Interaksi sosial setelah mengalami ketunadaksaan.

147 WAWANCARA SUBJEK Subjek : Spt Hari, tanggal : Senin, 14 April 2014 Tempat : Di bawah pohon belakang asrama Wawacara ke : 03 Fokus Wawancara : 1. Pemahaman akan diri sediri. 2. Perilaku sosial yang ditunjukan. 3. Hubungan dengan oranglain atau kelompok sosial. 4. Faktor yang berpengaruh dalam interkasi sosial.

5. Interaksi sosial setelah mengalami ketunadaksaan.

Proses wawancara : Oke ini lanjutan wawancara yang kemarin. Langsung saja ya, yang pertama seperti apa sifat bawaan lahir Spt? Saya itu pemalu mas, emosinya naik –turun. Dari kecil saya berusaha untuk selalu jadi lebih baik mas. Emosinya naik –turun itu seperti? Ya mudah berubah mas. Dari yang baik –baik saja bisa tiba–tiba jadi jengkel, marah gitu mas. Kalau cara berpikirnya bagaimana? Maksudnya mas? Misal ketika Spt memandang seseorang itu adalah orang yang tidak baik, apakah akan berlaku selamanya kalau orang itu tidak baik? Tidak mas, saya percaya setiap orang bisa berubah, dan berubah menjadi lebih baik. Bagaimana dengan pengalaman waktu kecil, adakah pengalaman kurang menyenangkan yang dialami waktu kecil? Kayanya engga ada mas, dulu apa –apa dibawa seneng si mas. Paling setelah jadi seperti ini la, pernah mas. Pas diajak teman untuk keluar dan setelah itu saya ditinggal mas, itu nyebelin banget mas. Berarti jadi enggan untuk keluar rumah lagi? Ya engga mas, cuma jadi mastiin dulu kalau mau keluar rumah, jadi atau engga, mau ngapa aja dan dengan siapa aja gitu mas, ditinggal apa engga. Kalau menurut Spt sendiri apakah selama ini perilaku yang Spt tunjukan kepada oranglain itu sudah sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku? Kayanya si sudah mas. Menurut Spt cukup baikah sikap Spt pada oranglain? Cukup mas, saya seringnya berusaha menunjukan sikap yang baik pada oranglain. Berarti kalau berinteraksi dengan oranglain Spt sangat berhati –hati agar tetap dianggap baik? 148 Ya iya si mas, untuk menjaga hubungan juga. Apa Spt melakukan semacam penilaian terhadap oranglain atau kelompok sebelum Spt berbaur dengan mereka? Kadang iya mas. Seperti apa contohnya? Kadang ya melihat dulu apakah mereka mau menerima keadaan saya atau tidak begitu mas. Kalau mau ya saya gabung, kalau tidak ya saya agak menjauh mas. Tapi bukan berarti menjauhi ya mas, maksudnya engga memaksa untuk gabung gitu lah mas. Ya ya. Apakah Spt itu termasuk orang yang mudah beradaptasi dengan berbagai kelompok? Maksudnya mas? Umpama Spt harus berpindah dari suatu kelompok ke kelompok yang baru, apakah dengan kelompok yang baru itu Spt mudah dan cepat beradaptasi? Ya mudah beradaptasi si mas. Bagaimana sikap Spt dengan mereka yang lebih dewasa? Kalau dengan yang lebih dewasa ya menghormati dan lebih menjaga sikap juga. Kalau dengan teman sebaya? Biasa aja mas, kalau mereka baik ya saya baik, kalau mereka kurang baik ya saya lebih jaga jarak. Awal mengalami ketunadaksaan dulu, adakah orang yang Spt jadikan contoh dalam berinterkasi sosial? Engga mas, saya ya apa adanya mas. Bertemu orang ya biasa aja mas, kaya biasa. Kalau yang membimbing dalam berinteaksi sosial? Itu ada mas, yang jelas orangtua, teman –teman sekitar rumah yang mengajak untuk keluar rumah, dan dulu ada LSM yang jadi kaya memotivasi gitu mas. Kalau motivasi Spt untuk berinterkasi sosial apa, maksudnya kan Spt diajak untuk keluar rumah oleh teman –teman, nah kan Spt mempunyai pilihan untuk menolak atau menerima, nah apa yang membuat Spt memutuskan untuk menerima dan mau keluar rumah? Lebih ke menyadari keadaan diri si mas, dengan keadaan yang sekarang kan kalau didukung dengan banyak teman, banyak relasi, siapa tahu nanti dimasa yang akan datang jadi bermanfaat. Kalau ada apa –apa jadi ada yang membantu gitu. Hal apa yang menarik bagi Spt sehingga Spt mau berinteraksi? Lebih ke menambah teman, berbagi pengalaman, dan tambah pengetahuan. Kalau kesempatan untuk melakukan interkasi sosial itu bagaimana? Kayany si selalu ada mas. 149 Apa selalu dimanfaatkan kesempatan itu? Iya mas, kalau ada kesempatan ya dimanfaatkan mas. Untuk berinteraksi sosial cenderungnya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kebutuhan kelompok? Dua –duanya si mas, dengan berinteraksi sosial saya jadi tahu sikap saya yang kurang baik apa, dan bagi kelompok saya bisa berbagi tentang apa yang saya bisa bagi, gitu mas. Saat awal mengalami ketunaan kan seperti putus asa, apakah rasa putus asa