Kandungan gizi jamur tiram Sumber radikal bebas

2.2.1.1. Kandungan gizi jamur tiram

Kandungan gizi jamur tiram terdiri dari protein, mineral Ca, P, Fe dan Na dan beberapa jenis vitamin seperti vitamin C, vitamin B kompleks thiamin, riboflavin, asam folat dan niacin, Patil, et al., 2010 . Selain itu jamur tiram juga mengandung asam amino, yaitu : alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, glycine, histidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine, norvaline, phenylalanin, proline, serine, threonine, tryptophan, tyrosine, valine, Chirinang, 2009. Antioksidan β–glucans juga terkandung didalam jamur tiram Synytsya, et al., 2009, dimana anti oksidan ini berfungsi menangkap radikal bebas di dalam tubuh. β–Glucans adalah nama kimia dari polymer β–Glucose, mereka memiliki banyak nama polimer, perbedaannya berada pada posisi ikatan glycosiclic nya, misal: cellulose, 1-4 – β – D- Glucan. Novak, 2008. Menurut Alarcon, et al., 2003; Lakshmanan Radha, 2012 jamur tiram mengandung suatu zat yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol didalam darah yaitu lovastatin. Lovastatin adalah salah satu obat potensial yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara inhibisi kompetitif terhadap mekanisme kerja dari enzym 3– hydroxy–3–methylglutaril Co enzym A HMG Co A reductase. Selain pada jamur tiram lovastatin juga ada pada jamur yang lain seperti : Monascus purpureus, Marine zactinomycetes, A. parasiticus, Accremonium chrysogenum, Monascus ruber, Trichoderma viridae, Lakshmanan Radha, 2012. Semua statin yang berasal dari alam memiliki struktur molekul yang sama yaitu: hexahydro- naphthalene system dan β- hydroxy lactone. Struktur ini Universitas Sumatera Utara dibedakan satu dengan yang lainnya pada bagian rantai dan cincin yang mengikat grup methyl disekelilingnya Arancibia, 2003.

