Penelitian-penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

15

2.4. Penelitian-penelitian Terdahulu

Susanto 2003 menganalisis perbandingan elemen-elemen ekuitas merek pada produk jamu kemasan di kota Semarang. Hasil pembahasan yang dapat disimpulkan yaitu bahwa merek jamu Nyonya Meneer mendapat posisi yang lebih baik pada elemen kesadaran merek daripada jamu merek Sido Muncul dan merek Jamu Jago. Untuk elemen asosiasi merek, asosiasi-asosiasi pembentuk brand image pada merek Sido Muncul yaitu harga yang terjangkau, kualitas produk tinggi, mereknya sudah terkenal dan berkualitas, khasiatnya cepat terasa dan aman bagi kesehatan. Asosiasi-asosiasi pembentuk brand image pada merek Jamu Jago antara lain : kualitas produk tinggi, mereknya sudah terkenal dan berkualitas, khasiatnya cepat terasa dan aman bagi kesehatan. Selanjutnya, asosiasi-asosiasi pembentuk brand image jamu merek Nyonya Meneer hanya rasa yang khas, khasiatnya cepat terasa dan aman bagi kesehatan. Merek Nyonya Meneer memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih bagus dibandingkan merek lainnya. Merek Sido Muncul mempunyai kondisi yang lebih baik pada elemen loyalitas merek. Hasil perbandingan elemen-elemen ekuitas merek diantara ketiga merek yang diteliti adalah merek Nyonya Meneer bersaing ketat dengan merek Sido Muncul, yang lebih baik dalam elemen kesadaran merek, persepsi kualitas dan jumlah pengguna yang lebih banyak. Merek Jamu Jago belum mempunyai kekuatan yang bagus pada ekuitas mereknya dibandingkan dengan merek Nyonya Meneer dan Sido Muncul. Penelitian Hermawan 2002 bertujuan untuk menganalisis perbandingan kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualiatas dan loyalitas merek dari merek-merek teh celup serta implikasinya terhadap bauran pemasaran perusahaan, 16 khususnya di lokasi penelitian yaitu Institut Pertanian Bogor. Hasil penelitian mengenai kesadaran merek menunjukkan bahwa teh celup merek Sariwangi merupakan teh celup yang paling diingat responden, kemudian diikuti oleh teh celup merek Sosro, Kepala Jenggot, 2Tang, dan Lipton. Pada teh celup merek Sariwangi dan Sosro, semua responden mengenal kedua merek tersebut, sedangkan pada merek 2Tang ada 10 responden yang tidak mengenal merek ini sama sekali. Hasil pengujian terhadap semua asosiasi merek yang dilakukan terhadap merek the celup Sariwangi, Sosro dan 2Tang dengan Uji Cochran, didapatkan hasil bahwa nilai Cochran hitung diperoleh pada pengujian tahap terhadap tujuh asosiasi merek, ternyata lebih kecil dibandingkan dengan data nilai x 2 tabel. Dengan demikian pengujian dapat dihentikan dan disimpulkan bahwa produk ketiga merek tersebut memiliki brand image yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi merek, yaitu harga terjangkau, rasa yang enak, aroma teh yang harum, kemasan menarik, mudah didapat, merek terkenal dan higienis. Pengukuran perceived quality menunjukkan bahwa persepsi kualitas ketiga merek yang diteliti Sariwangi, Sosro, dan 2Tang secara umum berada pada posisi baik dan sangat baik. Berdasarkan tingkat loyalitas merek teh celup merek Sariwangi mempunyai responden yang paling banyak pada tingkat satisfied buyer yaitu sebesar 51 persen atau 35 orang dari 68 pemakai. Pada merek Sosro, responden yang paling banyak pada tingkat linking the brand yaitu 62 persen dan pada teh celup merek 2Tang, tingkatan loyalitas merek yang paling tinggi yaitu sebesar 80 persen. 17 Implikasi dari penelitian tersebut terhadap bauran pemasaran perusahaan yaitu : 1 Mempertahankan dan jika perlu melakukan perbaikkan kualitas rasa dan aroma sesuai dengan keinginan konsumen. 2 Penetapan dan penyesuaian harga dengan segmen pasar yang dituju dapat dilakukan Sariwangi, Sosro dan 2Tang. 3 Saluran distribusi yang dibangun Sariwangi adalah mempertahankan jalur distribusinya. Sedangkan teh celup merek Sosro dan 2Tang perlu meningkatkan dan memperluas jalur distribusinya sehingga konsumen bisa lebih mudah memperoleh. 