21
2. Ada keakraban, yaitu hubungan yang akrab antar anggota kelompok tercipta karena adanya kesadaran, pemahaman, toleransi dan saling
menghargai antar anggota kelompok. 3. Ada rasa empati, yaitu ditandai adanya perasaan peduli dan perhatian
terhadap lingkungan sosial sekitar. 4. Ada disiplin diri, yaitu dari dalam diri tumbuh kesadaran terhadap
situasi sosial sekitarnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri
–ciri penyesuaian sosial adalah adanya reaksi secara aktif dan efektif, ada rasa empati dan
simpati, menghargai orang lain, mau bergaul secara akrab dengan orang lain dan ada disiplin diri untuk selalu menjaga hubungan dengan orang lain.
B. Kajian Tentang Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir
1. Pengertian Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir
Menurut Musjafak Assjari 1995: 33, istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang dan “daksa” berarti tubuh.
Blackhurst dalam Mumpuniarti, 2001: 31, membatasi tunadaksa sebagai individu yang memiliki problem fisik atau kesehatan yang
berakibat kerugian
dalam interaksi
dengan masyarakat
sehingga memerlukan layanan atau program khusus.
Mumpuniarti 2001: 30, mendefinisikan tunadaksa bukan bawaan lahir sebagai individu yang mengalami cacat, hambatan atau
kerugian pada jasmani, syaraf motorik atau anggota gerak tubuh yang
22
terjadi setelah anak berkembang. Sutjihati Somantri 1996: 99 mengartikan tunadaksa bukan bawaan lahir sebagai kerusakan atau
gangguan pada tulang atau otot sistem gerak tubuh yang terjadi pasca lahir sehingga menghambat mobilitas individu maupun untuk berdiri
sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tunadaksa
bukan bawaan lahir yaitu gangguan pada tulang atau otot sistem gerak tubuh yang terjadi setelah individu lahir dan berkembang sehingga
mengurangi kemampuan individu untuk berdiri sendiri ataupun dalam berinteraksi dengan masyarakat sosial.
2. Penyebab Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir
Mumpuniarti 2001: 37, menyebutkan penyebab terjadinya tunadaksa bukan bawaan lahir ditinjau dari faktor asalnya, yaitu:
a. Faktor yang berasal dari dalam Termasuk faktor ini adalah faktor keturunan genetis, faktor
kromosom, dan faktor RH rhesus factor. Faktor –faktor tersebut
yang muncul saat individu sudah berkembang adalah penyebab terjadinya tunadaksa bukan bawaan lahir. Menurut Musjafak Assjari
1995: 35 yang termasuk faktor dari dalam meliputi; 1 infeksi dari dalam yang berpengaruh pada sistem gerak tubuh, 2 gangguan
metabolisme, dan 3 penyakit progresif dalam. b. Faktor yang berasal dari luar
23
Menurut Sutjihati Somantri 1996: 102 –103 yang termasuk faktor
dari luar meliputi; 1 trauma karena berbagai kecelakaan, 2 kekurangan
gizi yang
mengakibatkan individu
mengalami ketidakseimbangan perkembangan anggota gerak tubuh, dan 3
berbagai penyakit progresif yang menyerang dan mempengaruhi anggota gerak tubuh.
Dari penjabaran di atas dapat ditegaskan bahwa penyebab dari tunadaksa bukan bawaan ada dua yaitu faktor dari dalam berupa gen
yang muncul saat individu sudah berkembang, infeksi dari dalam yang berpengaruh pada system gerak, gangguan metabolisme dan penyakit
progresif dari dalam tubuh. Faktor dari luar berupa trauma berbagai kecelakaan,
kurangnya asupan
gizi yang
berakibat pada
ketidakseimbangan perkembangan
anggota gerak
tubuh, berbagai
penyakit progresif yang menyerang anggota gerak tubuh.
3. Jenis Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir