REGRESI DAN KORELASI 1. Group preventif

1,71 angka signifikan 0,05 ada perbedaan yang signifikan, kondisi ini dapat terjadi ketika kedua kelompok diberi pakan tinggi kolesterol hingga tercapai keadaan hiperkolesterol dan LDL, tetapi pada K1 KPstatin saat terjadi keadaan hiperkolesterol diberi obat golongan statin dengan dosis 20 mgkgBB dan pakan tinggi kolesterol dihentikan, berbeda dengan K2 KN saat terjadi kondisi hiperkolesterol hanya dilakukan penghentian pakan tinggi kolesterol tanpa diberi pengobatan. Sel busa terbentuk kemungkinan terjadi pada saat kondisi hiperkolesterol dan LDL. Pada K1 KPstatin dari grafik terlihat penurunan kadar kolesterol diikuti dengan penurunan LDL, karena statin berfungsi menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor LDL sehingga jumlah LDL bisa berkurang, dengan menurunnya kolesterol dan LDL maka pembentukan sel busa tidak berlanjut akibatnya penebalan lapisan intima juga tidak berlanjut. Perbandingan yang tidak signifikan terlihat pada K3 EEJT rerata ketebalan lapisan intima 24,43 ± 1,43 bila dibandingkan dengan K4 r EEJT rerata ketebalan lapisan intima 27,23 ± 1,35 dengan angka signifikan 0,05 artinya dalam mengurangi progresifitasan pembentukan sel busa dan penebalan lapisan intima efektifitas antara EEJT dengan residu EEJT sama.

4.2 REGRESI DAN KORELASI 1. Group preventif

1.1. Kadar kolesterol dan LDL pada P1 Pada kelompok preventif hanya kadar kolesterol dan LDL di P1 yang memiliki hubungan erat dimana setiap kenaikan kadar kolesterol akan menaikkan kadar LDL, hal ini dapat dilihat pada grafik regresi dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.27 Regresi antara kadar kolesterol dan LDL pada group preventif P1 Hubungan antara kolesterol dengan LDL adalah linier positif yang artinya setiap peningkatan nilai kolesterol akan meningkatkan nilai LDL. Besarnya pengaruh peningkatan kadar kolesterol terhadap kenaikan kadar LDL adalah sebesar 93,92 berarti hanya 6 pengaruh faktor lain yang tidak di teliti. Tabel 4.27 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P1 group preventif Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,969 ,939 a ,930 5,99500 58,71 66,06 68,42 70,38 73,46 100,76 105,66 106,28 117,96 y = 0.4454x + 18.669 R² = 0.9392 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 80 100 120 140 160 180 200 220 240 LD L mg d L Kolesterol mgdL Universitas Sumatera Utara Tabel 4.28 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada P1 group preventif Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 18,669 6,713 2,781 ,027 Kadar kolesterol P1 kelompok preventif ,445 ,043 ,969 10,397 ,000 1.2. Kadar kolesterol dan LDL pada P2 yang diberi EEJT Tabel 4.29 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P2 group preventif Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,663 ,440 a ,253 1,36255 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P2 group preventif 0,440 artinya besarnya pengaruh kenaikan kadar LDL terhadap kenaikan kadar kolesterol hanya 44 dan sebesar 56 adalah faktor lain yang tidak diteliti. Tabel 4.30 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada P2 group preventif Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -4,337 25,842 -,168 ,877 Kadar kolesterol P2 EEJT group preventif ,534 ,348 ,663 1,534 ,223 1.3. Kadar kolesterol dan LDL pada P3 yang diberi residu EEJT Universitas Sumatera Utara Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P3 group preventif 0,822 artinya besarnya pengaruh kenaikan kadar LDL terhadap kenaikan kadar kolesterol adalah 82,2 dan sebesar 17,8 adalah faktor lain yang mempengaruhi kenaikan kadar LDL, yang tidak diteliti. Tabel 4.31 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P3 group preventif Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,907 ,822 a ,763 ,56659 Tabel 4.32 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada P3 group preventif Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10,426 6,788 1,536 ,222 Kadar kolesterol P3 rEEJT group preventif ,372 ,100 ,907 3,726 ,034

