4.2.2.3. Berat badan
Pada kelompok kuratif tidak ada perbedaan yang signifikan pada masing- masing kelompok, artinya antara statin, EEJT dan residu EEJT mempunyai
efektifitas yang sama dalam menurunkan berat badan.
4.2.2.4. Jumlah sel busa
Perbandingan yang signifikan terlihat pada K2 KN rerata jumlah sel busa 8,00 ± 0,7 dibanding dengan K1 KPstatin rerata jumlah sel busa 4,00 ± 0
dan angka signifikan 0,05 . dengan melihat rerata jumlah sel busa yang terbentuk ternyata pembentukan sel busa lebih banyak pada K2 KN dibanding
dengan K1 KPstatin. Keadaan ini dapat terjadi karena K1 KPstatin tikus diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu sampai tercapai keadaan
hiperkolesterol dan LDL, kemungkinan pada kondisi hiperkolesterol dan LDL itulah terbentuk sel busa, ketika statin diberikan dengan dosis 20 mgKg BB dan
pakan tinggi kolesterol dihentikan ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL, tetapi sel busa yang terbentuk pada kondisi hiperkolesterol tidak bisa
dihilangkan, pembentukan sel busa pada K1 tidak berlanjut bila dibandingkan dengan jumlah sel busa yang terbentuk pada K2. Artinya statin dapat mencegah
progresifitas pembentukan sel busa. Perbandingan yang signifikan terlihat pada group kuratif K2 KN rerata sel
busa yang terbentuk 8,00 ± 0,89 dengan K3 yang diberi EEJT rerata sel busa yang terbentuk 4,50 ± 1,05 dengan angka signifikan 0,05. Dengan melihat
nilai rerata sel busa yang terbentuk maka dapat diketahui bahwa pembentukan sel
Universitas Sumatera Utara
busa lebih banyak terjadi pada K2 dibanding dengan K3, hal ini terjadi karena karena didalam EEJT terkandung zat yang menyerupai obat golongan statin, yang
akan menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim HMG-Ko-A reduktase yang pada akhirnya kolesterol tidak terbentuk, dengan
berkurangnya pembentukan kolesterol akan mengurangi jumlah LDL juga sehingga pembentukan sel busa juga bisa di kurangi.
Kelompok 2 KN rerata jumlah sel busa 8,00 ± 0,7 bila dibandingkan dengan K4 diberi risidu EEJT rerata jumlah sel busa 4,83 ± 0 dengan angka
signifikan 0,05 dari rerata jumlah sel busa yang terbentuk terlihat bahwa K2 KN memiliki jumlah sel busa yang lebih banyak dibandingkan dengan sel busa
pada K4 r EEJT hal ini dapat terjadi karena tikus pada K2 diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu hingga tercapai keadaan hiperkolesterol dan LDL,
kemudian pakan tinggi kolesterol dihentikan tetapi pada kelompok ini tidak diberi pengobatan apapun, sehingga bila dilihat dari grafik maka kadar kolesterol dan
LDL nya meningkat hingga mencapai keadaan hiperkolesterol dan LDL, pada saat itu terjadi pembentukan sel busa, kemungkinan pembentukan sel busa tidak bisa
dihentikan hanya dengan penghentian pakan tinggi kolesterol saja. Sementara itu pada K4 r EEJT sewaktu terjadi keadaan hiperkolesterol kemungkinan sudah
terjadi pembentukan sel busa, ketika residu EEJT diberikan disertai penghentian pakan tinggi kolesterol ternyata terjadi penurunan kadar kolesterol dan LDL,
tetapi tidak menyebabkan pengurangan jumlah sel busa yang sudah terbentuk dalam kondisi hiperkolesterol, jumlah sel busa yang terbentuk tidak sebanyak sel
busa pada K2, artinya pemberian residu EEJT dapat menghambat pembentukan
Universitas Sumatera Utara
sel busa, tetapi residu EEJT tidak untuk pengobatan sel busa yang sudah terbentuk.
Perbedaan yang tidak signifikan dapat dilihat dari perbandingan antara K3 EEJT rerata jumlah sel busa 4,50 ± 0,7 dengan K1 KPstatin rerata jumlah sel
busa 4,00 ± 0 dengan tingkat signifikan 0,05 dapat dilihat bahwa pembentukan sel busa pada kelompok yang diberi EEJT dan kelompok yang
diberi obat statin tidak ada perbedaan yang signifikan, artinya pada kedua kelompok tersebut sama efektifitas pengobatan antara EEJT dan obat statin.
Perbedaan yang tidak signifikan dapat dilihat dari perbandingan antara K4 r EEJT rerata jumlah sel busa 4,83 ± 0 dengan K1 KPstatin rerata jumlah sel
busa 4,00 ± 0 dan nilai p diperoleh 1,000 dengan tingkat signifikan 0,05 dapat dilihat bahwa pembentukan sel busa pada kelompok yang diberi residu EEJT dan
kelompok yang diberi statin tidak ada perbedaan yang signifikan, artinya pada kedua kelompok tersebut sama efektifitas pengobatan antara residu EEJT dan
statin.
4.2.2.5. Ketebalan lapisan intima