4 Untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kesadaran mereknya, produsen Sariwangi, Sosro, dan 2Tang harus terus melakukan kegiatan promosi, baik di lini atas maupun di lini bawah agar ingatan konsumen tetap kuat terhadap merek mereka. Penelitian yang dilakukan Enyta 2004 mengenai analisis ekuitas merek Air Minum Dalam Kemasan AMDK di Kota Bogor. Hasil pembahasan yang dapat disimpulkan yaitu bahwa merek Aqua secara umum mendapat tempat yang lebih baik pada elemen kesadaran merek brand awareness untuk produk AMDK, kemudian disusul oleh merek Ades diperingkat kedua, ditempat ketiga dipegang oleh merek 2Tang dan diperingkat terakhir dipegang oleh merek Vit. Merek Aqua merupakan merek yang menjadi top of mind puncak pikiran peringkat pertama, sedangkan pada tingkat pengembalian merek brand recall, peringkat ini dipegang oleh merek Ades. Asosiasi-asosiasi pembentuk brand image pada merek Aqua yaitu harganya terjangkau, kemudahan mendapat dan aman bagi kesehatan. Asosiasi- asosiasi pembentuk brand image pada merek 2Tang hampir seluruhnya melekat pada merek tersebut kecuali asosiasi promosiiklan yang menarik. Untuk asosiasi- 18 asosiasi merek pada merek Ades dan Vit, seluruh asosiasi membentuk brand image. Umumnya, asosiasi yang terbentuk pada setiap merek AMDK adalah harganya yang terjangkau, kemudahan mendapat dan aman bagi kesehatan, karena asosiasi-asosiasi tersebut sepertinya sudah melekat dibenak konsumen. Merek Aqua memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih bagus dibandingkan merek lainnya, karena sebagai acuan pada persepsi kualitas yaitu jumlah atribut dengan nilai rata-rata tertinggi, yaitu dengan atribut-atribut ‘kejernihan air’, ‘kemudahan mendapat’, ‘khasiatmanfaat’, ‘promosiiklan’, dan ‘aman bagi kesehatan’ ini sudah sangat bagus menurut persepsi konsumen, dan atribut-atribut disini harus dijaga dan dipertahankan. Merek Aqua juga memiliki kondisi yang baik pada elemen loyalitas merek brand loyalty dengan persentase switcher yang paling kecil dibandingkan merek lain. Konsumen yang loyal pada merek 2Tang lebih banyak pada tingkat satisfied buyer, dan konsumen yang loyal untuk merek Ades pada tingkatan satisfied buyer dan linking the brand memiliki persentase yang sama. Pada merek Vit, tiga tingkatan loyalitas merek dengan jumlah persentase yang sama yaitu switcher, satisfied buyer dan linking the brand. Hasil dari perbandingan elemen-elemen pada ekuitas merek produk AMDK menunjukkan bahwa merek dengan ekuitas terkuat dipegang oleh merek Aqua bersaing ketat dengan merek Ades dan Vit. Merek Aqua lebih unggul pada elemen kesadaran merek, elemen persepsi kualitas, loyalitas merek dan jumlah pengguna user yang lebih banyak. Untuk merek Ades dan Vit lebih unggul pada elemen asosiasi, sedangkan merek 2Tang tidak mempunyai keunggulan dibandingkan merek Aqua, Ades, dan Vit. 19 Secara keseluruhan pada penelitian ekuitas merek AMDK ini adalah bahwa merek Aqua memiliki ekuitas merek yang paling kuat diantara merek- merek lainnya sehingga perlu untuk dipertahankan. Merek-merek AMDK lainnya diusahakan untuk memperkuat ekuitas mereknya dengan menerapkan strategi pemasaran yang efektif dan tepat kepada konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna 2004 mengenai analisis penentuan posisi produk susu pasteurisasi merek Alam Murni studi kasus di Bandung dengan tujuan 1 menganalisis persepsi konsumen terhadap produk susu pasteurisasi merek Alam Murni, 2 menganalisis positioning produk susu pasteurisasi merek Alam Murni, 3 menganalisis strategi pemasaran melalui bauran pemasaran produk susu pasteurisasi merek Alam Murni. Hasil penelitian menunjukkan positioning produk susu pasteurisasi merek Alam Murni lebih unggul jika dilihat dari atribut kandungan gizi, label, dan kekentalan, sedangkan positioning susu pasteurisasi merek KBPS lebih unggul dari atribut merek, kemudahan produk. Positioning susu pasteurisasi merek BMC unggul dari atribut harga dan aroma, sedangkan positioning susu pasteurisasi merek Nasional unggul dari atribut cita rasa dan kekentalan. Alternatif strategi pemasaran yang dapat disarankan kepada perusahaan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain : 1 strategi produk, dengan meninjau kembali quality control dalam proses produksi susu pasteurisasi 2 strategi harga, dengan pemberian harga diskon untuk pembelian dalam jumlah banyak dan diskon-diskon khusus pada saat-saat khusus, 3 strategi tempat dengan melakukan pengiriman barang tepat waktu dan menjaga kualitas barang selama 20 pengiriman dan penggudangan dan 4 strategi promosi, dengan membuat iklan yang inovatif.

2.5. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu