115
perlakuan tidak
menyenangkan sehingga
mengakibatkan subjek
menarik diri, menghindari dan pilih –pilih dalam berinteraksi sosial.
c. Penerimaan diri terhadap tunadaksa bukan bawaan lahir yang
dialami
Ketiga subjek menyadari bahwa tunadaksa bukan bawaan lahir yang dialaminya kan sulit untuk sembuh seperti sebelumnya. Hal
tersebut memunculkan penerimaan diri kepada ketiga subjek. Ttm menerima ketunadaksaannya dengan lebih menjaga kesehatannya agar
tidak memperparah ketunadaksaannya. Ok yang belum sepenuhnya menerima ketunadaksaannya ketika ada hal yang terlalu meyangkutkan
dengan ketunadaksaannya saat berinteraksi sosial dapat memunculkan kembali sikap tidak menrima ketunadaksaanya. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian Ary Dwi Noviyanti 2012 tentang penerimaan diri tunadaksa bahwa remaja yang mengalami tunadaksa tidak mudah
menerima ketunadaksaannya,
sensitif pada
hal mengenai
ketunadaksaannya dan sering menghindari interaksi sosial.
d. Saat sebelum melakukan penyesuaian sosial
Sebelum berinteraksi dengan orang lain ketiga subjek melakukan identifikasi kepada orang lain tersebut. Spt akan melihat bagaimana
pandangan orang lain kepada tunadaksa bukan bawaan lahir sebelum melakukan interaksi sosial dan penyesuaian sosial. Hal tersebut Spt
lakukan untuk menghindari timbulnya masalah sosial saat berinteraksi
116
sosial dan melakukan penyesuaian sosial. Ok melakukan identifikasi kepada orang lain berupa melihat sikap yang ditunjukan orang lain
kepada tunadaksa bukan bawaan lahir sebelumnya. Sedangkan Ttm sebelum melakukan interaksi sosial dan penyesuaian sosial akan
mempertimbangakan baik atau buruknya bagi dirinya jika berinteraksi dengan orang lain tersebut. Ketiga subjek menunjukan identifikasi
sebelum melakukan penyesuaian yang dilakukan menitikberatkan agar tidak timbul masalah sosial saat berinteraksi sosial dan melakukan
penyesuaian sosial karena tunadaksa bukan bawaan lahir yang dialaminya. Sesuai dengan pendapat Gerungan 2004: 73 bahwa
identifikasi sosial dilakukan dengan berpatokan pada sesuatu yang dianggap ideal atau sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini patokan
ideal adalah bagi tunadaksa itu sendiri.
e. Pengembangan sikap sosial dalam melakukan penyesuaian sosial