ANALISIS DATA GROUP PREVENTIF .1 Kadar kolesterol

3.11.6. Penebalan lapisan intima

Setelah dibuat sediaan histopatologinya dan diwarnai dengan menggunakan pewarnaan haematoxylin–eosin, kemudian diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Yang diamati pada sediaan ini adalah penebalan dari lapisan intima aorta, penebalan dihitung mulai dari lamina elastica interna ke arah lumen. Penebalan lapisan intima aorta diukur dengan Mikroskop Mikrometer Primo Star Zeiss, Jerman, satuan yang digunakan µm, data yang diperoleh berupa data numerik.

3.12. ANALISIS DATA

Setelah hasil kadar kolesterol yang diperiksa secara berkala dikumpulkan, maka akan didapat data yang berupa angka-angka data numerik, demikian pula diameter lapisan intima dan jumlah sel busa, kemudian dilakukan analisa terhadap hasil yang diperoleh. Adapun analisis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah uji 0ne way ANOVA Sopiyudin, 2013. Tabel 3.1 Langkah-langkah untuk menentukan analisis data yang digunakan Sopiyudin, 2013. No Langkah Jawaban 1 Menentukan variabel yang dihubungkan Kadar kolesterol numerik Kadar LDL numerik Berat badan numerik Diameter penebalan intima numerik Jumlah sel busa numerik 2 Menentukan jenis hipotesis Komparatif 3 Menentukan masalah skala variabel Numerik 4 Menentukan pasangan tidak berpasangan Tidak berpasangaan 5 Menentukan jumlah kelompok 2 kelompok Kesimpulan : uji yang akan digunakan adalah uji one way ANOVA parametris bila memenuhi sarat. Bila tidak memenuhi sarat maka akan diuji dengan uji Friedman non parametris Universitas Sumatera Utara Cara melakukan uji one way ANOVA: 1. Distribusi data dan varian data harus normal. 2. Jika normal gunakan uji one way ANOVA. 3. Jika tidak normal, upayakan melakukan transformasi data supaya distribusi data menjadi normal. 4. Jika transformasi data normal, lakukan uji one way ANOVA. 5. Jika transformasi data tidak menghasilkan distribusi normal, maka uji alternatifnya adalah uji Friedman. 6. Jika pada uji one way ANOVA maupun uji Fiedman menghasilkan nilai p 0,05 maka dilanjutkan dengan melakukan analisis Post- Hoc. Untuk uji normalitas data pada penelitian ini digunakan uji Shapiro–Wilk dan untuk uji varians digunakan Levene’s test. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN DISKUSI 4.1 GROUP PREVENTIF 4.1.1 Kadar kolesterol Hasil pemeriksaan kadar kolesterol pada kelompok tikus yang diberi ekstrak jamur tiram maupun residu ekstrak jamur tiram rEEJT bersamaan dengan pemberian pakan tinggi kolesterol terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Kadar kolesterol tikus grup preventif n = 6 Minggu Kadar kolesterol tikus grup preventif mgdL P0 P1 P2 P3 Pre 90,2 ± 4,2 82,1 ± 1,7 72,6 ± 1,8 74,6 ± 3,2 1 92,8 ± 6,3 82,6 ± 7,1 73,7 ± 19 66,4 ± 8,4 2 94,2 ± 2,1 83,4 ± 0,1 74,3 ± 9,6 71,5 ± 9 3 81,8 ± 3,7 82,8 ± 0,7 77,6 ± 1,4 70,1 ± 9,9 4 90,6 ± 4,5 83,9 ± 7 73,2 ± 4,2 76,8 ± 9 5 90,9 ± 8,2 77,9 ± 1,6 69,9 ± 14 70,9 ± 0,6 6 82,3 ± 2,1 88 ± 2,7 68,2 ± 2,2 69,3 ± 9,8 7 90,8 ± 1,6 94,8 ± 8,5 71,2 ± 0,6 73,9 ± 3,7 8 84,2 ± 2,2 89,9 ± 3,8 62,2 ± 6,9 66,1 ± 9,4 9 93,2 ± 2,2 89,9 ± 6,7 70,6 ± 0,2 74,1± 3,6 10 84,8 ± 1,9 93 ± 0,1 