4.2. GROUP KURATIF 4.2.1. Kadar kolesterol
Kadar kolesterol untuk group kuratif yaitu K1 KPstatin, K2 KN, K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu EEJT terlihat pada tabel dibawah ini. Pada
group kuratif ini jamur tiram baik EEJT maupun residu EEJT diberikan setelah tercapai keadaan hiperkolesterol, lamanya pemberian pakan tinggi kolesterol
untuk mencapai keadaan hiperkolesterol 20 minggu dan untuk pengobatan 10 minggu. EEJT diberikan kepada K3, residu EEJT diberikan kepada K4
sedangkan untuk K1 diberi obat golongan statin, K1 sebagai kontrol positif Tabel 4.14. Kadar kolesterol tikus group kuratif n = 6
Minggu Kadar Kolesterol tikus group kuratif mgdL
K 1 K 2
K 3 K 4
20 219,4 ± 0,5
222,9 ± 11,3 212 ± 3,2
218,7 ± 6,3 21
202,7 ± 7,1 194,2 ± 7,4
192,3 ± 3,8 204,9 ± 1,1
22 159 ± 7,4
184,4 ± 7,5 169,7 ± 3,3
162,1 ± 5,2 23
154,9 ± 7,4 171,5 ± 17,8
150,7 ± 6,4 168,5 ± 3,2
24 155,5 ± 3,6
169,4 ± 23 148,9 ± 9,7
167,8 ± 4,3 25
156,8 ± 1,1 174,1 ± 17,9
148,1 ± 3,7 164,9 ± 8,9
26 148,7 ± 0,6
155,5 ± 8,3 136,1 ± 10,2
174,4 ± 17,2 27
146,6 ± 5,4 169 ± 12,8
133,5 ± 2,5 150,4 ± 3,7
28 159,9 ± 6,9
196 ± 10,6 136,3 ± 1,3
147,3 ±16,9 29
162,9 ± 3,9 189,1 ± 14,6
139,4 ± 0,6 144,6 ± 20,3
30 150,7 ± 32,3
211,9 ± 3,9 134,6 ± 1,3
148 ± 5,7
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
Tabel diatas menunjukkan kadar rata-rata kolesterol tikus group kuratif. Dari tabel
diatas diperoleh grafik kadar kolesterol terhadap waktu, tetapi grafik kolesterol yang dibuat pada kelompok kuratif ini dimulai pada minggu ke 20 atau sesudah
tercapai keadaan hiperkolesterol sampai minggu ke 30. Grafik tersebut terlihat seperti di bawah ini
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14. Hubungan kadar kolesterol terhadap waktu pada tikus group kuratif
kelompok 1 kontrol positif, 2 kontrol negatif, 3 diberi EEJT dan 4 diberi residu EEJT.
Luas AUC yang dihitung adalah luas grafik kadar kolesterol terhadap waktu pada
masing-masing tikus pada setiap kelompok perlakuan sejak minggu ke 20 hingga
100 150
200 250
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30
Kad ar
k ol
e ste
rol mg
d L
Waktu minggu
K 1 KP K 2 KN
K 3 EEJT K 4 rEEJT
Universitas Sumatera Utara
minggu ke 30. Hasil perhitungan luas AUC kolesterol pada grup kuratif dapat dilihat pada Tabel 4.15
Tabel 4.15 Luas AUC kolesterol tikus group kuratif
No tikus
Luas AUC kolesterol tikus group kuratif mgdL.minggu
-
K 1 K 2
K 3 K 4
1 1831
2159,4 1748,1
1937 2
1934,9 2063
1649,7 1930,6
3 1802,7
2032,6 1821,5
1813,4 4
1867 2016,6
1781,3 1944,5
5 1863,3
2054,7 1758
1831,7 6
1827,2 1932,9
1822,7 1816,9
Rerata 1837 ± 24,1 2043,2 ± 18,5 1842 ± 15,9
1888,8 ± 92,6
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
Setelah data luas AUC diperoleh , data tersebut yang digunakan untuk uji
ANOVA bila sarat terpenuhi. Hasil uji normalitas, data terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas varians ,data memiliki varian homogen. Hasil uji ANOVA
diperoleh nilai p = 0,004 artinya sedikitnya ada dua kelompok data yang dibandingkan berbeda signifikan, untuk mengetahui kelompok tersebut maka
