Sel busa foam cells

dengan yang digunakan. Ada dua masalah yang dianggap sebagai penyebabnya, pertama asupan kaya lemak, gula, dan garam tetapi kurang vitamin, mineral dan mikronutrien yang lain, kedua aktifitas fisik yang kurang karena perubahan gaya hidup Pangkahila, 2011. Ada juga obesitas yang disebabkan karena penyakit, misalnya gangguan hormon. Salah satu pemicu obesitas adalah kondisi hiperkolesterol. Kolesterol yang berlebihan akan disimpan di dalam sel-sel adiposa, sehingga menyebabkan ukuran sel adiposa membesar Krause Hartman, 1984. Untuk mengatasi kegemukan harus dicari dan diobati faktor penyebabnya, selain itu perlu dilakukan:1. Kurangi asupan energi dari makanan berlemak dan gula. 2. Perbanyak asupan sayur dan buah. 3. Lakukan olah raga teratur, dan 4. Bila perlu gunakan obat untuk menekan nafsu makan atau mengeluarkan lemak. Pangkahila, 2011.

2.2.5. Sel busa foam cells

Sel busa foam cells adalah gambaran awal dari pembentukan plak aterosklerosis , sel busa ini dapat merubah bentuk makrofag pada dinding arteri dan merupakan kunci proses perkembangan penyakit ini Greenspan, 1997. Kejadian masuknya Monosit ke lapisan intima dinding arteri, akan menyebabkan diferensiasi monosit menjadi makrofag dan akan memulai proses berkumpulnya lipid melalui penangkapan lipoprotein yang dimodifikasi yang hasilnya adalah pembentukan sel busa Schrijvers, et al.. 2007. Keberadaan sel busa merupakan akhir dari proses karena terakumulasinya makrofag diantara kolesterol dan kolesteril ester. LDL yang teroksidasi oxd-LDL merupakan partikel lipoprotein yang bersifat aterogenik. Universitas Sumatera Utara Efek inisiasi pada aterosklerosis mungkin disebabkan oleh karena berkumpulnya LDL didalam matriks sub endotel. Akumulasi LDL ini akan semakin besar ketika kadar LDL disirkulasi darah juga menigkat. LDL akan makin banyak terperangkap didalam matriks sub-endotel. Penarikan monosit ke dalam dinding arteri adalah salah satu kejadian awal pada aterosklerosis. Didalam lapisan intima monosit berkembang menjadi makrofag yang penting sebagai mediator inflamasi dan merupakan respon innate immune pada aterosklerosis Linton Fazio, 2003. Makrofag juga berperan terhadap respon inflamasi lokal dengan cara memproduksi cytokines, free oxygen radicals, protease dan faktor komplemen Linton Fazio, 2003. Menurut Yuan, et al., 2012, pembentukan sel busa aterosklerosis melalui beberapa tahap: 1. Aktifasi endotelium sesudah terjadi penumpukan lipoprotein termodifikasi pada lapisan intima. 2. Penarikan monosit oleh chemoattractans dan monosit berpindah ke dalam lapisan intima. 3. Monosit berdiferensiasi menjadi makrofag dan akan menangkap lipoprotein yang termodifikasi. 4. Penumpukan lipid yang berlebihan di dalam marofag membentuk sel busa lipid–laden. 5. Sel busa mati dan mengeluarkan isinya, hal ini akan menarik lebih banyak lagi makrofag. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Skematik : terjadinya migrasi monosit dan perubahannya menjadi sel busa Yuan, et al., 2012 Penangkapan oxd-LDL diperantarai oleh SR Scavenger Receptor misalnya: SR kelas A SR – A1. SR – AII, SR – AIII. Kelas B CLA-ISR-BI, SR-BII, CD 36 dan kelas D reseptor CD68 Shashkin, et al., 2005. Semua SR ini sangat penting dalam perubahan makrofag menjadi sel busa. Bila di lakukan blocking pada kedua SR-A dan B begitu juga dengan CD 36 maka akan terjadi penurunan ambilan Oxd-LDL secara signifikan, hal ini menunjukkan bahwa ambilan oxd-LDL memang diperantarai oleh SR. Scavenger Receptor adalah molekul pengenal yang diekspresikan oleh makrofag dan bermanfaat membantu makrofag untuk mengikat berbagai bakteri gram positif dan gram negatif, fagositosis dan dalam kematian sel terprogram apoptosis Baratawidjaja, 2010 . Universitas Sumatera Utara SMC Smooth Muscle Cells Enzym oksidatif Gambar 2.3 Hubungan antara stres oksidatif dan atherosclerosis. Sumber utama bahan oksidatif dan Reactiv Oxygen Species pada aterosklerosis pembuluh darah adalah makrofag dan Smooth Muscle Cell. Keberadaan ROS akan menginduksi disfungsi endotel. Stres oksidatif yang utama menimbulkan oksidatif modifikasi dari LDL oxd- LDL dan kelanjutan lesi aterosklerosis.vogiatzi, 2009

2.2.6. Aterosklerosis

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN Low Density Lipoprotein (LDL) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 6 27

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 3 28

PENGARUH TEMPE KEDELAI TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 6 1

EFEK PEMBERIAN SUPLEMEN BAWANG PUTIH TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI MINYAK SAWIT.

0 0 5

Pengaruh Pemberian Kalsium dan Vitamin D Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 23

Efek Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 19

Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 18

Pengaruh Kalsium Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Tinggi Lemak.

0 0 27

Pengaruh Jamur Tiram Putih Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Dan Pencegahan Aterosklerosis Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Pakan Tinggi Kolesterol

0 0 22

Pengaruh pemberian serbuk jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar kolesterol dalam serum tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak - USD Repository

0 0 81