104 dengan pihak luar. Dari waktu ke waktu perubahan terjadi dimana pemilik tambak
akhirnya bekerja sebagai buruh tambak di daerah tersebut. Berdasarkan tingkat teknologi penggunaan lahan tambak, kategori
penggunaan lahan tambak di kecamatan muara gembong adalah konventional, walaupun pemberian pakan buatan sudah dilakukan, tetapi pengaturan air masih
alami dan konstruksi tambak masih sederhana, berdasarkan hasil survey masarakat juga mengatakan bahwa pengendalian hama penyakit dan pengapuran
masih belum teratur. Tambak merupakan lahan yang paling luas dalam penggunaan lahan di
Kecamatan Muara Gembong. Total luas lahan pada tahun 2000 mencapai 8 917 hektar atau 67 dari luas lahan di kecamatan ini. Berdasarkan penilaian Net
Present Value di kecamatan ini, umumnya masyarakat menanam tambaknya
dengan ikan bandeng dan udang, pada tahun 2000 produktivitas tambak udang mencapai 67 kg per hektar per tahun sedangkan untuk ikan bandeng 153 kg per
hektar per tahun, sedangkan harga per kilogram berdasarkan hasil survey harga udang mencapai Rp 24 000,- sedangkan harga bandeng Rp 15 000,-
Berdasarkan informasi dari kantor Kecamatan Muara Gembong pada tahun 2000 luas lahan tambak yang ditanami dengan udang 60 dan bandeng seluas
40 dari total luas tambak yang ada di Kecamatan Muara Gembong. Dengan menghitung Net Present Value dari tambak di Kecamatan Muara Gembong
mencapai 28 394 382,- untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
V.5.3. Analisis Financial Pada Penggunaan Lahan Tegalan
Berkebun ubi kayu dan jagung di Kecamatan Muara Gembong sudah lama dilakukan, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari
masarakat setempat, penanaman ubi kayu dan jagung juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk penghasilan tambahan, sedangkan kebanyakan
penduduk yang pindah kemuara gembong pada awalnya adalah petani dari daerah Jawa, yang berpropesi sebagai petani.
Berdasarkan hasil survey penurunan penggunaan lahan tegalan terjadi akibat adanya potensi yang lebih menjanjikan pada lahan tambak, dan kemudian
petani tegalan yang baru pindah dari daerah pertanian telah dapat menyesuaikan
105 dengan pertanian tambak, potensi inilah yang mengakibatkan terjadinya
perubahan penggunaan lahan tegalan ke tambak. Berdasarkan data dari kantor Kecamatan Muara Gembong pada tahun 2000
luas lahan tegalan sekitar 405 hektar, berdasarkan hasil survey dari ubi kayu produktivitasnya sebesar 7 500 kilogram per hektar per tahun dan jagung
produktivitasnya sebesar 5 000 kilogram per hektar per tahun dari total luas tegalan yang ada di Kecamatan Muara Gembong. Berdasarkan perhitungan NPV
dari tegalan di Kecamatan Muara Gembong mencapai Rp 7 002 671,-
V.5.4. Analisis Financial Pada Penggunaan Lahan Sawah.
Lahan sawah merupakan lahan budidaya yang terluas sesudah tambak, di Kecamatan Muara Gembong memiliki lahan sawah seluas 2 090 per hektar, dari
NPV dapat dilihat pada Lampiran . Kecamatan Muara Gembong memiliki luas Luas lahan sawah di Kecamatan
Muara Gembong 2 090 hektar dimana, lahan sawah yang terdapat dilokasi penelitian ini, manfaat langsung lahan sawah dilokasi penelitian didapat dari hasil
produksi padi per hektar yang berarti berdasarkan data BPS Bekasi mengatakan hasil produksi beras
Dari analisis NPV lahan sawah dengan diskoun rate 10 dan kurun waktu 10 tahun maka didapat NPV Rp 13 770 980,-. Sejalan dengan pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Muara Gembong selama 10 tahun ini terlihat bahwa permintaan akan lahan semakin tinggi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan lahan
budidaya seperti sawah, tambak, tegalan dan pemukiman. Sedangkan lahan mangrove terjadi penyusutan yang sangat drastis. Padahal lahan mangrove
merupakan lahan konservasi yang mempunyai nilai ekologis yang tinggi.
V.5.5. Analisis Financial Pada Penggunaan Lahan Pemukiman .