dilakukan analisis Post-Hoc dengan metode Bonferroni, hasil analisis Post-Hoc adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC kolesterol tikus group kuratif Keterangan: tanda menunjukkan perbedaan yang signifikan
Multiple Comparisons Dependent Variable: Luas AUC kolesterol tikus group kuratif
Bonferroni
I Perlakuan 2
J Perlakuan 2
Mean Difference I-J
Std. Error Sig. 95 Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K 1 KPstatin
K 2 KN -205,51667
10,23754 ,000
-235,4832 -175,5502
K 3 EEJT -4,35000
10,23754 1,000 -34,3165
25,6165 K 4 r EEJT
5,33333 10,23754 1,000
-24,6332 35,2998
K 2 KN K 1
KPstatin 205,51667
10,23754 ,000 175,5502
235,4832 K 3 EEJT
201,16667 10,23754
,000 171,2002
231,1332 K 4 r EEJT
210,85000 10,23754
,000 180,8835
240,8165
K 3 EEJT K 1
KPstatin 4,35000
10,23754 1,000 -25,6165
34,3165 K 2 KN
-201,16667 10,23754
,000 -231,1332
-171,2002 K 4 r EEJT
9,68333 10,23754 1,000
-20,2832 39,6498
K 4 r EEJT K 1
KPstatin -5,33333
10,23754 1,000 -35,2998
24,6332 K 2 KN
-210,85000 10,23754
,000 -240,8165
-180,8835 K 3 EEJT
-9,68333 10,23754 1,000
-39,6498 20,2832
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
1. K 2 KN dengan K1 KPstatin diperoleh nilai p = 0,000
2. K 2 KN dengan K3 EEJT diperoleh nilai p = 0,000 3. K 2 KN dengan K4 r EEJT diperoleh nilai p = 0,000
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Kadar LDL
Kadar LDL untuk group kuratif setelah diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu dan diberi pengobatan statin untuk K1, EEJT untuk K3,
sedangkan untuk K4 diberi residu EEJT, pengobatan ini berlangsung selama 10 minggu, hasil kadar LDL dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Kadar LDL tikus group kuratif n = 6
Minggu Kadar LDL tikus group kuratif mgdL
K 1 K 2
K 3 K 4
20 127,7 ± 2,1
152,9 ± 1 145,7 ± 11,8
105,8 ± 1,4 21
118,3 ± 2 136,9 ± 1,6
126,6 ± 17 96,6 ± 0,6
22 113,8 ± 7,1
114,9 ± 6,9 109,5 ± 1,6
80,3 ± 1 23
106,7 ± 6,6 110,2 ± 2,3
103,9 ± 1,8 84,9 ± 0,9
24 107 ± 3,3
95 ± 3,6 101,6 ± 4,7
86,2 ± 4,4 25
108,7 ± 0,1 111 ± 0,6
99 ± 0,4 85 ± 2,1
26 101,1 ± 5,7
103,4 ± 1,3 81,8 ± 14
83,9 ± 8,6 27
105,5 ± 3,3 83,9 ± 77,2
78,7 ± 3,3 73,8 ± 1
28 117,4 ± 8,4
106,3 ± 6,9 81,5 ± 0,6
75,1 ± 3,4 29
116 ± 2,4 103,2 ± 4,9
74,6 ± 0,8 77 ± 4,2
30 130,2 ± 0,6
101,4 ± 18,7 75,8 ± 0,7
80,4 ± 1,2
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
Dari tabel diatas dibuatlah grafik yang menunjukkan kadar rerata kolesterol. Untuk menghitung luas AUC digunakan grafik masing-masing tikus dalam tiap
kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15. Hubungan kadar kolesterol dan LDL terhadap waktu pada group
kuratif K1 kontrol positif, K2 kontrol negatif, K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu EEJT
Luas AUC LDL diambil setiap minggu selama 10 minggu mulai dari minggu ke
20 sampai minggu ke 30 untuk masing-masing tikus pada tiap kelompok,
60 80
100 120
140 160
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30
K a
d a
r LD L
mg d
L
Waktu minggu
K 1 KP K 2 KN
K 3 EEJT K 4 rEEJT
Universitas Sumatera Utara
sehingga didapat data yang akan dianalisis dengan menggunakan uji One way ANOVA bila sarat terpenuhi. Luas AUC pada tiap minggu masing-masing tikus
selama 10 minggu setelah pengobatan dapat dilihat pada Tabel 4.18 dibawah ini.