71,9 ± 5,1 73,7 ± 1,1 11 82,5 ± 1,9 88,8 ± 2,4 63,8 ± 7,1 67,7 ± 1,4 12 85,2 ± 1,4 89,9 ± 11,8 64,5 ± 3,2 77,7 ± 1,1 13 83 ± 3,9 106,4 ± 2,8 73,3 ± 2 73,3 ± 3,6 14 82,5 ± 1,3 111,7 ± 3,3 73 ± 4,6 64,4 ± 1,1 15 78 ± 2,4 116,1± 1,1 74 ± 0,3 74,9 ± 0,5 16 79,3 ± 0,7 123 ± 1,6 78,4 ± 0,1 74,4 ± 10,2 17 74,5 ± 2,4 184,3 ± 17,5 67,4 ± 4,7 70,3 ± 0 18 76,1 ± 2,1 195,3 ± 8,1 71,6 ± 6,9 86,8 ± 1,3 19 78,2 ± 0,3 196,7 ± 1 80,8 ± 0,1 71,8 ± 3,5 20 79,7 ± 3,4 222,9 ± 11,3 80,3 ± 9,1 68,3 ± 3,9 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Hubungan kadar kolesterol terhadap waktu pada grup preventif P0, P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT. 50 100 150 200 250 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 K a da r ko le st e r o l m g dL Waktu minggu P0 P1 P2 P3 Universitas Sumatera Utara Dari grafik diatas akan dihitung AUC Area Under the Curve pada setiap minggu. Rumus untuk menghitung AUC adalah AUC 0-18 = 1 2 CP n + C P n+1 Δt AUC total = AUC 0-18 + AUC ∞ Hasil dari perhitungan luas AUC untuk kelompok preventif dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2. Rerata luas AUC kolesterol tikus group preventif n = 6 No tikus Luas AUC kolesterol tikus group preventif mgdL.minggu - P0 P1 P2 P3 1 1659,3 2211,1 1396,1 1386,3 2 1641,7 2150,3 1450,5 1407,6 3 1603,7 2335,3 1434,8 1402,8 4 1691,5 2237 1412 1455,2 5 1694,9 2182,7 1481,6 1475,6 6 1697,7 2252,1 1489,5 1471,7 Rerata 1664,8 ± 37,4 2228,1 ± 64,1 1444,1 ± 37,2 1433,2 ± 38,8 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Nilai AUC pada tabel diatas yang akan dianalisis dengan menggunakan uji one way ANOVA. Hasil uji normalitas, data terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas varian, data keempat kelompok homogen. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai p = 0,000 artinya sedikitnya ada dua kelompok yang memiliki perbedaan signifikan. Untuk mengetahui kelompok yang berbeda maka dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc menggunakan metode Bonferroni, hasilnya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC kolesterol group preventif Keterangan: tanda menunjukkan perbedaan signifikan Multiple Comparisons Dependent Variable: Luas AUC kolesterol group preventif Bonferroni I perlakuan1 J perlakuan1 Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound P0 P1 -563,28333 26,46408 ,000 -640,7468 -485,8198 P2 EEJT 220,71667 26,46408 1,000 143,2532 298,1802 P3 r EEJT 231,60000 26,46408 1,000 154,1365 309,0635 P1 P0 563,28333 26,46408 ,000 485,8198 640,7468 P2 EEJT 784,00000 26,46408 ,000 706,5365 861,4635 P3 r EEJT 794,88333 26,46408 ,000 717,4198 872,3468 P2 EEJT P0 -220,71667 26,46408 1,000 -298,1802 -143,2532 P1 -784,00000 26,46408 ,000 -861,4635 -706,5365 P3 r EEJT 10,88333 26,46408 1,000 -66,5802 88,3468 P3 r EEJT P0 -231,60000 26,46408 1,000 -309,0635 -154,1365 P1 -794,88333 26,46408 ,000 -872,3468 -717,4198 P2 EEJT -10,88333 26,46408 1,000 -88,3468 66,5802 1. P1 dengan P0 diperoleh nilai p = 0,000 2. P1 dengan P2 EEJT diperoleh nilai p = 0,000 3. P1 dengan P3 r EEJT diperoleh nilai p = 0,000 Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Kadar LDL

