Industri Susu Kalsium Definisi dan Pengertian Merek

11 hingga usia lanjut lansia. Konsumsi itu juga mesti sesuai dengan kebutuhan tubuh. 14 Angka kecukupan gizi kalsium adalah 800 - 1.200 mg per orang per hari. Ini setara dengan tiga sampai empat gelas susu. Di Indonesia, sumbangan susu terhadap kecukupan kalsium cuma 20 mg karena kalau dirata-rata kita hanya minum susu 15 tetes sehari. Dengan kondisi seperti itu risiko osteoporosis akan semakin besar bila disertai perilaku makan dan gaya hidup tidak sehat. Mereka yang sering minum kopi, mengonsumsi gula dan garam tinggi, akan menyebabkan kalsium tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pembentukan tulang. Begitu pula dengan mereka yang kurang terpapar matahari pagi. Para perokok berat pun harus lebih waspada terhadap osteoporosis, demikian pula perempuan yang telah memasuki masa menopause. 15

2.2. Industri Susu Kalsium

Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang memproduksi susu kalsium di Indonesia beserta nama merek dagang. Tabel 3. Nama Perusahaan Produsen Susu Kalsium dan Merek Dagang Nama Perusahaan Merek PT. New Zealand Milk Anlene, Prolene PT. Frisian Flag Calcimex PT. Indomilk Calciskim PT. Nutrifood Indonesia Tropicana Slim Hi-Lo PT. Tiga Raksa Satria Produgen PT. Nestle Indonesia Omega PT. Sanghiang Perkasa Entrasol Gold PT. Netania Kasih Stefit Sumber : Depperindag 2003, Jakarta 14 Lebih Pas Dengan Susu, Oleh Lalang Ken Handita, 2004. Jakarta. Http:www.kompascybermedia.com 15 Lebih Pas Dengan Susu, Oleh Lalang Ken Handita, 2004. Jakarta. Http:www.kompascybermedia.com 12

2.3. Definisi dan Pengertian Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakanya dari produk pesaing. Merek dalam pengertian hukum diartikan sebagai tanda yang berupa gambar, nama, kata huruf, angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang mempunyai daya pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dalam UU No. 14 tahun 1997 diatur bahwa merek tidak boleh menyerupai nama orang terkenal, foto, nama badan hukum, bendera dan lambang suatu negara Kotler, 2000 Sebuah merek diartikan logo, cap atau kemasan yang diberikan untuk memberi warna atau simbol dengan tujuan menunjukkan adanya suatu perbedaan Aaker, 2001. Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Menurut Kotler 2000, merek dapat memiliki enam tingkat pengertian, yaitu : a. Atribut, yaitu merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu b. Manfaat, yaitu merek lebih daripada serangkaian atribut, atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional c. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen d. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu e. Kepribadian, yaitu merek juga menccerminkan kepribadian tertentu f. Pemakai, yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. 13 Merek dapat juga dibagi dalam pengertian lainnya, seperti : a brand name nama merek yang merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan misalnya, Pepsodent, BMW, Toyota, dan sebagainya, b brand mark tanda merek yang merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus misalnya, simbol Toyota, gambar tiga berlian Mitsubishi, c trade mark tanda merek dagang yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewanya untuk menggunakan nama merek dan d copyright hak cipta yang merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh UU untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni Rangkuti, 2002. Durianto et al 2004 menyebutkan bahwa merek menjadi sangat penting saat ini karena faktor lain seperti : 1. Emosi konsumen terkadang turun naik. Mereka mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil 2. Mereka mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Hal ini dapat dilihat bahwa suatu merek yang kuat dapat diterima di seluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca Cola yang berhasil menjadi global brand, dapat diterima dimana saja dan kapan saja diseluruh dunia. 3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand 14 association yang terbentuk memiliki kuantitas dan kualitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image. 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup mengubah perilaku konsumen. Sebagai contoh, keberhasilan Pall Mall dalam menembus perilaku konsumen dengan kemampuannya menciptakan suatu market niche ceruk pasar yang spesifik dan menguntungkan. 5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Adanya merek menyebabkan konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. 6. Merek berkembang menjadi aset terbesar bagi perusahaan. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa Coca Cola yang memiliki Stock Market Value SMV yang besar, ternyata 97 persen dari SMV tersebut merupakan nilai merek. Begitu pula nilai merek Kellogs berkontribusi 89 persen dari SMVnya dan pada IBM berkontribusi 73 persen dari SMV. Kekuatan merek yang sudah terangkat akan langgeng bila dipelihara, antara lain dengan peluncuran iklan yang efektif dan akurat. Efektif dalam arti tepat sasaran dan tepat pesannya, sedangkan akurat adalah pas antara yang diiklankan dengan kenyataan sebenarnya. Pada kondisi dimana persaingan bisnis semakin ketat, maka iklan lebih banyak berfungsi sebagai alat untuk membujuk. Sementara untuk produk-produk yang sudah mapan matured, iklan akan bermanfaat untuk sekedar mengingatkan Supriyadi, 2002 15

2.4. Penelitian-penelitian Terdahulu