2.2.1.2. Manfaat jamur tiram

Selain sebagai sumber makanan jamur tiram juga memiliki beberapa manfaat antara lain : 1. Sebagai zat penurun kadar kolesterol, sesuai dengan hasil penelitian Freire, et al., 2013, ditemukan bahwa Pleurotus Ostreatus mengandung komponen yang menyerupai lovastatin, bahwa terjadi penurunan kadar kolesterol secara bermakna pada binatang coba yang diberi diet tinggi kolesterol. 2. Sebagai zat untuk menurunkan kadar gula darah,hal ini sudah diteliti oleh Agrawal, et al., 2010. Pada penelitian ini didapat bahwa jamur tiram putih bisa dikonsumsi sebagai pencegahan terjadinya diabetes melitus karena jamur ini mengandung polisakarida, sedikit atau hampir tidak ada gula dan karbohidrat, dan jamur ini juga memiliki indeks glikemi yang rendah. 3. Sebagai zat anti kanker. Pada hewan coba tikus jantan galur wistar, efek dari pleuran β – 1,3 – D- Glucan yang diisolasi dari jamur Pleurotus Ostreatus disebutkan bahwa pada tikus yang diberi diit yang mengandung selulosa dari jamur Pleurotus Ostreatus di bandingkan dengan tikus yang diberi diit bebas selulosa. Dijumpai bahwa diet yang mengandung selulosa dan pleuran akan mengurangi aktifitas dari GSH-PX Glutation peroksidase dan meningkatkan aktifitas katalase di eritrosit. Prekanker ACF Abberant Crypt Foci berkembang pada tikus yang diberi diet bebas selulosa Bobek. 2001. Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Kolesterol 2.2.2.1. Biosintesa kolesterol Sebagian kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis dan sisanya berasal dari makanan. Hati dan usus menghasilkan 10 kolesterol dari seluruh sintesis total pada tubuh manusia Harper, 2006 : Widayanti, et al., 2004 . Biosintesa kolestesterol dibagi menjadi lima tahap: Tahap 1 : Biosintesis Mevalonat Dua molekul asetil- KoA bersatu untuk membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh tiolase sitosol. Asetoasetil-KoA mengalami kondensasi dengan molekul asetoasetil-KoA lainnya yang dikatalisis oleh 3-hydroksi-3-metilglutaril- KoA sintase HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA yang direduksi menjadi mevalonat oleh NADPH dan dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase, merupakan tempat kerja golongan obat penurun kadar kolesterol yang paling efektif yaitu dengan cara menginhibisi HMG-KoA reduktase golongan statin. Tahap 2 : Pembentukan Unit Isoprenoid Mevalonat mengalami fosforilasi secara sekuensial oleh ATP dengan tiga kinase, dan setelah dekarboksilasi terbentuk unit isoprenoid aktif yaitu isopentenil difosfat. Tahap 3 : Pembentukan Skualen Isopentenil difosfat mengalami isomerisasi melalui pergeseran ikatan rangkap untuk membentuk dimetilalil difosfat, yang kemudian bergabung dengan molekul lain isopentenil difosfat untuk membentuk zat antara sepuluh karbon geranil difosfat. Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil difosfat membentuk farnesil difosfat. Dua molekul farnesil difosfat bergabung diujung membentuk skualen. Universitas Sumatera Utara Tahap 4 : Pembentukan Lanosterol Skualen dapat melipat membentuk suatu struktur. Sebelum terjadi penutupan cincin, skualen diubah menjadi skualen 2,3-epoksida oleh oksidase di retikulum endoplasma. Gugus metil di C14 dipindahkan ke C12 dan yang ada di C8 ke C14 dikatalisis oleh enzym oksidoskualen lanosterol siklase. Tahap 5 : Pembentukan Kolesterol Berlangsung di membran retikulum endoplasma. Gugus metil di C14 dan C4 dikeluarka untuk membentuk 14- desmetil lanosterol dan kemudian zimosterol. Ikatan rangkap di C8 dan C9 kemudian dipindahkan ke C5-C6 dalam dua langkah yang membentuk desmosterol. Akhirnya ikatan rangkap rantai samping direduksi dan menghasilkan kolesterol. 2.2.2.2. Metabolisme kolesterol 2.2.2.2.1. Absorbsi dan sintesa. Kolesterol yang berasal dari makanan sebagian diabsorbsi di jejunum sesudah diesterifikasi dengan asam lemak rantai panjang dan dikemas menjadi kilomikron Dietschy, 2003 Kilomikron memasuki aliran darah melalui duktus torasik menuju hepar. Didalam hepar kolesterol akan dilepas dari kilomokran dan kembali ke plasma sebagai komponen dari lipoprotein plasma. 2.2.2.2.2. Pengeluaran dari tubuh. Cara utama pengeluaran kolesterol dari badan adalah melalui duktus billiaris. Perubahan kolesterol menjadi hormon steroid, ekskresi ke duktus billiaris dan keluar melalui urin adalah salah satu pengeluaran kolesterol Universitas Sumatera Utara

