Jenis Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir Klasifikasi Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir

23 Menurut Sutjihati Somantri 1996: 102 –103 yang termasuk faktor dari luar meliputi; 1 trauma karena berbagai kecelakaan, 2 kekurangan gizi yang mengakibatkan individu mengalami ketidakseimbangan perkembangan anggota gerak tubuh, dan 3 berbagai penyakit progresif yang menyerang dan mempengaruhi anggota gerak tubuh. Dari penjabaran di atas dapat ditegaskan bahwa penyebab dari tunadaksa bukan bawaan ada dua yaitu faktor dari dalam berupa gen yang muncul saat individu sudah berkembang, infeksi dari dalam yang berpengaruh pada system gerak, gangguan metabolisme dan penyakit progresif dari dalam tubuh. Faktor dari luar berupa trauma berbagai kecelakaan, kurangnya asupan gizi yang berakibat pada ketidakseimbangan perkembangan anggota gerak tubuh, berbagai penyakit progresif yang menyerang anggota gerak tubuh.

3. Jenis Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir

Menurut Mumpuniarti 2001: 29 tunadaksa bukan bawaan lahir dapat dibagi dalam berapa golongan menurut bagian tubuh yang mengalami gangguan. Penggolongan tersebut sebagai berikut: a. Monoplegia.Yaitu ketunadaksaan yang terjadi pada satu anggota gerak tubuh. b. Hemiplegia. Yaitu ketunadaksaan yang terjadi pada dua anggota gerak tubuh atas dan bawah, dua kanan atau dua kiri. 24 c. Paraplegia. Yaitu ketunadaksaan yang terjadi pada dua anggota gerak bawah. d. Diplegia. Yaitu ketunadaksaan yang terjadi secara silang pada dua anggota gerak tubuh, tangan kanan dan kaki kiri atau tangan kiri dan kaki kanan. e. Triplegia. Yaiotu ketunadaksaan yang terjadi pada tiga anggota gerak. f. Quadriplegia. Yaitu ketunadaksaan yang terjadi pada keempat anggota gerak, bagian atas lebih berat dan dapat berubah menjadi bagian bawah lebih berat. g. Doublehemiplegia. Yaitu ketunadaksaan yang terjadi pada keempat anggota gerak, bagian atas lebih berat. Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa jenis ketunadaksaan meliputi, monoplegia, hemiplegia, paraplegia, diplegia, triplegia, quadriplegia, dan doublehemiplegia.

4. Klasifikasi Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir

Frances G. Koenig dalam Sutjihati Somantri, 1996: 101-103 menggolongkan yang termasuk tunadaksa bukan bawaan lahir berdasarkan jenisnya sebagai berikut: a. Golongan tunadaksa bukan bawaan lahir yang disebabkan karena infeksi yang menyerang fungsi gerak tubuh, seperti: 25 1 Tubercolosis tulang menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku 2 Osteomyelitis radang di dalam dan di sekeliling sumsum tulang karena bakteri 3 Poliomyelitis infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan 4 Pott’sdisease tuberculosis sumsum tulang belakang 5 Still’s disease radang pada tulang yang menyebabkan kerusakan permanen pada tulang 6 Tubercolosis pada lutut atau pada sendi lain b. Golongan tunadaksa bukan bawaan lahir karena kondisi traumatik, yaitu luka atau trauma yang terjadi setelah individu berkembang dan berpengaruh pada fungsi gerak tubuh serta bersifat permanen, seperti amputasi, kecelakaan akibat luka bakar dan patah tulang c. Golongan tunadaksa bukan bawaan lahir karena tumor atau penyakit. Yaitu tumor atau penyakit progresif yang berpengaruh pada fungsi gerak tubuh, seperti tumor tulang, dan kista tulang. Musjafak Assjari 1995: 37 membagi tunadaksa bukan bawaan lahir dalam beberapa klasifikasi berdasarkan kemampuannya sebagai berikut: a. Golongan Ringan Tunadaksa bukan bawaan lahir golongan ini dapat berjalan tanpa bantuan alat, dapat berbicara dengan tegas, dan dapat 26 menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari –hari tanpa bantuan dari orang lain. b. Golongan Sedang Tunadaksa bukan bawaan lahir golongan sedang membutuhkan suatu latihan khusus untuk berbicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri. Golongan ini memerlukan suatu alat –alat khusus untuk memperbaiki ketunaan yang dialaminya. c. Golongan Berat Tunadaksa bukan bawaan lahir golongan berat adalah yang membutuhkan perawatan tetap dalam mobilitas, bicara atau komunikasi, dan menolong dirinya sendiri. Berdasarkan uraian di atas klasifikasi tunadaksa bukan bawaan lahir dibagi berdasarkan jenis penyebabnya, seperti infeksi, trauma dan penyakit progresif. Berdasarkan berat atau ringannya tunadaksa bukan bawaan lahir dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu; golongan ringan, golongan sedang, dan golongn berat.

5. Faktor