Tabel 4.18 Luas AUC kadar LDL tikus group kuratif n = 6
No tikus
Luas AUC LDL tikus group kuratif mgdL.minggu
-
K 1 K 2
K 3 K 4
1 1265
1261,2 1027,3
994,2 2
1366,5 1214,6
957,2 953,7
3 1185,9
1223,3 1016,2
895 4
1294,3 1186,3
1021,8 969,7
5 1303,5
1075,5 947,4
912 6
1147,8 1221,6
1040,3 922,7
Rerata 1260 ± 80,6 1197,1 ± 64,2
1001,7 ± 39,2 940 ± 37
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
Tabel diatas menunjukkan luas AUC LDL group kuratif, dari data pada tabel diatas akan diuji dengan menggunakan uji one way ANOVA, hasil uji normalitas
keempat kelompok terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas varian adalah homogen. Hasil uji ANOVA diperoleh nilai p = 0,001, artinya setidaknya ada dua
kelompok berbeda signifikan, untuk mengetahui kelompok yang berbeda dilakukan analisis Post-Hoc, dari hasil analisis Post-Hoc diketahui bahwa
kelompok yang dibandingkan berbeda signifikan adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC LDL tikus group kuratif Keterangan: tanda berbeda signifikan
Multiple Comparisons Dependent Variable: Luas AUC LDL tikus group kuratif
Bonferroni
I Perlakuan 2
J Perlakuan 2
Mean Difference
I-J Std. Error Sig.
95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
K 1 KPstatin K 2 KN
63,41667 33,57833 ,441
-34,8711 161,7044
K 3 EEJT 258,80000
33,57833 ,000
160,5122 357,0878
K 4 r EEJT 320,11667
33,57833 ,000
221,8289 418,4044
K 2 KN K 1 KPstatin -63,41667
33,57833 ,441 -161,7044
34,8711 K 3 EEJT
195,38333 33,57833
,000 97,0956
293,6711 K 4 r EEJT
256,70000 33,57833
,000 158,4122
354,9878
K 3 EEJT K 1 KPstatin -258,80000
33,57833 ,000
-357,0878 -160,5122
K 2 KN -195,38333
33,57833 ,000
-293,6711 -97,0956
K 4 r EEJT 61,31667
33,57833 ,497 -36,9711
159,6044
K 4 r EEJT K 1 KPstatin -320,11667
33,57833 ,000
-418,4044 -221,8289
K 2 KN -256,70000
33,57833 ,000
-354,9878 -158,4122
K 3 EEJT -61,31667
33,57833 ,497 -159,6044
36,9711
1. K 1 KPstatin dengan K3 diberi EEJT diperoleh nilai p = 0,000 2. K 1 KP dengan K4 diberi residu EEJT diperoleh nilai p = 0,000
3. K 2 KN dengan K3 diberi EEJT diperoleh nilai p = 0,000 4. K 2 KN dengan K4 diberi residu EEJT diperoleh nilai p = 0,000
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Berat badan
Berat badan tikus group kuratif yang sudah diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu, setelah tercapai keadaan hiperkolesterol diberi pengobatan
berupa EEJT untuk K3, residu EEJT untuk K4 dan statin untuk K1. Lama pengobatan 10 minggu.