2.2.2.2.3. Sirkulasi enterohepatik. Sebagian kolesterol di keluarkan menjadi

empedu , direabsorbsi sesudah bercampur dengan kolesterol yang diperoleh dari usus yang berasal dari makanan. Kolesterol yang tidak diabsorbsi akan dikeluarkan melalui kotoran. Setelah sebagian dirubah menjadi koprostanol dan sterids lainnya oleh bakteri didalam usus besar. Garam empedu sebagian juga direabsorbsi di illeum, bagian yang tidak direabsorbsi di teruskan ke usus besar dan akan dihidrolitik oleh bakteri setelah itu asam empedu akan dikeluarkan melalui feses Dietschy, 2003. 2.2.2.3. Hiperkolesterol Yang dimaksud dengan hiperkolesterolemia adalah peninggian kadar kolesterol di dalam darah. Menurut AHA American Heart Association kolesterol darah yang normal berada pada kadar 200 mg dl. Hepar sebagai kunci dalam mengkontrol konsentrasi kolesterol dalam plasma Dietschy, 2003. Organ ini sangat responsible terhadap peningkatan kadar kolesterol baik yang berasal dari usus maupun yang disintesa di ekstra hepatik, seperti: di jaringan dan pengeluaran sterol menjadi empedu. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi di dalam sel, suatu saat akan menimbulkan keadaan patologi terutama pada dinding sel arteri. Akumulasi kolesterol akan memicu penyakit jantung aterosklerosis Trapani, et al., 2012. Akibat yang akan timbul bila terjadi hiperkolesterol antara lain: 1. Hiperkolesterol dihubungkan dengan disfungsi vaskuler. Dalam keadaan sistim yang normal, sel endotel berfungsi memelihara tonus vaskuler melalui endothelium derived relaxing factor. Termasuk NO, prostacyclin. Molekul – molekul ini membantu regulasi sistem vascular, seperti Universitas Sumatera Utara aliran darah sistemik, coagulasi, inflamasi, agregasi platelet, dan transduksi sinyal Stapleton, et al., 2010. Tabel 2.1. Kadar kolesterol dan trigliserid pada orang dewasa menurut perhimpunan jantung Amerika Stapleton, et al., 2010 Total LDL HDL Trigliserida Normal - 100 mgdL 60mgdL - Diatas normal 200 mgdL 100 – 129 mgdL 50 – 60 mgdL P 40 – 50 mgdL L 150 mgdL Ambang batas 200 – 239 mgdL 130 - 159 mgdL - 150 – 159 mgdL Tinggi - 160 – 189 mgdL - 200 – 499 mgdL Sangat tinggi 240 mgdL 190 mgdL 50 mgdL P 40 mgdL L 500 mgdL Pada kondisi hiperkolesterol maka terjadi penurunan fungsi endothel sebagai pemelihara yang merupakan hasil penurunan bioavailability dari NO. NO disintesa dan dilepas oleh karena respon endotel terhadap bahan kimia, fisikal, dan karena stimulasi humoral seperti: trombin, hormon, autocoid lokal. NO sangat berperan pada pembentukan aterosklerosis, hal ini dapat terjadi karena efek inhibitor NO terhadap agregasi platelet, adesi leukosit, proliferasi Vasculer Smooth Muscle VSM Huy, et al., 2008. 2. Hubungan hiperkolesterol dan proses inflamasi Penurunan bioavailability dari NO juga akan menyebabkan sel endothel mengeluarkan bahan – bahan anti inflamasi. Leukosit mulai bergulir di Universitas Sumatera Utara sepanjang lumen pembuluh darah dan akan melekat pada dinding sel. Peninggian jumlah leukosit yang datang dan perlekatannya pada dinding sel akan menyebabkan remodelling dinding sel tersebut, dan macrophage derived monocyt akan mulai menangkap dan menimbun LDL dan oxd-LDL yang akan berubah menjadi sel busa. 3. Hiperkolesterol dan stres oksidatif Stres oksidatif terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara enzym pro dan enzym yang antioksidan, menyebabkan produksi radikal bebas yang berlebihan, seperti: superoxide, hydroxyl radical dan lipid radical, yang akan merusak komponen seluler. Hiperkolesterol juga meningkatkan aktifitas produksi tiga bagian besar enzym oksidan: NADPH oxidase NOX , Xanthin oxidase dan Myeloperoxidase. Bila NOX teraktifitasi akan mentransfer elektron ke molekul O 2 membentuk H 2 O 2 Dalam kondisi patologi pada keadaan hiperkolesterol sistem antioksidan tidak sanggup menghalangi pemakaian dan produksi ROS. Keadaan hiperkolesterol ini juga menyebabkan reaksi antara radikal oksigen atau oksidasi enzymatik dan lipoprotein terutama fosfolipid merupakan faktor utama dalam menghasilkan radikal lipid oxd- LDL yang akan memicu proses inflamasi dan oksidatif stres. Stapleton, et al.. 2010 .