Kadar LDL pada group preventif baik yang diberi EEJT untuk P2 maupun residu EEJT untuk P3 dengan pemberian pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Kadar LDL tikus group preventif n = 6 Minggu Kadar LDL tikus group preventif mgdL.minggu - P0 P1 P2 P3 Pre 38,6 ± 1,4 41,8 ± 3,1 33,9 ± 1,4 33,9 ± 1,4 1 40 ± 2,8 42,2 ± 1,5 36,8 ± 5,7 35,9 ± 5,2 2 41,7 ± 1,4 48,2 ± o,1 35,7 ± 0,5 37 ± 3,7 3 36,9 ± 1 0,8 36,1 ± 0,4 36,7 ± 3,3 36,3 ± 0,7 4 38,5 ± 4,4 40,1 ± 4,5 33,4 ± 0,1 35,4 ± 0,6 5 39,1 ± 5,2 38,2 ± 0,9 36,1 ± 0,1 36,3 ± 1,8 6 33,2 ± 0,8 42,7 ± 8,6 34 ± 6,4 35,7 ± 4,7 7 39,4 ± 3,5 50,9 ± 2,3 35,8 ± 0,7 33,7 ± 0,6 8 35,4 ± 2,1 46 ± 5,7 34,3 ± 2,9 33 ± 3,8 9 42,2 ± 1,1 45,5 ± 2,3 35,7 ± 5,7 34,6 ± 0,7 10 35,4 ± 2,4 48,6 ± 2,8 34,9 ± 3,7 37 ± 3,7 11 35,2 ± 0 54 ± 2,5 36 ± 1,7 33,5 ± 5,7 12 35,3 ± 2,7 55 ± 0,8 37 ± 2,5 41,4 ± 1 13 43,3 ± 5,1 65,3 ± 7,8 41,7 ± 1,3 43 ± 3,3 14 36,5 ± 5,4 68,4 ± 2,3 31,7 ± 3,7 34 ± 0,3 15 37,3 ± 2,1 73,7 ± 4 35,1 ± 1,6 41,4 ± 7,1 16 37,2 ±2,1 80,3 ± 4,2 36,3 ± 0,7 39 ± 4,9 17 33,4 ± 0 97,5 ± 0,1 36,8 ± 5,2 38,4 ± 0,6 18 34 ± 0,7 99,5 ± 0,1 35,5 ± 3,7 43,7 ± 0,1 19 35,6 ± 4,1 100,3 ± 0,3 39,2 ± 0,1 34,7 ± 4,7 20 35,8 ± 0,6 127,7 ± 2,1 42,5 ± 6,6 37,1 ± 1,3 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Setelah tabel kadar LDL untuk kelompok preventif diperoleh, maka dari tabel tersebut dibuat grafik kadar LDL terhadap waktu. Gambaran grafik terlihat pada Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.2 Hubungan kadar LDL terhadap waktu untuk group preventif P0, P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT. 20 40 60 80 100 120 140 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 K a d a r LD L m g d L Waktu minggu P0 P1 P2 P3 Universitas Sumatera Utara Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kadar LDL rata-rata kelompok preventif terhadap waktu. Dari grafik tersebut akan dihitung luas AUC perminggu hingga minggu 20 untuk masing-masing tikus pada tiap kelompok perlakuan. sehingga didapat data luas AUC