94 untuk berlangsungnya proses koordinasi adalah arahan kebijakan pembangunan
kota yang mencakup : a.
Kebijakan yang bersifat insentif dan disinsentif b.
Rencana struktur ruang yang disepakati sebagai pedomen arah pengembangan kota, khususnya untuk prasarana kota.
c. Distribusi tanggung jawab penanganan prasarana lingkungan, yang
membagi secar adil tanggung jawab penanganan prasarana lingkungan.
V.4.4. Analisa Kesesuaiaan Lahan untuk Sawah
Dari hasil survey lapangan dan informasi data sekunder dari Balitbang pertanian Pusat penelitian tanah bogor terlihat bahwa kondisi sifat fisik tanah
untuk penggunaan lahan sawah menunjukkan 5 klas kesesuaian lahan yang terdiri dari kelas sesuai, cukup sesuai dan tidak sesuai.
Klasifikasi pemanfaatan lahan untuk sawah dinilai berdasarkan beberapa kriteria antara lain ketersediaan air, temperatur retensi akar, kegaraman ,
toksisitas, ketersediaan hara, kemudahan pengolahan, terrainpotensi mekanisasi, tingkat bahaya erosi dan bahaya banjir. Dari kriteria diatas untuk ketersediaan air
yang dilihat dari curah hujan, bulan kering di Kecamatan Muara Gembong didapat nilai cukup sesuai karena jumlah curah hujan 3 bulan sampai 4 bulan, sedangkan
curah hujan pertahun di Kecamatan Muara Gembong mencapai 1 839 mm per tahun yang masuk klasifikasi sesuai untuk lahan sawah, sedangkan temperatur
terdiri klasifikasi cukup sesuai dengan tempertaur 27.1 ÂșC. Sedangkan klasifikasi tanah berdasarkan sifat fisik tanah, dapat dilihat dari
retensi akar yang menyangkut kemampuan akar dalam menyerap unsur hara, terlihat wilayah yang memiliki kondisi yang cukup baik terlihat desa Pantai bhakti
dan sebagian di Pantai Mekar didaerah ini juga kondisi tanah didalam pengolahan cukup baik, dan kandungan garam yang masih rendah. Sementara di beberapa
desa yang memiliki pantai kondisi lahannya kurang baik.
95 Tabel 15. Luas Lahan untuk Lahan Sawah
Lokasi S1
S2 S3
N1 N2
Jumlah Desa Pantai Harapan Jaya
1 109 1 109 2 589 3 698
Desa Pantai Mekar 675
675 1 574 2 249
Desa Pantai Sederhana 271
271 1 083 1 354
Desa Pantai Bakti 1 130 1 130 1 696
2 826 Desa Bahagia
634 634 2 537
3 171 Total
3 820 3 820 9 479 13 298
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa dari lima desa Desa Pantai Harapan Jaya Desa Pantai Mekar, Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bakti dan Desa
Bahagia tidak ada satu desapun yang memiliki lahan yang sesuai untuk kesesuaian lahan sebagai lahan sawah. Desa Pantai Harapan Jaya memiliki luas
lahan untuk lahan sawah yang paling luas dibandingkan dengan Desa Pantai Mekar, Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bakti dan Desa Bahagia. Dimana luas
lahan yang dimiliki Desa Pantai Harapan Jaya, seluas 3 698 ha, dengan pembagian lahan sebagai berikut lahan yang cukup sesuai untuk digunakan
sebagai lahan sawah seluas 3 820 ha dan yang tidak sesuai pada saat ini, yaitu seluas 9 479 hektar. Desa Pantai Harapan Jaya juga merupakan desa yang paling
luas memiliki lahan yang sesuai untuk digunakan sebagai lahan sawah dibandingkan dengan Desa Pantai Mekar, Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai
Bakti dan Desa Bahagia. Selain itu juga Desa Pantai Harapan Jaya juga merupakan desa yang paling luas yang memiliki lahan yang tidak sesuai
digunakan sebagai lahan sawah. Desa Pantai Sederhana merupakan desa yang paling tidak luas untuk digunakan sebagai lahan sawah, desa tersebut hanya
memiliki luas lahan 1 354 hektar atau 10 dari total luas Kecamatan Muara Gembong, dimana 271 hektar cukup sesuai digunakan untuk lahan sawah dan
1 083 hektar tidak sesuai digunakan atau dimanfaatkan untuk lahan sawah. Berdasarkan peta di bawah ini dapat dilihat penempatan secara spasial
dalam klasifikasi penggunaan lahan untuk padi sawah di Kecamatan Muara Gembong.
96
97 Kecamatan Muara Gembong merupakan daerah dataran rendah, pada
awalnya menurut hasil wawancara masyarakat yang bertempat tinggal di kecamatan muara gembong berasal dari Cilacap, dengan profesi sebagai buruh
tani, oleh karena itu pada awal kedatangan mereka lebih cendrung menjadikan lahan perhutani sebagai lahan pertanian.
V.4.5. Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Tegalan