Efisiensi penggunaan Lahan Tegalan

75 sampai dengan tahun 2000 terjadi ekspansi kembali sehingga diperlihatkan dengan adanya penurunan tingkat efisiensi produktivitas lahan tambak bahkan selama empat tahun terakhir tidak terlihat adanya peningkatan efisiensi. Faktor- faktor tersebut seperti kurang optimalnya petani tambak mengelola lahan tambaknya dan adanya penyakit yang menyerang hasil tambak mereka sehingga menyebabkan penurunan terhadap produktivitas lahan tambak. Hal ini harus segera ditanggulangi sehingga mungkin akan membantu meningkatkan efisiensi produktivitas lahan tambak dengan cara adanya perhatian dan kebijakan pemerintah terhadap pengelolaan lahan tambak. 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Gambar 13 Efisiensi frontier penggunan lahan Tambak Bandeng dari tahun 1990 sampai tahun 2000 di kecamatan Muara Gembong

V.3.3. Efisiensi penggunaan Lahan Tegalan

Dari gambar grafik analisis dengan menggunakan DEA penggunaan lahan untuk jagung selama 10 tahun, menunjukkan bahwa pada dasarnya efisiensi penggunaannya masih sangat kurang. Efisiensi tertinggi dicapai pada tahun 1994, sementara pada tahun-tahun lainnya efisiensi ini bahkan tidak mencapai 0.8. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya lahan tegalan kurang dilakukan pemeliharaan karena hanya merupakan tanaman sela yang ditujukan untuk konsumsi sendiri. Tanaman jagung merupakan tanaman yang dapat tumbuh dan berproduksi meskipun dengan pembudidayaannya kurang insentif, sehingga bagi masyarakat Muara Gembong penanaman jagung yang hanya ditujukan lebih N ila i E fi s ie n s i 76 kepada konsumsi sendiri, kurang berkeinginan untuk melakukan perawatan yang lebih baik. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Gambar 14. Efisiensi frontier penggunaan Lahan Tegalan Tanaman Jagung dari tahun 1990 sampai tahun 2000 di kecamatan Muara Gembong Berdasarkan hasil analisis dengan DEA sebagaimana ditujukan pada gambar di bawah ini menunjukkan bahwa tanaman ubikayu mencapai efisiensinya pada tahun 1993, 1994, dan 1996. Meskipun pada tahun lainnya tidak mencapai efisiensi, namun berkisar pada skala 0.9 yang artinya mendekati efisiensi. Tidak jauh berbeda dengan pembudidayaan tanaman jagung pada lahan tegalan, tanaman ubi kayu pada dasarnya juga merupakan tanaman yang ditanam lebih kepada untuk konsumsi sendiri, dan kebanyakan dibudidayakan sebagai tanaman pagar hidup bagi masyarakat. Sifat tanaman Ubikayu yang sangat mudah untuk tumbuh dan berproduksi meskipun tanpa pernah dilakukan pemeliharannya, membuat masyarakat tidak terdorong melakukan peningkatan intensifikasinya, seperti dengan melakukan penyiangan dan pemupukan. Hal ini juga dipicu dari harga jual yang sangat rendah, ditambah dengan sistem pembudidayaan dengan luasan yang kecil-kecil sebatas pagar tanaman hidup. N ila i E fi s ie n s i 77 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 1 1.05 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Gambar 15. Efisiensi Frontier Lahan tegalan Tanaman Ubikayu dari tahun 1990 sampai tahun 2000 di kecamatan Muara Gembong

V.3.4. Efisiensi penggunaan Lahan Pemukiman