sebanyak 24 data yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini: Tabel 4.5. Rerata luas AUC LDL tikus group preventif n – 6 No.Tikus Luas AUC kadar LDL tikus group preventif mgdL.minggu- P0 P1 P2 P3 1 747,2 1229,6 734,6 759 2 732,7 1159,9 731,8 736 3 760,3 1182,3 722,9 706,9 4 759,9 1195,6 724,5 735,7 5 752,8 1161,6 716 764,1 6 776,4 1211,2 722,4 731,1 Rerata 754,9 ± 14,6 1190 ± 27,6 725,4 ± 6,8 738,8 ± 20,7 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Hasil uji normalitas keempat kelompok memiliki data normal. Pada uji homogenitas, varians data antar kelompok homogen. Hasil uji ANOVA untuk LDL diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada perbedaan kadar LDL yang bermakna paling sedikit pada dua kelompok , untuk mengetahui kelompok yang berbeda, maka dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc, Hasil analisis Post-Hoc adalah: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil uji analisis Post-Hoc Bonferroni luas AUC LDL tikus group preventif. Keterangan: tanda berbeda signifikan Multiple Comparisons Dependent Variable: Luas AUC LDL tikus group preventif Bonferroni I perlakuan1 J perlakuan1 Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound P0 P1 -435,15000 11,00474 ,000 -467,3622 -402,9378 P2 EEJT 29,51667 11,00474 ,086 -2,6955 61,7288 P3 r EEJT 16,08333 11,00474 ,956 -16,1288 48,2955 P1 P0 435,15000 11,00474 ,000 402,9378 467,3622 P2 EEJT 464,66667 11,00474 ,000 432,4545 496,8788 P3 r EEJT 451,23333 11,00474 ,000 419,0212 483,4455 P2 EEJT P0 -29,51667 11,00474 ,086 -61,7288 2,6955 P1 -464,66667 11,00474 ,000 -496,8788 -432,4545 P3 r EEJT -13,43333 11,00474 1,000 -45,6455 18,7788 P3 r EEJT P0 -16,08333 11,00474 ,956 -48,2955 16,1288 P1 -451,23333 11,00474 ,000 -483,4455 -419,0212 P2 EEJT 13,43333 11,00474 1,000 -18,7788 45,6455 1. P1 dengan P0 diperoleh nilai p = 0,000 2 P1 dengan P2 EEJT diperoleh nilai p = 0,000 3. P1 dengan P3 rEEJT diperoleh nilai p = 0,000 Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Berat badan