2.2.3. Low Density Lipoprotein LDL

Lipoprotein berfungsi mentranspor lemak hidrofobik di dalam darah. Lipoprotein utama yang beredar di dalam darah adalah kilomikron, VLDL Very Low Density Lipoprotein, LDL Low Density Lipoprotein dan HDL High Universitas Sumatera Utara Density Lipoprotein. LDL merupakan hasil degradasi dari VLDL dalam jaringan adiposa, LDL ini akan beredar di dalam peredaran darah sebagai lipoprotein utama yang membawa kolesterol Ngili, 2009. Gambar 2.1 Kesimpulan metabolisme lipoprotein Prentice Hall, 2002 LDL yang membawa kolesterol dari jaringan akan terikat secara spesifik pada reseptor LDL LDLR, kompleks LDL - reseptor ini akan didegradasi menjadi asam amino dan kolesteril ester dihidrolisis menjadi kolesterol bebas dan asam lemak. Reseptor LDL baru disintesa kembali pada membran retikulum endoplasma dan kembali ke membran plasma. Kolesterol dalam jumlah kecil dimasukkan ke dalam membran retikulum endoplasma atau disimpan setelah diesterifikasi menjadi kolesteril ester di dalam sitosol. Penyimpanan ini terjadi jika pasokan kolesterol melebihi pemakaiannya dalam membran, mayoritas kolesterol bebas berada dalam membran plasma. Protein reseptor LDL merupakan Universitas Sumatera Utara glikoprotein membran integral terdiri atas 839 residu yang terlipat menjadi lima domain, domain 1 mengikat ligan yang memperantai interaksi dengan apolipoprotein B atau E, domain 2 memiliki derajat homolog dengan faktor pertumbuhan epidermal EGF, domain 3 mengandung rantai karbihidrat yang fungsinya belum diketahui, domain 4 menempelkan reseptor ke dalam membran, domain 5 menargetkan reseptor LDL kedalam lubang berlapis pada membran plasma coated pits. Peningkatan LDL disirkulasi adalah gambaran yang utama pada penderita hiperkolesterol dan ini merupakan faktor resiko terbesar untuk berkembangnya penyakit jantung koroner Chancharme, et al., 2002.

2.2.4. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling penting dan sangat sensitif untuk menggambarkan perubahan dalam waktu singkat karena adanya perubahan konsumsi makanan, penurunan nafsu makan, ataupun terserangnya penyakit infeksi Arliek, et al.,--. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik serta keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti perkembangan umum. Ada dua kondisi yang berhubungan dengan berat badan, pertama berat badan rendah under weight dan kedua kelebihan berat badan over weight biasa disebut juga dengan obesitas. Obesitas merupakan kelainan metabolisme yang paling sering diderita manusia. Penyebab pasti obesitas tidak diketahui tapi ada beberapa keadaan yang akan memicu kenaikan berat badan. Pada dasarnya hal utama yang menyebabkan obesitas adalah adalah ketidak seimbangan kalori yang dikonsumsi Universitas Sumatera Utara dengan yang digunakan. Ada dua masalah yang dianggap sebagai penyebabnya, pertama asupan kaya lemak, gula, dan garam tetapi kurang vitamin, mineral dan mikronutrien yang lain, kedua aktifitas fisik yang kurang karena perubahan gaya hidup Pangkahila, 2011. Ada juga obesitas yang disebabkan karena penyakit, misalnya gangguan hormon. Salah satu pemicu obesitas adalah kondisi hiperkolesterol. Kolesterol yang berlebihan akan disimpan di dalam sel-sel adiposa, sehingga menyebabkan ukuran sel adiposa membesar Krause Hartman, 1984. Untuk mengatasi kegemukan harus dicari dan diobati faktor penyebabnya, selain itu perlu dilakukan:1. Kurangi asupan energi dari makanan berlemak dan gula. 2. Perbanyak asupan sayur dan buah. 3. Lakukan olah raga teratur, dan 4. Bila perlu gunakan obat untuk menekan nafsu makan atau mengeluarkan lemak. Pangkahila, 2011.

