Bentuk Penyesuaian Sosial Kajian Tentang Penyesuaian Sosial

15 adanya rasa takut ditolak oleh lingkungan sosialnya dapat menyulitkan individu dalam penyesuaian sosial. Berbeda dengan individu yang termotivasi akan lebih bersemangat melakukan penyesuaian sosial. b. Konflik dengan kelompoknya. Individu yang mempunyai perselisihan dengan kelompok atau orang lain akan menghambat proses penyesuaian sosialnya. Sedangkan individu yang diterima oleh kelompok atau orang lain dapat lebih mudah melakukan penyesuaian sosial. c. Kecemasan sosial. Individu yang mengalami kecemasan sosial akan sulit dalam melakukan penyesuaian sosial. Sedangkan individu yang tidak mengalami kecemasan akan mudah dalam melakukan penyesuaian sosial. Penjabaran tentang faktor –faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial di atas dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial meliputi faktor dari dalam diri dan faktor dari lingkungan. Faktor dari dalam diri yaitu, rasa frustasi, motivasi, sifat sejak lahir dan persepsi kebutuhan diri. Faktor dari lingkungan meliputi pola kebiasaan dan norma dalam masyarakat, bimbingan dan contoh yang baik, kesempatan interaksi sosial, konflik dengan anggota kelompok dan kecemasan sosial.

4. Bentuk Penyesuaian Sosial

Piaget dalam Haditomo, 1980 membagi dua bentuk penyesuaian sosial, yaitu: 16 a. Akomodasi yang artinya penyesuaian sosial untuk bertindak sesuai dengan hal baru dalam lingkungan. Individu melakukan penyesuaian dengan perubahan –perubahan yang baru ada dalam lingkungannya sehingga individu tetap dapat diterima lingkungan. b. Asimilasi berarti mendapatkan kesan –kesan baru berdasarkan pada pola –pola penyesuaian yang sudah ada. Individu melakukan penyesuaian terhadap hal –hal yang sudah ada sebelumnya dalam lingkungannya. Menurut W. A Gerungan 2004: 59 ada dua jenis penyesuaian sosial, yaitu: 1. Penyesuaian sosial autoplastis. Penyesuaian sosial autoplastis adalah penyesuaian yang dibentuk oleh individu sendiri. Individu melakukan penyesuaian sosial karena dorongan dari dalam dirinya sendiri. 2. Penyesuaian sosial yang aloplastis. Penyesuaian sosial aloplastis adalah penyesuaian sosial yang terbentuk karena adanya perubahan di luar individu yang membuat melakukan penyesuaian. Individu melakukan penyesuaian sosial karena mengikuti perubahan lingkungan sosial yang terjadi agar individu tetap dapat diterima dalam lingkungan sosial. Endang Poerwanti dan Nur Widodo 2002: 120 membagi penyesuaian sosial menjadi dua bentuk, yaitu: a. Penyesuaian sosial yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Individu melakukan penyesuaian sosial guna memenuhi kebutuhannya seperti kebutuhan dasar; kebutuhan fisiologis dasar, rasa 17 aman, cinta dan kasih sayang, keyakinan dan kepercayaan serta kebutuhan aktualisasi diri. b. Penyesuaian sosial yang dilakukan untuk memenuhi harapan –harapan lingkungan sosial. Individu melakukan penyesuaian sosial guna memenuhi harapan sosial di lingkungan sekitarnya, seperti penyesuaian sosial dalam keluarga, penyesuaian sosial dalam lingkungan terdekat, penyesuaian sosial dalam lingkungan sekolah dan penyesuaian sosial dalam lingkungan masyarakat. Dari uraian di atas tentang bentuk penyesuaian sosial dapat ditegaskan bahwa bentuk penyesuaian sosial meliputi; penyesuaian sosial secara aktif dan pasif, dimana penyesuaian aktif adalah penyesuaian sosial yang dilakukan atas inisiatif individu untuk melakukan penyesuaian, sedangkan penyesuaian pasif adalah individu melakukan penyesuaian karena adanya perubahan dari lingkungan sosial yang membuat individu harus melakukan penyesuaian. Penyesuaian sosial yang dilakukan oleh individu harus mampu dilakukan dalam berbagai lingkungan sosial, seperti keluarga, lingkungan sosial terdekat, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas.

5. Proses Penyesuaian Sosial