Data berat badan tikus pada group preventif P0, P1, P2 dan P3 setelah pemberian pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu bersamaan dengan pemberian EEJT untuk P2 dan residu EEJT untuk P3 dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini. Tabel 4.7 Berat badan tikus group preventif n = 6 Minggu Berat badan tikus grup preventif gr P0 P1 P2 P3 Pre 179,2 ± 5,4 178,9 ± 8,4 183,3 ± 12,4 195,9 ± 0,4 1 185,4 ± 0,5 189,8 ± 3,5 182,2 ± 36,3 217,5 ± 3,3 2 193,8 ± 1,6 198,9 ± 4,8 221 ± 37,2 201,4 ± 40 3 213,3 ± 3,7 213,3 ± 2,5 220,6 ± 22 217,2 ± 9,6 4 218,2 ± 0,3 222,2 ± 2,8 232,7 ± 32,7 229,9 ± 11,1 5 225,9 ± 5,1 226,9 ± 1,7 243 ± 28,9 213 ± 0,8 6 225,7 ± 5,9 240,8 ± 7,1 246,5 ± 28,6 238,4 ± 4,5 7 230 ± 4,6 253,7 ± 5,4 250,2 ± 37,5 237 ± 7,8 8 233,7 ± 2,3 263,7 ± 5,4 252,9 ± 37,5 238,2 ± 7,4 9 235,1 ± 1 262 ± 12,6 254,9 ± 35,9 243,8 ± 7,4 10 237,5 ± 0,2 257,8 ± 2,5 258,3 ± 32 249,1 ± 2,9 11 238,9 ± 0,6 253,3 ± 2,2 263,9 ± 24,7 253,1 ± 6,2 12 240,2 ± 0,1 252 ± 2,6 269,4 ± 20,6 258,7 ± 11 13 241,1 ± 0,5 251,7 ± 7 273,5 ± 15,3 266 ± 15,5 14 240,9 ± 0 249,2 ± 7 275,5 ± 11,5 270,4 ± 21,7 15 241,6 ±0,1 254,1 ± 4,8 276,7 ± 7,6 274,5 ± 26,4 16 242,1 ±0,1 261,7 ± 5,7 278,5 ± 3,8 277 ± 28,6 17 242,6 ± 0,2 268,8 ± 4,7 279,7 ± 8,1 284,4 ± 0 18 242,9 ± 0,1 261,9 ±3,8 282,9 ± 6,1 285,3 ± 32,8 19 243,7 ± 0 263,4 ± 12,3 284,4 ± 0 288,9 ± 32,5 20 244,2 ± 0,1 261,6 ± 28,3 286,9 ± 1,1 292,3 ± 37,3 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Tabel 4.7 menunjukkan rata-rata berat badan tikus group preventif yang telah diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Hubungan antara berat badan terhadap waktu grup preventif P0, P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT 150 200 250 300 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 B e r at b ad an gr Waktu minggu P0 P1 P2 P3 Universitas Sumatera Utara Dari grafik diatas kemudian dihitung nilai AUC masing-masing tikus pada setiap kelompok perlakuan, hasil perhitungan AUC berat badan group preventif dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Luas AUC berat badan tikus group preventif No. Tikus Luas AUC berat badan tikus group preventif gr.minggu - P0 P1 P2 P3 1 4634 4775 4870,8 4918,4 2 4416,2 5029,4 4843,1 5024,9 3 4639,3 4601,3 5047,4 4816,2 4 4649,5 5159,5 4451,1 4988,2 5 4657 5508,4 5055,1 4489,5 6 4630,8 5287,2 5098,6 4663,9 Rerata 4646,1± 29,3 5060,1 ± 333,2 4894,4 ± 241,1 4816,9 ± 206,6 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Dari data diatas akan dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji ANOVA. Pada uji normalitas distribusi data keempat kelompok normal. Hasil uji homogenitas varian, data yang dibandingkan homogen. hasil uji ANOVA diperoleh nilai p= 0,000, artinya sedikitnya ada dua kelompok yang berbeda signifikan. Untuk mengetahui kelompok yang berbeda maka dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc, hasilnya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil uji analisis Post-Hoc luas AUC berat badan tikus group preventif. Keterangan: tanda menunjukkan perbedaan yang signifikan. Multiple Comparisons Dependent Variable: Luas AUC berat badan tikus group preventif Bonferroni I perlakuan1 J perlakuan1 Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound P0 P1 -535,01667 90,93519 ,000 -801,1948 -268,8385 P2 EEJT -220,53333 90,93519 ,149 -486,7115 45,6448 P3 r EEJT -167,38333 90,93519 ,483 -433,5615 98,7948 P1 P0 535,01667 90,93519 ,000 268,8385 801,1948 P2 EEJT 314,48333 90,93519 ,015 48,3052 580,6615 P3 r EEJT 367,63333 90,93519 ,004 101,4552 633,8115 P2 EEJT P0 220,53333 90,93519 ,149 -45,6448 486,7115 P1 -314,48333 90,93519 ,015 -580,6615 -48,3052 P2 r EEJT 53,15000 90,93519 1,000 -213,0281 319,3281 P3 r EEJT P0 167,38333 90,93519 ,483 -98,7948 433,5615 P1 -367,63333 90,93519 ,004 -633,8115 -101,4552 P2 EEJT -53,15000 90,93519 1,000 -319,3281 213,0281 1. P1 dengan P0 diperoleh nilai p = 0,000 2. P1 dengan P2 EEJT, diperoleh nilai p = 0,015 3. P1 dengan P3 rEEJT, diperoleh nilai p = 0,04 Universitas Sumatera Utara