itu membuat Spt enggan berinteraksi sosial? Awal si engga begitu mas, masuk SMP baru mas, dulu untuk keluar rumah kaya takut mas, kayanya semua orang melihat saya itu aneh mas. Sampai orangtua malah yang nyuruh –nyuruh saya keluar rumah mas. Seumpama Spt sedang ada perselisihan dengan orang dalam sebuah kelompok, apakah jadi membuat Spt menjauhi kelompok itu? Engga mas, kalau saya si lebih baik memulai hal baik dari pada diam dalam ketidakbaikan mas. Umpamanya kaya tadi, Spt berpikiran orang memandang Spt itu aneh, apakah itu membuat Spt juga enggan berinteraksi sosial? Iya mas, lebih baik menjaga jarak, lebih ke menjaga diri sendiri si, agar tidak drop gitu mas. Kalau aturan dan norma di masyakat apa sudah sesuai dengan harapan Spt? Belum mas, mungkin karena orang seperti saya itu kaum minoritas jadi kadang aturan dibuat tanpa memandang kaum minoritas. Berarti walau kaum minoritas juga harus tetap prioritas ya? Iya mas. Dengan keadaan saat ini apakah Spt masih percaya akan kemampuan Spt untuk tetap produktif? Percaya mas, walau kondisinya seperti ini saya selalu berusaha untuk mengerjakan apapun dengan semampu saya, kalau benar –benar tidak bisa saya baru meminta tolong oranglain. Pertanyaan terakhir untuk kali ini. Apakah dengan berinteraksi sosial ada semacam kepuasan dalam diri Spt, seperti ada sebuah kebutuhan yang terpenuhi? Ada mas, ketika interkasi sosial yang saya lakukan itu baik, rasanya senang mas, puas, dan memang saya lebih seneng bersama orang daripada sendiri dan merenung. Oiya kalau bapak ibu kerjanya apa, sekarang umurnya berapa? Bapak pedagang angkringan mas, kalau ibu ya ibu rumah tangga aja bantu –bantu bapak. Bapak empat puluh satu tahun kalau ibu empat puluh tahun. Di rumah berapa bersaudara? 150 Saya anak pertama dengan dua adik, satu SMP dan datunya baru dua tahun. Baik berarti itu dulu, besok dilanjut lagi ya. Terimakasih untuk kali ini Iya mas, sama –sama. 151 WAWANCARA SUBJEK Subjek : Spt Hari, tanggal : Selasa, 22 April 2014 Tempat : Di bawah pohon belakang asrama Wawacara ke : 05 Fokus Wawancara : 1. Kegiatan ibadah. .... Kegiatan ibadah Spt si bagaimana? Biasa mas, shalat. Lima waktu? Iya. Pernah males mengerjakannya? Sering mas, hahaa Apa yang bikin malas? Engga koq mas, kalau lagi capek saja kadang kebablasan mas. Jadi istirahat malah jadi habis waktunya? Iya mas, umpama lagi berasa capek terus niatnya istirahat bentar tapi malah kebablasan gitu mas. Dan hal itu sering gitu? Ya kadang –kadang aja si mas. Kalau sholat bagaimana cara Spt mengerrjakan sholat? Kalau doanya sama dengan yang lain mas, hanya saya sholatnya sambil duduk mas, kadang dikursi roda kadang di tempat tidur mas. Secara keseluruhan ketunadaksaan Spt mengganggu engga untuk beribadah? Karena memang boleh sholat dengan duduk si ya mas, jadi ya engga mengganggu mas. Apa yang mengganggu Spt dalam beribadah, dalam sholat? Ya kalau lagi malas itu mas. Berarti yang lebih mengganggu malah malasnya ya dari pada ketunadaksaannya ya? Iya mas, kalau ketunadaksaan si engga mengganggu mas. Kalau sholat jamaah atau sendiri? Seringnya sendiri mas. Jamaah di masjid? Engga mas, kalau di masjid agak sulit aksesnya mas. Hal apa yang menyulitkan Spt untuk beribadah di masjid? Ya tempat wudhunya mas, terus saya kan ini dari pinggang sampai kaki engga bisa digerakan mas, untuk naik –turun kursi roda juga sulit mas, jadi sulit la mas. Berarti ketunadaksaan menyulitkan Spt untuk jamaah di masjid? 152 Ya tergantung masjidnya mas, kan kadang ada masjid yang akses buat difabel mudah mas, tapi ada juga masjid yang disetting untuk orang normal mas. Kalau masjid di sini masih sulit ya aksesnya? Iya mas. Kalau baca alQuran bisa? Bisa mas. Sering bacanya? Engga mas, hehee Kenapa engga sering? Ya jarang aja mas. Kapan biasanya baca alQurannya? Kalau ada kegiatan atau kalau ramadhan itu mas. Berarti setahun sekali bacanya gitu? Ya engga mas, cuma kalau ramadhan itu sering gitu mas. Sampai katam sebulan? Kalau lagi rajin ya sampai katam mas. Bacanya bareng yang lain atau sendiri? Bareng teman –teman yang lain, rame–rame mas. Selese tarawih? Iya mas. Sampai jam berapa itu? Biasanya sebelum jam sembilan sudah selese mas. Oke itu dulu ya. Iya mas. 153 WAWANCARA INFORMAN Informan : Dm Informan untuk : Spt Hari, tanggal : Minggu, 6 April 2014 Tempat : Lorong utara BRTPD Wawacara ke : 01 Fokus Wawancara : 1. Tunadaksa yang RED3 alami. 2. Keseharian RED3.

3. Hal khusus.