2.2.5. Sel busa foam cells

Sel busa foam cells adalah gambaran awal dari pembentukan plak aterosklerosis , sel busa ini dapat merubah bentuk makrofag pada dinding arteri dan merupakan kunci proses perkembangan penyakit ini Greenspan, 1997. Kejadian masuknya Monosit ke lapisan intima dinding arteri, akan menyebabkan diferensiasi monosit menjadi makrofag dan akan memulai proses berkumpulnya lipid melalui penangkapan lipoprotein yang dimodifikasi yang hasilnya adalah pembentukan sel busa Schrijvers, et al.. 2007. Keberadaan sel busa merupakan akhir dari proses karena terakumulasinya makrofag diantara kolesterol dan kolesteril ester. LDL yang teroksidasi oxd-LDL merupakan partikel lipoprotein yang bersifat aterogenik. Universitas Sumatera Utara Efek inisiasi pada aterosklerosis mungkin disebabkan oleh karena berkumpulnya LDL didalam matriks sub endotel. Akumulasi LDL ini akan semakin besar ketika kadar LDL disirkulasi darah juga menigkat. LDL akan makin banyak terperangkap didalam matriks sub-endotel. Penarikan monosit ke dalam dinding arteri adalah salah satu kejadian awal pada aterosklerosis. Didalam lapisan intima monosit berkembang menjadi makrofag yang penting sebagai mediator inflamasi dan merupakan respon innate immune pada aterosklerosis Linton Fazio, 2003. Makrofag juga berperan terhadap respon inflamasi lokal dengan cara memproduksi cytokines, free oxygen radicals, protease dan faktor komplemen Linton Fazio, 2003. Menurut Yuan, et al., 2012, pembentukan sel busa aterosklerosis melalui beberapa tahap: 1. Aktifasi endotelium sesudah terjadi penumpukan lipoprotein termodifikasi pada lapisan intima. 2. Penarikan monosit oleh chemoattractans dan monosit berpindah ke dalam lapisan intima. 3. Monosit berdiferensiasi menjadi makrofag dan akan menangkap lipoprotein yang termodifikasi. 4. Penumpukan lipid yang berlebihan di dalam marofag membentuk sel busa lipid–laden. 5. Sel busa mati dan mengeluarkan isinya, hal ini akan menarik lebih banyak lagi makrofag. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Skematik : terjadinya migrasi monosit dan perubahannya menjadi sel busa Yuan, et al., 2012 Penangkapan oxd-LDL diperantarai oleh SR Scavenger Receptor misalnya: SR kelas A SR – A1. SR – AII, SR – AIII. Kelas B CLA-ISR-BI, SR-BII, CD 36 dan kelas D reseptor CD68 Shashkin, et al., 2005. Semua SR ini sangat penting dalam perubahan makrofag menjadi sel busa. Bila di lakukan blocking pada kedua SR-A dan B begitu juga dengan CD 36 maka akan terjadi penurunan ambilan Oxd-LDL secara signifikan, hal ini menunjukkan bahwa ambilan oxd-LDL memang diperantarai oleh SR. Scavenger Receptor adalah molekul pengenal yang diekspresikan oleh makrofag dan bermanfaat membantu makrofag untuk mengikat berbagai bakteri gram positif dan gram negatif, fagositosis dan dalam kematian sel terprogram apoptosis Baratawidjaja, 2010 . Universitas Sumatera Utara SMC Smooth Muscle Cells Enzym oksidatif Gambar 2.3 Hubungan antara stres oksidatif dan atherosclerosis. Sumber utama bahan oksidatif dan Reactiv Oxygen Species pada aterosklerosis pembuluh darah adalah makrofag dan Smooth Muscle Cell. Keberadaan ROS akan menginduksi disfungsi endotel. Stres oksidatif yang utama menimbulkan oksidatif modifikasi dari LDL oxd- LDL dan kelanjutan lesi aterosklerosis.vogiatzi, 2009

