Pendekatan Penelitian Sumber Data

49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor Lexy J. Moleong, 2005: 4 metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata –kata tertulis maupun lisan dari orang –orang dan perilaku yang dapat diamati. Menambahkan Lexy J. Moleong 2005: 6, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, secara holistik atau utuh, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata –kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Lebih spesifik penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Menurut Nasution S. 2001: 27 studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam mengenai suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dalam penelitian ini berupaya untuk memahami penyesuaian sosial para remaja yang mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir serta hambatan –hambatan yang muncul dan cara mengatasinya. Dengan mengumpulkan informasi secara mendalam dalam kontek ilmiah, kemudian mendeskripsikan dalam bentuk kata –kata dan bahasa naratif. 50

B. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto 2005: 90,subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati. Informasi dalam penelitian ini bersumber pada tiga remaja tunadaksa bukan bawaan lahir dan beberapa orang informan. Nama subjek dan informan dalam penelitian ini sengaja disamarkan untuk memudahkan pengolahan informasi dan menjaga kerahasiaan subjek dan informan.Penelitian inimenggunakan metode purposive untuk menentukan subjek. Dalam penelitian ini kontekstual subjek berdasarkan pada: 1. Mengalami tunadaksa bukan bawaan lahir. 2. Usia rentang remaja 10 –23 tahun. Profil subjek remaja tunadaksa bukan bawaan lahir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Profil Remaja Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir PROFIL Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Inisial Spt Ok Ttm Usia 19 18 21 Jenis Kelamin Wanita Laki –laki Wanita Jenis Ketunadaksaan Paraplegia Hemiplegia Kiri Paraplegia Agama Islam Islam Islam Pendidikan SMK SMP Paket B SMA Alamat Sleman Gunung Kidul Gunung Kidul Ketiga subjek adalah remaja tunadaksa bukan bawaan lahir yang berdomisili di Provinsi Daerah Istimewa Yogykarta dan sedang tinggal di asrama Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas. 51 Selama proses penelitian ditemukan beberapa informan, dan dari beberapa informan tersebut ditentukan beberapa sebagai informan kunci untuk setiap subjek berdasarkan pengetahuan informan tentang subjek. Profil informan dapat dilihat pada Tabel2 berikut : Tabel 2. Subjek Informan Remaja Tunadaksa Bukan Bawaan Lahir Subjek Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Status Ket Spt Ss 25 Laki –laki Gunungkidul Teman Informan Rs 24 Wanita Magelang Teman Informan Yg 36 Laki –laki Sleman Teman dekat Informan Kunci Hr Laki –laki Bantul Pendamping Informan Dm 41 Laki –laki Sleman Orangtua Informan kunci Ok Ss 25 Laki –laki Gunungkidul Teman Informan Fr 24 Laki –laki Sleman Teman Informan Sm 24 Wanita Bantul Saudara Informan Kunci Jk 39 Laki –laki Bantul Pendamping Informan Kunci Sdm 49 Laki –laki Gunungkidul Orangtua Informan Kunci Ttm Jmd 29 Laki –laki Gunungkidul Teman Informan Rsk 24 Wanita Magelang Teman Informan Tn 25 Wanita Gunungkidul Teman Informan Mw 31 Laki –laki Gunungkidul Teman dekat Informan Kunci Fn 26 Laki –laki Bantul Pendamping Informan Kunci Rt 29 Wanita Klaten Saudara Informan Kunci Ik 21 Wanita Klaten Teman dekat Informan Kunci Informan kunci Spt yang pertama adalah Yg, seorang laki –laki berusia 36 tahun yang merupakan teman dekatnya. Menurut Yg, Spt adalah seorang yang periang dan mudah berinteraksi sosial. Ketunadaksaan 52 yangdialami tidak menghambat dalam berinteraksi sosial dan melakukan penyesuaian sosial. Informan kunci Sptyang kedua adalah Dm. Menurut Dm ketunadaksaan yang dialami Spt menyulitkannya dalam berinteraksi sosial. Kendala terbesar yang mengganggu adalah mobilitas Spt yang memerlukan alat bantu dan tidak semua tempat bisa memenuhi kebutuhan mobilitasnya. Informan kunci Ok adalah orangtua dan saudara Ok sendiri. Informan kunci Ok yang pertama adalah Sm, yaitu wanita berusia 24 tahun yang merupakan saudara Ok. Menurut Sm, Ok adalah anak yang periang dan suka berteman. Ketunadaksaan yang dialami membuatnya menjadi terpuruk dan memilih –milih dalam berteman. Informan kunci Ok yang kedua adalah Sdm, yaitu ayahnya. Menurut Sdm, Ok adalah anak yang baik walau sedikit bandel. Ketunadaksaan membuatnya lebih pediam dan mudah marah. Menurut Sdm, Ok sering menyesali kejadian yang menyebabkannya menjadi tunadaksa. Informan kunci Ok yang ketiga adalah Jk, Jk adalah pendamping di BRTPD yang sering berinteraksi dengannya sehari –hari. Informan kunci Ttm yang pertama adalah laki –laki berusia 31 tahun yang merupakan teman dekat Ttm. Menurut Mw, Ttm adalah seseorang yang tegar akan ketunadaksaannya dan mudah berteman dengan siapa saja. Informan kunci Ttm yang kedua adalah Rt, Rt adalah kakaknya. Menurut Rt, ketunadaksaan yang terjadi membuatnya sangat terpuruk, sehingga lebih banyak memilih untuk tetap di rumah meskipun ada kesempatan untuk keluar rumah dan berinteraksi sosial. Informan kunci yang ketiga adalah Ik, Ik merupakan teman SMA dari Ttm. Menjadi teman dari SMA membuat Ik tahu 53 perubahan yang terjadi pada Ttm. Menurut Ik ketunadaksaan yang dialami membuat Ttm sangat terpuruk. Perubahan kemampuan fisik membuat Ttm minder bertemu dengan banyak orang. Informan kunci yang ke empat adalah Fn, Fn adalah pendamping dari BRTPD yang pertama kali Ttm kenal. Selain itu Fn adalah orang yang memintanya untuk tinggal di BRTPD agar lebih mampu mengembangkan ketrampilan.

C. Setting Penelitian