2. Group kuratif

2.1. Korelasi kadar kolesterol dan kadar LDL pada group kuratif yang diberi statin K1 Kelompok yang diberi statin K1 juga memiliki hubungan yang erat antara kadar kolesterol dengan kadar LDL, artinya setiap kenaikan kadar kolesterol maka kadar LDL juga meningkat.Grafiknya terlihat seperti dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.28 Korelasi antara kadar kolesterol dan LDL pada kontrol positif kelompok kuratif. Hubungan antara kolesterol dengan LDL pada kelompok kuratif yang diberi statin kontrol positif adalah linier positif yang artinya setiap peningkatan nilai kolesterol akan meningkatkan nilai LDL. Besarnya pengaruh peningkatan kolesterol terhadap kenaikan nilai LDL adalah sebesar 85,93 berarti sekitar 14,07 pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Tabel 4.33 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada K1 group kuratif Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,927 a ,859 ,789 4,03971 125,64 121,39 110,26 109,22 y = 0.2546x + 69.778 R² = 0.8593 100 105 110 115 120 125 130 140 160 180 200 220 LD L m g dL Kolesterol mgdL Universitas Sumatera Utara Tabel 4.34 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada K1 group kuratif Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 69,778 13,556 5,147 ,036 Kadar kolesterol K1 KNstatin kelompok kuratif ,255 ,073 ,927 3,495 ,073 2.2. Kadar kolesterol dan LDL pada group kuratif yang diberi EEJT K3 Pada kelompok kuratif yang memiliki hubungan yang erat antara kolesterol dan LDL adalah pada kelompok yang di beri EEJT, setiap kenaikan kadar kolesterol akan diikuti dengan kenaikan kadar LDL. Grafik regresi kolesterol dan LDL pada kelompok yang diberi EEJT sebagai berikut: Gambar 4.29 Korelasi antara kadar kolesterol dan LDL pada group kuratif yang diberi EEJT 142,4 129,2 114,1 101,4 100,2 y = 0.6701x + 0.3803 R² = 0.9657 50 75 100 125 150 140 160 180 200 220 LD L m g dL Kolesterol mgdL Universitas Sumatera Utara Hubungan antara kolesterol dengan LDL pada kelompok kuratif yang diberi EEJT adalah linier positif yang artinya setiap peningkatan nilai kolesterol akan meningkatkan nilai LDL. Besarnya pengaruh peningkatan kolesterol terhadap kenaikan nilai LDL adalah sebesar 96,57 berarti sekitar 3,43 pengaruh faktor lain. Tabel 4.35 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada K3 group kuratif Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,983 ,966 a ,954 3,96754 Tabel 4.36 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada K3 group kuratif Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,380 12,848 ,030 ,978 Kadar kolesterol K3 EEJT kelompok kuratif ,670 ,073 ,983 9,201 ,003 2.3. Korelasi kolesterol dan LDL pada group kuratif yang diberi residu EEJT K4 Pada kelompok kuratif yang tidak memiliki hubungan yang erat antara kolesterol dan LDL adalah pada kelompok yang di beri residu EEJT, setiap kenaikan kadar kolesterol tidak diikuti dengan kenaikan kadar LDL. Besarnya hubungan antara kadar kolesterol dengan LDL dapat dilihat pada tabel korelasi di bawah ini: Tabel 4.37 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada K3 group kuratif yang diberi residu EEJT Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,440 ,193 a -,076 2,33815 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.38 Koeffisien korelasi antara kadar kolesterol dan LDL pada group kuratif yang diberi residu EEJT Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 47,947 42,600 1,126 ,342 Kadar kolesterol K4 rEEJT kelompok kuratif ,216 ,254 ,440 ,848 ,459 Besarnya pengaruh peningkatan kolesterol terhadap kenaikan nilai LDL hanya sebesar 19,30 berarti sekitar 80,7 pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 5.1.1 Group preventif

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN Low Density Lipoprotein (LDL) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 6 27

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 3 28

PENGARUH TEMPE KEDELAI TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 6 1

EFEK PEMBERIAN SUPLEMEN BAWANG PUTIH TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI MINYAK SAWIT.

0 0 5

Pengaruh Pemberian Kalsium dan Vitamin D Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 23

Efek Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 19

Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 18

Pengaruh Kalsium Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Tinggi Lemak.

0 0 27

Pengaruh Jamur Tiram Putih Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Dan Pencegahan Aterosklerosis Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Pakan Tinggi Kolesterol

0 0 22

Pengaruh pemberian serbuk jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar kolesterol dalam serum tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak - USD Repository

0 0 81