2.2.6. Aterosklerosis

Penyebab pasti aterosklerosis sampai saat ini belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, misalnya: sindroma metabolik pada penderita diabetes melitus, penyakit infeksi Chlamydia Pneumoniae, virus herpes, Helicobacter pylori, pembentukan radikal bebas oleh asap rokok, peninggian kadar lipid pada orang yang gemuk Džumhur, et al.. 2009. Stres oksidatif Kerusakan endotel Lesi atherolerotic Fatty streak Sel busa ROS Oxd - LDL Universitas Sumatera Utara Pembentukan aterosklerosis merupakan hasil dari keadaan dislipidemi dan inflamasi sistemik, bersamaan dengan kekuatan dan interaksi metabolisme antara diet dan penyakit jiao-Wu , 2011, perkembangan aterosklerosis merupakan suatu proses multi faktorial yang kompleks dalam hal ini termasuk juga lingkungan dan interaksi genetik Kalsait, 2011. Aterosklerosis selalu dihubungkan dengan penyakit jantung, keadaan ini dapat terjadi karena sebagian besar dari kasus CVD Cardio Vascular Desease berhubungan dengan aterosklerosis dan paling sering menyebabkan kematian Shashkin, 2005 umumnya ditandai dengan adanya disfungsi endotel, inflamasi kronik, dislipidemia, dan akumulasi lipid didalam dinding arteri Chait, 2009; Dillard, 2010. Semua bentuk penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh aterosklerosis 2 – 8 kali lipat lebih besar pada individu penderita diabetes dibanding dengan individu tanpa diabetes Wu Huan, 2007. Selain SR pembentukan dan progresifitas dari aterosklerosis juga di perantarai oleh TLR Toll Like Receptor ,TLR merupakan respon innate immuniti, yang diatur olah karena diproduksinya chemokines atau cytokines, hal ini penting untuk membedakan tipe dari inflamasi yang terjadi, apakah inflamasi karena bakteri, virus, parasit, akut ataupun kronik Džumhur, et al.. 2009. Pada aterosklerosis TLR yang berperan adalah TLR 4 dan TLR 2. Hal ini sudah dicobakan pada mencit hiperkolesterol LDL -- Toll Like Receptor diduga merupakan reseptor penting. Ada sembilan jenis TLR. TLR ini terutama mengenal sejumlah besar patogen yang berhubungan dengan PAMP Pathogen Associated Molecular Patterns yang ditemukan dengan defisiensi total TLR2 maka pada mencit tersebut hanya memiliki lesi yang minimal Curtiss Tobias, 2009. Universitas Sumatera Utara pada komponen patogen virus, bakteri, jamur maupun protozoa Baratawidjaja, 2010. TLR terutama ditemukan pada makrofag, SD Sel Dendritik, neutrofilik, eosinofil, sel epitel, keratinosit. Makrofag dapat diaktifasi oleh TLR untuk mengeluarkan zat–zat yang berperan dalam respon immun. Klasifikasi lesi aterosklerotik yang berkelanjutan secara karakteristik morfologi dibagi menjadi tiga tipe, gambaran tipe I dan tipe II hanya ada sedikit tumpukan lemak di lapisan intima dinding arteri. Pada yang tipe III dijumpai lesi yang sama dengan tipe II yangsudah berlanjut. Lesi tipe II biasa disebut dengan fatty streak. Tipe I dan tipe II umumnya dijumpai pada masa kanak–kanak Wagner Wissler, 1994. Tahap awal pembentukan aterosklerosis dimulai dengan proses penggundulan endotel pembuluh darah dan sebagai konsekuensinya adalah kehilangan fungsi normal dari endotel yaitu: mengontrol tonus pembuluh darah, antikoagulan yang merupakan ciri khas pada lapisan intima, dan juga berfungsi sebagai pertahanan terhadap mediator inflamasi. Tahap selanjutnya adalah pembentukan plak aterosklerosis oleh karena akumulasi lipid dalam SMC Smooth Muscle Cells dan makrofag, yang ditutupi oleh tudung fibrinogen. Tahap akhir adalah terlepasnya plak aterosklerosis dengan akibat stenosis atau obstruksi Džumhur, et al., 2009. Disfungsi endotel inilah sebagai dasar tahap inisiasi keprogresifan dari suatu lesi aterosklerosis Vanhoutte, 1997; Yekeler, et al.. 2007. Bersamaan dengan hilangnya fungsi normal lapisan endotel akan meningkatkan sifat adesif dari endotel, hal ini terjadi karena diekspresikannya molekul adesif, yaitu : VCAM-1 yang menyebabkan peningkatan adesif monosit Universitas Sumatera Utara Džumhur, et al., 2009, dalam waktu yang sama penetrasi oxd-LDL pada subendotel sangat penting dalam proses progresifitas dari aterosklerosis, karena oxd-LDL memilik fungsi kemotaktik yang kuat terhadap monosit, Oxd-LDL akan menstimulasi lapisan endotel untuk mengeluarkan kemokin MPC-1 dan cytokines M-CSF yang terutama menyebabkan akumulasi monosit dan berubah menjadi makrofag. Oxd-LDL juga menyababkan NO terinhibisi sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah. 2.2.7. Radikal bebas free radicals 2.2.7.1. Definisi Radikal bebas free radicals dapat didefinisikan sebagai atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbitnya Pala Gürkan, 2008, manusia diperkirakan menghasilkan radikal bebas lebih kurang sekitar 10.000 – 20.000 tiap sel tubuh setiap hari.Sebagian radikal bebas berguna bagi tubuh antara lain untuk melawan proses inflamasi, membunuh bakteri, mengontrol tonus otot polos. Sebaliknya peninggian radikal bebas atau kekuatan aktifitas radikal bebas yang tidak terkontrol dan karena kombinasi dengan faktor yang lain akan menimbulkan beberapa penyakit seperti: penyakit neurodegeneratif, penyakit jantung, kanker, proses penuaan, diabetes dan lain – lain.

