Dinamika psikologis awal mengalami tunadaksa bukan bawaan Permasalahan sosial yang muncul karena mengalami tunadaksa

113

B. PEMBAHASAN

1. Proses Penyesuaian Sosial Remaja Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir

a. Dinamika psikologis awal mengalami tunadaksa bukan bawaan

lahir Ketika menyadari telah mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir, Ok dan Ttm mengalami stress. Ttm yang mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir pada usia 20 tahun mengalami stress karena merasa dengan menjadi tunadaksa bukan bawaan lahir akan menjadi beban bagi orang –orang disekitarnya. Perasaan tersebut memunculkan stress yang berat sehingga Ttm pernah mencoba untuk bunuh diri. Sedangkan Ok yang mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir pada usia 13 tahun mengalami stress karena merasa dengan menjadi tunadaksa bukan bawaan lahir dirinya tidak akan menarik lagi bagi teman –temannya dan takut ditinggalkan oleh teman –temannya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sutjihati Somantri 1996: 108 bahwa tunadaksa bukan bawaan lahir yang terjadi di usia remaja akan dianggap sebagai suatu hal yang mendadak dan merupakan suatu kemunduran.Ok dan Ttm tunadaksa daksa bukan bawaan lahir yang dialaminya membuat banyak hal yang sebelumnya dapat dilakukan menjadi sulit untuk dilakukan. Sedangkan Spt yang mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir pada usia 10 tahun atau remaja awal tidak mendapat masalah yang berarti saat awal mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir. Spt menganggap tunadaksa bukan bawaan lahir 114 yang dialaminya hanya luka biasa yang akan sembuh dengan seperti sediakala.

b. Permasalahan sosial yang muncul karena mengalami tunadaksa

bukan bawaan lahir Ketiga subjek mengalami permasalahn sosial yang berbeda yang disebabkan karena tunadaksa bukan bawaan lahir. Spt mengalami permasalahan sosial berupa adanya penolakan dari beberapa teman sekelasnya. Penolakan tersebut membuat Spt menghindari berinteraksi dengan dengan mereka. Ok merasa teman –temannya menjauhi dirinya setelah mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir. Pada dasarnya Ok ingin agar teman –temannya memberikan dukungan walaupun keadaannya mengalami tunadaksa. Hal tersebut berakibat pada Ok yang menjadi menarik diri dari interaksi sosial secara umum. Sedangkan Ttm mengalami masalah sosial berupa setelah mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir banyak orang yang menjenguknya hanya untuk tahu keadaaanya yang tunadaksa dan menjadikannya bahan pembicaraan. Hal tersebut membuat Ttm pilih –pilih dalam berinteraksi sosial dan lebih memilih untuk berinteraksi sosial dengan orang –orang dekatnya saja. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Sutjihati Somantri 1996: 109 bahwa dukungan dan sikap orang terdekat tunadaksa bukan bawaan lahir mempengaruhi sikap sosial tunadaksa bukan bawaan lahir. Dalam hal ini ketiga subjek mendapat permasalahan sosial berupa 115 perlakuan tidak menyenangkan sehingga mengakibatkan subjek menarik diri, menghindari dan pilih –pilih dalam berinteraksi sosial.

c. Penerimaan diri terhadap tunadaksa bukan bawaan lahir yang