Tabel 4.20 Berat badan tikus group kuratif n = 6
Minggu Berat badan group kuratif gr
K1 K2
K3 K4
20 303,4 ± 9,1
261,6 ± 28,3 228 ± 9,5
247,9 ± 6,6 21
265 ± 5,6 251,4 ± 10,7
247,7 ± 16,8 228,4 ± 0,6
22 261,4 ± 1,7
241,5 ± 5,9 253,6 ± 7
234,9 ± 2,4 23
259,1 ± 4,5 232,5 ± 0,6
255,6 ± 3,9 235,3 ± 4,5
24 253 ± 9,1
223,2 ± 11,6 264,1 ± 13,9
235,1 ± 4,5 25
251,1 ±13,4 217 ± 15
268,9 ± 21,6 235,5 ± 6,4
26 254,4 ± 8,8
230,8 ± 30,2 277,2 ± 30,3
264,6 ± 6,2 27
258,1 ± 13,2 229,6 ± 28,1
267,4 ± 12,2 264,3 ± 0,1
28 257,2 ± 12,9
240,5 ± 49,1 270,7 ± 5,2
264,2 ± 3,5 29
255 ± 11,7 238,7 ± 49
269,5 ± 6,1 263,6 ± 3,2
30 252,4 ± 14,8
244 ± 45,7 279,1 ± 14,9
267,7 ± 13,9
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
Untuk memperoleh nilai luas AUC berat badan maka data yang digunakan adalah data berat badan masing-masing tikus pada setiap kelompok selama 10 minggu
mulai minggu ke 20 sampai minggu ke 30. Grafik 4.8 adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara berat badan dengan waktu, dari grafik tersebut
akan dihitung luas AUC.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 Hubungan berat badan tikus terhadap waktu setelah dihentikan pakan tinggi kolesterol dan dimulai pengobatan untuk K1 KPstatin,
K2 KN, K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu EEJT
200 220
240 260
280 300
320
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30
B e
r at
b ad
an gr
Waktu minggu
K1 KPstatin K2 KN
K3 EEJT K4 rEEJT
Universitas Sumatera Utara
Data luas AUC berat badan terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. 21 Luas AUC berat badan tikus group kuratif
No tikus
Luas AUC berat badan group kuratif gr.minggu
-
K1 K2
K3 K4
1 2619
2515,7 2773,9
2690,4 2
3094,3 2529,8
2994,2 2925,2
3 2742,7
2697,4 2569
2782,2 4
3373,5 2356,1
3093,3 2581,6
5 2740,1
2998,1 2766,7
2793,5 6
2731,6 2605,3
2641,7 2663,6
Rerata 2883,5 ± 289,1 2617,1 ± 218,1 2806,5 ± 201,8 2740,1 ± 119,2
Keterangan: K1 diberi statin, pakan tinggi kolesterol dihentikan K2 pakan tinggi kolesterol dihentikan
K3 diberi EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan K4 residu EEJT, pakan tinggi kolesterol dihentikan
Hasil uji normalitas keempat data terdistribusi normal, hasil uji homogenitas varian keempat data homogen. Hasil uji ANOVA diperoleh nilai p = 0,013, artinya
paling tidak ada dua kelompok yang berbeda signifikan. Hasil analisis Post-Hoc dapat diketahui bahwa kelompok yang dibandingkan tidak memiliki perbedaan
yang signifikan untuk semua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.22 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC berat badan group kuratif K1 kontrol positif, K2 kontrol negatif, K3 diberi EEJT dan K4 residu
EEJT.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Luas AUC berat badan group kuratif Bonferroni
I Perlakuan 2
J Perlakuan 2
Mean Difference
I-J Std. Error Sig.
95 Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
K 1 KPstatin K 2 KN
266,46667 124,53296 ,269
-98,0561 630,9895
K 3 EEJT 77,06667
124,53296 1,000 -287,4561 441,5895
K 4 r EEJT 143,45000
124,53296 1,000 -221,0728 507,9728
K 2 KN K 1KPstatin
-266,46667 124,53296 ,269 -630,9895 98,0561
K 3 EEJT -189,40000 124,53296 ,864
-553,9228 175,1228 K 4 r EEJT
-123,01667 124,53296 1,000 -487,5395 241,5061
K 3 EEJT K 1 KPstatin -77,06667
124,53296 1,000 -441,5895 287,4561
K 2 KN 189,40000
124,53296 ,864 -175,1228 553,9228
K 4 r EEJT 66,38333
124,53296 1,000 -298,1395 430,9061
K4 r EEJT K 1 KPstatin -143,45000 124,53296 1,000
-507,9728 221,0728 K 2 KN
123,01667 124,53296 1,000
-241,5061 487,5395 K 3 EEJT
-66,38333 124,53296 1,000
-430,9061 298,1395
4.2.4. Jumlah sel busa
Sel busa yang dihitung pada group kuratif adalah sel busa yang berada pada lapisan intima dibawah lapisan endotel, menghitung sel busa dengan pembesaran
400 x menggunakan mikroskop digital merek Boeco Germany.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17. Lapisan intima aorta tikus K1 KPstatin, dijumpai sel busa
foam cell pada lapisan intimanya.