4.1.4. Jumlah sel busa

Sel busa yang dihitung berada pada lapisan intima dibawah lapisan endotel, menghitung sel busa dengan pembesaran 400 x menggunakan mikroskop digital merek Boeco Germany. Sel busa dihitung pada sepuluh lapangan pandang, kemudian diambil rata-ratanya. Nilai rata-rata ini yang digunakan untuk analisis statistik. Gambar 4.4 Lapisan intima aorta tikus group preventif P0dijumpai sel busa foam cell Gambar 4.5. Lapisan intima aorta tikus group preventif P2EEJT, terlihat sel busafoam cell Gambar 4.6 Lapisan intima aorta tikus group preventif P1, terlihat sel busa foam cell pada lapisan intima Gambar 4.7. Lapisan intima aorta tikus group preventif P3 rEEJT, terlihat sel busa foam cell Sel busa Sel busa Sel busa Sel busa Lumen Lumen Lumen Lumen Universitas Sumatera Utara Jumlah sel busa yang muncul di pada lapisan intima pada tikus group preventif P0, P1, P2 dan P3 yang telah diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 4.10 Jumlah sel busa tikus group preventif No tikus Jumlah sel busa tikus group preventif P0 P1 P2 P3 1 1 7 5 2 2 3 8 4 4 3 3 9 3 5 4 2 9 5 4 5 2 7 4 3 6 1 8 4 4 Rerata 2 ± 0,89 8 ± 0,89 4,17 ± 0,75 3,67 ± 1,03 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Rerata jumlah sel busa pada group preventif dapat dilihat pada grafik dibawah ini Gambar 4.8 Rerata jumlah sel busa tikus grup preventif Keterangan: huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan P0 P1 P2 P3 jumlah sel busa 2 8 4,17 3,67 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum la h se l bus a 0,75 1,03 0,89 0,89 a b c c Universitas Sumatera Utara Dari data diatas dilakukan uji ANOVA. Uji normalitas diperoleh data keempat kelompok terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas varians, data dari keempat kelompok homogen. hasil uji ANOVA diperoleh nilai P = 0,000 , artinya ada perbedaan signifikan sedikitnya pada dua kelompok. Hasil analisis Post-Hoc Tabel 4.11 Hasil uji analisis Post-Hoc jumlah sel busa tikus grup preventif. Keterangan: tanda menunjukkan perbedaan yang signifikan. Multiple Comparisons Dependent Variable: Jumlah sel busa tikus group preventif Bonferroni I perlakuan1 J perlakuan1 Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound P0 P1 -6,00000 ,51908 ,000 -7,5194 -4,4806 P2 EEJT -2,16667 ,51908 ,003 -3,6861 -,6473 P3 r EEJT -1,66667 ,51908 ,026 -3,1861 -,1473 P1 P0 6,00000 ,51908 ,000 4,4806 7,5194 P2 EEJT 3,83333 ,51908 ,000 2,3139 5,3527 P3 r EEJT 4,33333 ,51908 ,000 2,8139 5,8527 P2 EEJT Po 2,16667 ,51908 ,003 ,6473 3,6861 P1 -3,83333 ,51908 ,000 -5,3527 -2,3139 P3 r EEJT ,50000 ,51908 1,000 -1,0194 2,0194 P3 r EEJT P0 1,66667 ,51908 ,026 ,1473 3,1861 P1 -4,33333 ,51908 ,000 -5,8527 -2,8139 P2 EEJT -,50000 ,51908 1,000 -2,0194 1,0194 1. P1 dengan P0, diperoleh nilai p = 0,000 2. P1 dengan P2 diberi EEJT, diperoleh nilai p = 0,000 3. P1 dengan P3 diberi residu EEJT, diperoleh nilai p =0,000 Universitas Sumatera Utara

