BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pola makan sangat menentukan kondisi kesehatan seseorang. Menu makanan yang lebih banyak mengandung serat baik dari sayuran maupun buah-
buahan, akan mengurangi resiko menderita penyakit-penyakit degeneratif, penyakit cardio vascular, diabetes, kanker. Sebaliknya makanan yang sedikit atau
tidak mengandung serat maka penyakit–penyakit seperti yang disebut diatas mengalami peningkatan dan akan menurunkan kualitas hidup individu yang
menderita penyakit tersebut. Saat ini pola makanan sudah berubah, orang lebih senang mengkonsumsi makanan cepat saji fast food, yang pasti sudah tidak ada
keseimbangan zat gizi pada makanan tersebut. Makanan cepat saji lebih banyak mengandung lemak, kolesterol dan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali
mengandung serat. Ketidak seimbangan gizi ini akan banyak menimbulkan
masalah pada individu yang suka atau terpaksa mengkonsumsi makanan tersebut.
Demikian juga dengan makanan yang dimasak dengan cara menggoreng. Menggoreng adalah salah satu cara dalam menyiapkan makanan, sementara itu
menggunakan minyak yang berulang kali dipakai akan meningkatkan jumlah lemak yang teroksidasi dan mengurangi jumlah anti oksidan yang terkandung
didalam minyak, dan akan menghasilkan radikal bebas Xian, 2012, makanan yang digoreng akan mengabsorbsi minyak jelantah begitu juga radikal bebasnya,
dan ini akan menjadi bagian dari makanan kita. Pemanasan kembali minyak jelantah akan semakin meningkatkan jumlah radikal bebas yang berbahaya bagi
jaringan Jaarin, et al., 2006 dan akan menginduksi oksidatif stres yang berperan
Universitas Sumatera Utara
penting dalam perkembangan aterosklerosis Vogiatzi, et al., 2009. Selain makanan, sumber radikal bebas dapat berasal dari beberapa keadaan seperti
syndroma metabolik pada penderita diabetes melitus, perokok berat, infeksi, peningkatan kadar lipid pada orang yang gemuk D
ẑumhur, et al., 2009. Dengan kebiasaan mengkonsumsi jenis–jenis makanan seperti yang sudah
diterangkan diatas akan menimbulkan peningkatan kadar kolesterol di dalam
darah yang disebut dengan hiperkolesterolemia, bagi penderita hiperkolesterol
mereka melakukan upaya apa saja untuk menurunkan kadar kolesterol tersebut. Menurut Matos, 2005 : Trapani, et al., 2012 keadaan hiperkolesterol merupakan
problem bagi berbagai negara, karena merupakan salah satu faktor resiko untuk berkembang menjadi penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis dan
komplikasinya, MCI Myocard Infarction dan hipertensi. Hiperkolesterolemia merupakan suatu bentuk kesalahan dari metabolisme lipoprotein yang ditandai
dengan peninggian kadar LDL serum dan kolesterol darah Otunola, 2010. Komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita hiperkolesterol adalah
terbentuknya aterosklerosis pada pembuluh darah Mc.Namara,2000.
Aterosklerosis yang terjadi pada arteri koroner dapat menyebabkan penyumbatan arteri secara perlahan, menyebabkan angina yang stabil, dan dapat diprediksi bila
merasa sakit ketika beraktifitas. Apabila plak aterosklerosis ini lepas dapat menimbulkan Acut Coronary Syndrome, Angina yang tidak stabil, Infarc Myocard
atau kematian yang mendadak Boyle, 2005. Kematian mendadak disebabkan karena aliran darah ke otak dan jantung terhenti Yuan, et al., 2012.
Pembentukan aterosklerosis hanya bisa dicegah dengan mengendalikan penyebab terjadinya aterosklerosis. Beberapa cara yang digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengendalikan aterosklerosis ini adalah dengan cara menurunkan kadar kolesterol darah, bila kadar kolesterol terkendali maka kemungkinan keprogresifan
aterosklerosis bisa diminimalkan, kolesterol yang tinggi juga akan memicu peristiwa oksidasi kolesterol terutama fraksi LDL oleh radikal bebas menjadi oxd-
LDL, oxd-LDL ini akan mengundang makrofag, kemudian makrofag akan memfagosit oxd-LDL dan akan berubah menjadi sel busa. Untuk mengurangi
aktifitas radikal bebas dibutuhkan antioksidan, pada penelitian ini antioksidan dan anti hiperkolesterol diperoleh dari jamur tiram putih Pleurotus oestreatus.
Didunia ini ditemukan berpuluh macam jenis jamur, beberapa jenis dikonsumsi sebagai obat. Pada penelitian ini jamur yang digunakan adalah jamur
tiram, jamur tiram ini juga memiliki beberapa jenis tetapi yang digunakan pada penelitian ini adalah jamur tiram putih Pleurotus Ostreatus. Jamur Pleurotus
Ostreatus ini tersebar di seluruh dunia terutama di Asia dan Eropa, pembudidayaan jamur ini secara tehnik sederhana dan murah Patil, et al., 2010,
Jamur Pleurotus Ostreatus mengandung fenolic, karotenoid, vitamin C dan E dan Flavonoids. Sebagai anti oksidan fenolic acid dapat menghambat proses stres
oksidatif Jayakumar, et al.,2011. Selaian itu Pleurotus Ostreatus juga mengandung Pluran β–1.3-D–glucan merupakan bagian yang penting dan
berada di serat jamur ini Bobek, 2001. Sebagai anti hiperkolesterol ternyata jamur tiram putih mengandung zat yang menyerupai lovastatin yang berfungsi
menurunkan kadar kolesterol dengan cara menginhibisi kerja HMG Ko A 3- hydroxy 3-Methylglutaril Co enzym A reductase, merupakan enzym yang penting
pada biosintesa kolesterol Lakshmanan Radha, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Serat yang terkandung dalam makanan diklasifikasikan menjadi dua bagian, bagian pertama adalah yang tidak larut dalam air, misalnya: beberapa
hemiselulosa, lignin dan selulose. Bagian yang kedua adalah yang larut dalam air, contoh bagian ini adalah: sebagian hemiselulose dan pektin. Samarghandian, et
al., 2011 Diet serat terutama bagian yang tidak larut dalam air akan merangsang aktifitas pada usus, meningkatkan gerakan peristaltik usus, menyebabkan
makanan tidak terlalu lama di usus, meningkatkan volume dan berat kotoran. Jamur tiram putih juga mengandung serat sebanyak 7,4-24,6, serat ini sangat
baik untuk fungsi pencernaan Ardiansyah, 2006. Pada penelitian ini residu dari ekstraksi etanol jamur tiram tetap digunakan untuk melihat apakah residu ini juga
dapat menurunkan kadar kolesterol. Dengan melihat latar belakang maka peneliti tertarik untuk meneliti efek
dari jamur tiram putih terhadap penurunan kadar kolesterol, dan bagaimana jamur tiram putih dapat mencegah terbentuknya aterosklerosis, sehingga komplikasi
aterosklerosis dapat dihindari. Karena itulah perlu diteliti apakah mengkonsumsi jamur tiram putih dapat mencegah manusia dari pembentukan aterosklerosis
dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi aktifitas radikal bebas.
1.2. RUMUSAN MASALAH