Gambar 4.18. Lapisan intima aorta K2 KN, , terlihat sel busa foam
cell pada lapisan intima
Gambar 4.19. Lapisan intima aorta tikus K3 EEJT, terlihat ada sel
busafoam cell pada lapisan intimanya
Gambar 4.20. Lapisan intima tikus K 4 r EEJT tampak sel busa
foamcell= FC pada lapisan Intimanya
Jumlah sel busa yang terbentuk di lapisan intima aorta tikus pada group kuratif setelah di beri pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu sehingga tercapai
keadaan hiperkolesterol kemudian diberi statin untuk K1 , EEJT untuk K3 dan residu EEJT untuk K4, pengobatan ini diberikan selama 10 minggu. Data jumlah
Sel busa Sel busa
Sel busa Sel busa
lumen lumen
lumen
lumen
lumen
Universitas Sumatera Utara
sel busa group kuratif terlihat pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Jumlah sel busa group kuratif K1 kontrol positif, K2 kontrol
negatif, K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu EEJT
No tikus
Jumlah sel busa group kuratif K 1
K 2 K 3
K 4
1 3
7 5
6 2
5 8
3 3
3 4
9 4
5 4
5 9
6 5
5 3
7 5
4 6
4 8
4 6
Jumlah 4 ± 0,89 8 ± 0,89
4,5 ± 1,05 4,8 ± 1,17
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik yang menunjukkan jumlah sel busa yang terbentuk pada lapisan intima aorta tikus pada group kuratif.
Gambar 4.21. Jumlah rerata sel busa kelompok I kontrol positifstatin, II kontrol negatif, III EEJT, dan kelompok IV r EEJT. Keterangan:
huruf yang berbeda menunjukkan perbandingan yang signifikan Dengan menggunakan data pada tabel diatas, akan dilakukan uji ANOVA bila
sarat uji terpenuhi. Hasil uji normalitas keempat kelompok memiliki data yang normal, hasil uji homogenitas varian, data dari kelompok yang dibandingkan
K I KP K II KN
K III EEJT K IV rEEJT
Sel busa 4
8 4,5
4,8 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
Jum la
h se
l bus a
0,89 0,89
1,05 1,17
a b
a a
Universitas Sumatera Utara
homogen. Hasil uji ANOVA diperoleh nilai p = 0,000, artinya ada perbedaan
yang signifikan sedikitnya pada dua kelompok, untuk mengetahui kelompok yang berbeda signifikan dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc, hasil dari analisis Post-
Hoc adalah:
Tabel 4.24 Hasil analisis Post-Hoc jumlah sel busa tikus group kuratif, Keterangan: Tanda menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Multiple Comparisons Dependent Variable: jumlah sel busa tikus group kuratif
Bonferroni
I perlakuan 2 J perlakuan 2 Mean Difference I-J Std. Error
Sig.
K2 K3 EEJT
3,50000 ,58214
,000 K 4 rEEJT
3,16667 ,58214
,000 K 1 KPstatin 4,00000
,58214 ,000
K3 EEJT K 2 KN
-3,50000 ,58214
,000 K 4 rEEJT
-,33333 ,58214
1,000 K 1 KPstatin ,50000
,58214 1,000
K4 rEEJT K 2 KN
-3,16667 ,58214
,000 K 3 EEJT
,33333 ,58214
1,000 K 1 KPstatin ,83333
,58214 1,000
K1 KPstatin K 2 KN
-4,00000 ,58214
,000 K 3 EEJT
-,50000 ,58214
1,000 K 4 rEEJT
-,83333 ,58214
1,000
1. K2 KN dengan K1KP diperoleh nilai p = 0,000 2. K2 KN dengan K3 diberi EEJT, diperoleh nilai p = 0,000
3. K2 KN dengan K4 diberi residu EEJT, diperoleh nilai p = 0,000
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Ketebalan lapisan intima aorta
Aorta tikus diambil setelah masa pengobatan selama 10 minggu. Dibuat sediaan histopatologi dan diwarnai dengan pewarnaan HE dilihat dengan
menggunakan mikroskop mikrometer Primo star merk zeiss Germany dengan pembesaran 400 x.