4.1.5. Ketebalan lapisan intima aorta

Ketebalan lapisan intima diukur mulai lapisan elastika eksterna ke arah lumen pembuluh darah, mikroskop yang digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan intima adalah Mikroskop Mikrometer Primo Star, merk zeiss Germany, dengan pembesaran 400x, hasil sebagai berikut: Gambar 4.9 Lapisan intima group preventif P0, ketebalan lapisan intima 18,38 µm Gambar 4.10. Lapisan intima group preventif P2, ketebalan lapisan intima 34,36µm Gambar 4.11 Lapisan intima group preventif P1, ketebalan lapisan intima 45,11µm Gambar 4.12. Lapisan intima group preventif P3, ketebalan lapisan intima 34,36µm Tabel 4.12 memperlihatkan ketebalan lapisan intima aorta tikus pada group preventif yang sudah diberi pakan tinggi kolesterol selama 20 minggu, untuk P2 diberi EEJT bersamaan dengan pemberian pakan tinggi kolesterol, sedangkan Lumen Lumen Lumen Lumen Tebal lapisan intima Tebal lapisan intima Tebal lapisan intima Tebal lapisan intima Universitas Sumatera Utara untuk P3 diberi residu EEJT. Data ketebalan lapisan intima rata-rata untuk setiap kelompok terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Diameter lapisan intima aorta grup preventif P0, P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT No Tikus Ketebalan lapisan intima aorta tikus group preventif P0 P1 P2 P3 1 19 30,68 26 27,81 2 17 35,02 24,27 28 3 19 33,21 23,80 26,43 4 18 35 25,45 27 5 17 32 25 26 6 18 33,10 24 28 Rerata 18,00 ± 0,89 33,50 ± 1,24 24,75 ± 0,87 27,21 ± 0,86 Keterangan: P0 diberi pakan biasa P1 diberi pakan tinggi kolesterol P2 diberi EEJT P3 diberi residu EEJT Grafik rerata ketebalan lapisan intima dapat dilihat dibawah ini Gambar 4.13. Rerata ketebalan lapisan intima aorta tikus group preventif. Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan Data pada tabel 4.12 diatas digunakan untuk analisis data dengan menggunakan uji One Way ANOVA bila sarat terpenuhi. Hasil uji normalitas, data terdistribusi P0 P1 P2 P3 ketebalan lapisan intima 18 33,5 24,75 27,21 5 10 15 20 25 30 35 40 K e te b al an l ap isan i n ti m a 0,7 0,3 1,4 0,1 a b c c Universitas Sumatera Utara normal. Hasil uji homogenitas varians, semua data homogen. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA, hasilnya uji ANOVA diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada perbedaan diameter lapisan intima aorta yang signifikan pada sedikitnya dua kelompok. Untuk melihat kelompok yang berbeda signifikan maka dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc, hasil analisis Post-Hoc adalah: Tabel 4.13 Hasil analisis Post-Hoc ketebalan lapisan intima tikus group preventif. Keterangan: tanda menunjukkan perbedaan signifikan Multiple Comparisons Dependent Variable: Ketebalan lapisan intima tikus group preventif Bonferroni I perlakuan 1 J perlakuan1 Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound P0 P1 -15,50167 ,56642 ,000 -17,1596 -13,8437 P2 EEJT -6,75333 ,56642 ,000 -8,4113 -5,0954 P3 rEEJT -9,20500 ,56642 ,000 -10,8630 -7,5470 P1 P0 15,50167 ,56642 ,000 13,8437 17,1596 P2 EEJT 8,74833 ,56642 ,000 7,0904 10,4063 P3 rEEJT 6,29667 ,56642 ,000 4,6387 7,9546 P2 P0 6,75333 ,56642 ,000 5,0954 8,4113 P1 -8,74833 ,56642 ,000 -10,4063 -7,0904 P3 rEEJT -2,45167 ,56642 1,002 -4,1096 -,7937 P3 P0 9,20500 ,56642 ,000 7,5470 10,8630 P1 -6,29667 ,56642 ,000 -7,9546 -4,6387 P2 EEJT 2,45167 ,56642 1,002 ,7937 4,1096 1, P1 dengan P0 diperoleh nilai p = 0,000 2. P1 dengan P2 diberi EEJT, nilai p diperoleh = 0,000 3. P1 dengan P3 diberi residu EEJT, nilai p diperoleh = 0,000 Universitas Sumatera Utara 4.2. GROUP KURATIF 4.2.1. Kadar kolesterol

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN Low Density Lipoprotein (LDL) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 6 27

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 3 28

PENGARUH TEMPE KEDELAI TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 6 1

EFEK PEMBERIAN SUPLEMEN BAWANG PUTIH TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI MINYAK SAWIT.

0 0 5

Pengaruh Pemberian Kalsium dan Vitamin D Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 23

Efek Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 19

Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 18

Pengaruh Kalsium Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Tinggi Lemak.

0 0 27

Pengaruh Jamur Tiram Putih Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Dan Pencegahan Aterosklerosis Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Pakan Tinggi Kolesterol

0 0 22

Pengaruh pemberian serbuk jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar kolesterol dalam serum tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak - USD Repository

0 0 81