yang buruk. Dengan demikian bagi sekolah diharapkan mampu mencari inovasi-inovasi baru sehingga mengetahui
secara persis apa sebenarnya yang menjadi trend dan kebutuhan masyarakat. Pada akhirnya sekolah-sekolah yang unggul dalam kualitaslah
yang akan dicari oleh masyarakat. Tuntutan akan sekolah yang memiliki mutu dan integritas tinggi,
mengharuskan sekolah untuk senantiasa merespon kebutuhan pelanggan sehingga sekolah mampu berkompetisi dengan sekolah lainnya.
Total Quality Management in Education adalah salah satu dari sekian
banyak jawaban bagaimana mengentaskan fenomena-fenomena buruk yang hinggap dalam penyelenggaraan pendidikan kita saat ini. Tujuan dari
penerapan TQME diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. TQME adalah alat meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam TQM, Ada beberapa standar sistem menajemen organisasi, yang sudah diakui secara nasional maupun international, antara lain: 1
Sistem Manajemen Berbasis Sekolah MBS; 2 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi tahun 2000 atau 2008; 3 Sistem Manajemen Mutu
MBPE Malcolm Baldrige Performance Excellence; 4 Sistem Manajemen dengan model Balance Score Card BSC, dan lain
sebagainya. SMA Negeri 3 Yogyakarta yang merupakan sekolah tertua dan
terkemuka di Yogyakarta ini telah melakukan upaya peningkatan mutu
56 pendidikan yaitu melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Pada
tanggal 13 Juli 2007 telah memperoleh sertifikat sebagai Cambridge International Centre
dengan Centre Number ID 108. Begitu pula dengan SMK Negeri 4 Yogyakarta telah berkomitmen dengan dicanangkannya
Sistem Manajemen ISO 9001: 2008. Dengan demikian SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta sudah mendapat penjaminan
mutu di semua kegiatannya, dimana dalam layanan jasa pendidikan selalu mengadakan peninjauan, melaksanakan penyempurnaan mutu secara terus
menerus dan dikomunikasikan agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan atau stakeholder.
Produk barang atau jasa merupakan mata rantai pencaharian suatu organisasi. Produk yang berkualitas tidak akan tercapai tanpa proses kerja
yang bermutu. Proses kerja yang berkualitas tidak akan timbul tanpa organisasi dikelola dengan baik. Organisasi akan sia-sia tanpa adanya
komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk meningkatkan kualitas. TQME akan sukses diterapkan di sekolah jika top manager dalam hal ini
kepala sekolah mampu melakukan: 1 Pahami: filosofi, visi, misi, aksi, kebutuhan pelanggan, dan keunikan karyawan; 2 Ciptakan: proses yang
efisien; budaya kerja yang kondusif, dan tim kerja yang solid; 3 Galakkan: pencatatan data, usaha perbaikan, dan semangat kerja; 4
Kembangkan: diri sendiri, bawahan, dan rekanan; 5 Dapatkan: kesamaan persepsi, komitmen atasan, teman selevel, dan bawahan; 6 Terapkan:
gaya kepemimpinan partisipatif.
57 Apakah faktor sukses TQME di atas juga tengah diterapkan oleh SMA
Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta atau sekolah memiliki pola yang lain yang jauh lebih baik dalam mengimplementasikan
Total Quality Management in Education. Berdasarkan kajian tersebut
ternyata kegiatan implementasi TQME cukup didukung oleh semua pihak dengan menerapkan langkah sukses TQME di atas. Dengan demikian
asumsi yang mendasari penelitian ini yakni keberhasilan SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta dalam mengimplementasikan
TQME ini sangat dipengaruhi oleh komitmen pada 4 kerangka Mutu Pendidikan serta penerapan 6 enam langkah sukses TQME. Namun,
untuk berapa tingkat capaiannya belum diketahui.
58 Kerangka berfikir yang mendasari penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 5. Bagan Kerangka Berfikir
59
D. Pertanyaan Penelitian