Gambar 4.22 Lapisan intima K1 KPstatin ketebalan lapisan
intima 36,11 µm Gambar 4.23 Lapisan intima K 2 KN
ketebalan lapisan intima14,06 µm
Gambar 4.24 Lapisan intima K3 EEJT yang diberi pakan tinggi
kolesterol, ketebalan lapisan intima 71,84 µm
Gambar 4.25 Lapisan intimaK4 rEEJT yang diberi statin,
ketebalan lapisan intima 40,13 µm
lumen
Tebal lapisan intima
lumen
Tebal lapisan
intima
lumen
Tebal lapisan intima
lumen
Tebal lapisan intima
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25 dibawah ini adalah tabel diameter lapisan intima pada kelompok kuratif
Tabel 4.25 Ketebalan lapisan intima aorta tikus group kuratif
No tikus
Ketebalan lapisan intima aorta group kuratif µm K 1
K 2 K 3
K 4
1 28,5
32,68 23,40
25,50 2
32,6 35,02
24,2 29,06
3 32
33,21 24
27 4
30,23 35
27 28,41
5 31
32 23
27 6
28,6 33,10
25 26
Rerata 30,49 ± 1,71 33,50 ± 1,24
24,43 ± 1,43 27,23 ± 1,35
Setelah data diperoleh dibuatlah grafik yang menunjukkan ketebalan lapisan intima,
Gambar 4.26 Ketebalan lapisan intima aorta group kuratif K1kontrol positif, K2 kontrol negatif, K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu
EEJT.Keterangan: huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan
Setelah data diperoleh maka dilakukan analisis dengan menggunakan one way ANOVA. Setelah dilakukan uji normalitas keempat data terdistribusi normal. Hasil
K I KP K II KN
K III EEJT K IV rEEJT
Ketebalan lapisan intima
30,49 33,5
24,43 27,23
5 10
15 20
25 30
35 40
K e
te b
al an
l ap
isan i
n ti
m a ao
rt a
µ m
1,71 1,24
1,43 1,35
a b
c c
Universitas Sumatera Utara
uji homogenitas varians, data dari keempat kelompok homogen. Hasil uji ANOVA diperoleh nilai p = 0,000 artinya bila nilai p 0,05 menunjukkan paling
tidak ada dua kelompok berbeda signifikan. Untuk melihat kelompok mana yang berbeda maka dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc, hasil analisis Post-Hoc
terdapat perbedaan yang signifikan pada: Tabel 4.26 Hasil analisis Post-Hoc ketebalan lapisan intima aorta tikus group
kuratif. Keterangan: tanda menunjukkan perbedaan signifikan
Multiple Comparisons Dependent Variable: Ketebalan lapisan intima tikus group kuratif
Bonferroni
I perlakuan 2 J perlakuan 2
Mean Difference I-J
Std. Error Sig.
K2 KN K III EEJT
-,93167 ,83419
1,000 K4 rEEJT
6,27167 ,83419
,000 K 1 KPstatin
3,01333 ,83419 ,010
K3 EEJT K 2 KN
,93167 ,83419
1,000 K 4 rEEJT
7,20333 ,83419
,000 K 1 KPstatin
3,94500 ,83419
,001
K4 rEEJT K 2 KN
-6,27167 ,83419
,000 K 3 EEJT
-7,20333 ,83419
,000 K 1 KPstatin
-3,25833 ,83419
,005
K1 KPstatin K 2 KN
-3,01333 ,83419
,010 K 3 EEJT
-3,94500 ,83419
,001 K 4 rEEJT
3,25833 ,83419
,005
Universitas Sumatera Utara
1. K 1 KPstatin dengan K 2 KN diperoleh p = 0,010 2. K 1 KPstatin dengan K 3 EEJT diperoleh nilai p = 0,001
3. K 1 KPstatin dengan K 4 r EEJT diperoleh nilai p = 0,005 4. K 2 KN dengan K 4 diberi rEEJT diperoleh nilai p = 0,000
4.2. DISKUSI 4.2.1. GROUP PREVENTIF