2.2.7.2. Sumber radikal bebas

Ketika sel menggunakan Oksigen untuk memperolah energi, radikal bebas akan terbentuk sebagai konsekuensi di produksinya ATP oleh mitokondria. Semua Universitas Sumatera Utara produk itu disebut ROS Reactive Oxygen Species yang terbentuk karena adanya proses redoks Huy, et al., 2008. Sumber utama radikal bebas adalah peroksidasi auto oksidasi lipid yang terpajan oleh oksigen Harper, 2006, radikal bebas menyebabkan proses pembusukan pada makanan dan juga menyebabkan kerusakan pada jaringan in– vivo, hal ini dapat menyebabkan timbulnya proses keganasan kanker, peradangan, aterosklerosis Daba, 2005 dan proses penuaan Pala Gürkan, 2008. Gambar 3 dibawah ini menunjukkan beberapa sumber dari radikal bebas Fang, et al., 2002. Sumber radikal bebas yang lain : 1. NO dibentuk dari L-Arginin oleh salah satu dari enzym NO synthase. 2. O 2 - a. NADPH dioksidasi oleh NADPH oxsidase. dihasilkan dari beberapa pathway, misalnya: b. Oksidasi dari Xanthin atau hypoxanthin oleh xanthine oxidase. c. Auto oksidasi dari monoamin. d. Pengurangan satu elektron dari O 2 e. Pengurangan satu elektron dari O oleh Citokrom P-450. 2 Pada kondisi seperti diatas O oleh eNOS atau nNOS ketika Arginin atau tetrabiopterin berkurang. 2 berasal dari pemakaian oksigen oleh tubuh sebanyak 1-3. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. sumber radikal bebas Fang, 2002

2.2.7.3. Mekanisme Pathophysiologi

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN Low Density Lipoprotein (LDL) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 6 27

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 3 28

PENGARUH TEMPE KEDELAI TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 6 1

EFEK PEMBERIAN SUPLEMEN BAWANG PUTIH TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI MINYAK SAWIT.

0 0 5

Pengaruh Pemberian Kalsium dan Vitamin D Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 23

Efek Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 19

Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 18

Pengaruh Kalsium Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Tinggi Lemak.

0 0 27

Pengaruh Jamur Tiram Putih Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Dan Pencegahan Aterosklerosis Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Pakan Tinggi Kolesterol

0 0 22

Pengaruh pemberian serbuk jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar kolesterol dalam serum tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak - USD Repository

0 0 81