Perbedaan yang tidak signifikan terlihat antara P2 EEJT rerata luas AUC kolesterol 1444,1 ± 64,1 dibandingkan dengan P3 rEEJT rerata luas AUC
kolesterol 1433,2 ± 38,8 , angka signifikan 0,05 artinya tidak ada perbedaan efektifitas antara EEJT dan residu EEJT dalam hal penurunan kadar kolesterol.
4.2.1.2. Kadar LDL
Setelah dilakukan analisis Post-Hoc ternyata ada perbedaan signifikan bila P0 rerata luas AUC LDL 753,9 ± 14,6 dibandingkan dengan P1 rerata luas AUC
LDL 1190 ± 27,6, angka signifikan 0,05 . Dari grafik LDL terlihat kenaikan kadar LDL pada P1 sedangkan pada P0 kadar LDL tidak terlihat peningkatannya.
Dengan menghitung rerata luas AUC LDL untuk P0 lebih kecil bila dibanding dengan luas AUC LDL P1, keadaan ini menunjukkan kadar LDL P1 lebih tinggi
dibanding dengan P0, semakin besar luas AUC maka kadar LDL semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena pada P0 tidak diberi pakan tinggi kolesterol dan tidak
mendapatkan pengobatan apapun, pada P0 hanya diberi pakan biasa dan minum ad-libitum. Sedangkan P1 dari grafik terlihat luas AUC LDL nya lebih besar, hal
ini dapat terjadi karena pada P1 diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu tanpa diberi pengobatan, sehingga dari grafik LDL terlihat peningkatan kadar
LDL. Kolesterol yang berasal dari makanan sebagian akan diabsorbsi oleh usus terutama di jejunum dan dengan beberapa proses kolesterol tersebut di kemas dan
terikat dengan kilomikron, didalam hepar kilomikron akan melepas kolesterol dan kembali ke plasma sebagai komponen lipoprotein plasma, LDL adalah salah satu
dari lipoprotein plasma. Pada grafik kolesterol terlihat peningkatan kadar
Universitas Sumatera Utara
kolesterol pada kelompok K2, dengan meningkatnya kadar kolesterol maka kadar LDL juga akan meningkat, hal ini disebabkan karena reseptor LDL tidak
terbentuk dalam kondisi hiperkolesterol. Kadar LDL plasma tergantung pada banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, lemak jenuh dan kecepatan
produksi dan eliminasi LDL. Bila dibandingkan antara P1 rerata luas AUC LDL 1190 ± 27,6 dengan P2
rerata luas AUC LDL 727 ± 20,7 angka signifikan 0,05 terlihat bahwa luas AUC LDL untuk P1 lebih luas signifikan bila dibanding dengan luas AUC LDL
P2 dengan kata lain kadar LDL lebih tinggi pada P1, keadaan ini dapat terjadi karena pada P1 tikus hanya diberi pakan tinggi kolesterol tanpa diberi pengobatan,
kelompok yang diberi EEJT P2 terlihat luas AUC LDL lebih kecil ini menunjukkan bahwa kadar LDLnya lebih rendah, keadaan ini terjadi karena
didalam EEJT terkandung zat yang menyerupai obat golongan statin yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol, diharapkan dengan menurunnya kadar
kolesterol akan merangsang pembentukan reseptor LDL, reseptor LDL akan mengikat LDL, sehingga LDL akan membentuk kompleks LDLR dan mengikat
kolesterol yang akan didegradasi, dengan demikian akan terjadi penurunan kadar LDL, hal ini sesuai dengan penelitian dari Freire et-al , 2013. Selain diduga
mengandung zat yang menyerupai golongan statin, ternyata di dalam EEJT juga terdapat anti oksidan berupa plavonoid. Anti oksidan ini berfungsi sebagai
pengikat radikal bebas. Anti oksidan akan berfungsi sebagai free radicals scafenger receptor, menurut Huy,2008, yang akan mengikat radikal bebas,
terutama radikal bebas lipid yaitu oxd-LDL. Karena radikal bebas akan diikat oleh anti oksidan , hal ini akan menyebabkan jumlah LDL akan berkurang. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lakshmana Radha, 2012 : Alam et-al, 2011 : bobek, 1996.
Perbandingan yang signifikan terlihat pada P1 dengan rerata luas AUC LDL 1190 ± 27,6 dengan P3 rerata luas AUC LDL 738,8 ± 20,7 angka signifikan
0,05, pada perbandingan ini terlihat luas AUC LDL P1 lebih luas bila dibandingkan dengan luas AUC LDL kelompok yang diberi residu EEJT , hal ini
menunjukkan bahwa residu juga berperan dalam menurunkan kadar LDL. Residu EEJT merupakan serat dari jamur tiram, serat ini berfungsi menghalangi absorbsi
kolesterol yang berasal dari usus, akibatnya kolesterol sedikit berada di aliran darah, selain itu dalam residu terkandung anti oksidan golongan flavonoida yang
berfungsi sebagai scafenger receptor SR terhadap radikal bebas, sehingga radikal bebas akan terikat pada SR, dengan terikatnya radikal bebas ke SR maka
pembentukan oxd-LDL akan menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Alam, et-al 2011; Bobek, 1996; Samarghandian, et al., 2011.
Perbedaan yang tidak signifikan terlihat pada P2 rerata luas AUC LDL 727 ± 20,7 bila dibandingkan dengan P3 rerata luas AUC LDL 738,8 ± 20,7, angka
signifikan 0,05, artinya tidak ada perbedaan efektifitas antara EEJT dengan residu EEJT dalam menurunkan kadar LDL.
4.2.1.3. Berat badan