Efisiensi penggunaan lahan sawah Efisiensi penggunaan Lahan Tambak

73

V.3.1. Efisiensi penggunaan lahan sawah

Hasil analisis efisiensi dengan menggunakan Data Envelope Analysis DEA untuk lahan sawah pada gambar diatas terlihat bahwa, produktivitas yang paling efisien terjadi pada tahun 1993 dan tahun 1995. Sedangkan produktivitas lahan sawah yang paling tidak efisien terjadi pada tahun 1997. Peningkatan efisiensi yang tajam disebabkan karena adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah seperti penggunaan lahan yang sesuai, luas panen yang meningkat dan produksi padi yang tinggi sehingga secara agregat terjadi juga peningkatan terhadap output. Pada kondisi ekspansi digambarkan mulai tahun 1992 dan mencapai puncak pada tahun 1993 maka akan terjadi kontraksi produktivitas dari lahan sawah, tetapi pada tahun 1994 terjadi ekspansi kembali sehingga diperlihatkan dengan adanya penurunan tingkat efisiensi. Ketika ekspansi kembali terjadi, efisiensi kembali meningkat pada tahun 1995 dan hal ini akan terjadi berulang-ulang secara alami pada produktivitas lahan sawah. Kondisi tersebut juga mengindikasikan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan penurunan efisiensi harus dikendalikan. Faktor-faktor seperti adanya konversi lahan sawah yang menyebabkan penurunan terhadap lahan sawah harus segera dihentikan sehingga mungkin akan membantu meningkatkan efisiensi produktivitas lahan sawah. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Gambar 11. Efisiensi frontier Penggunaan lahan sawah dari tahun 1990 sampai tahun 2000 di kecamatan Muara Gembong N il ai Ef is ie n si 74

V.3.2. Efisiensi penggunaan Lahan Tambak

Muara Gembong merupakan kecamatan yang memberikan kontribusi terbesar untuk perikanan darat di Kabupaten Bekasi, penggunaan lahan di Kecamatan Muara Gembong pada tahun 2000 mencapai 65 dari total luas lahan di Kecamatan Muara Gembong. Di Kecamatan Muara Gembong penggunaan lahan ini dimanfaatkan untuk perikanan darat Aquaculture, dalam kurun waktu 10 tahun penggunaan lahan effisiensi frontier berada pada tahun 1994, hal ini dapat dilihat dari analisa efisiensi yang menunjukkan produktivitas hampir mendekati 1, hal ini membuktikan bahwa penggunaan lahan maksimal terjadi pada penggunaan lahan dengan luas 7 782 hektar. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Gambar 12. Efisiensi frontier penggunaan lahan Tambak Udang dari tahun 1990 sampai tahun 2000 di kecamatan Muara Gembong Berdasarkan pada Gambar 12, Efisiensi frontier terjadi pada tahun 1994, sementara produktivitas lahan tambak yang paling tidak efisien terjadi mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2000. Peningkatan efisiensi yang tajam disebabkan karena adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas lahan tambak seperti penggunaan lahan yang sesuai, luas panen yang meningkat dan produksi hasil tambak yang tinggi sehingga secara agregat terjadi juga peningkatan terhadap output. Pada kondisi ekspansi digambarkan mulai tahun 1993 dan mencapai puncak pada tahun 1994 maka hal ini mengakibatkan terjadinya kontraksi produktivits dari lahan tambak. Namun mulai tahun 1997 N ila i E fi s ie n s i 75 sampai dengan tahun 2000 terjadi ekspansi kembali sehingga diperlihatkan dengan adanya penurunan tingkat efisiensi produktivitas lahan tambak bahkan selama empat tahun terakhir tidak terlihat adanya peningkatan efisiensi. Faktor- faktor tersebut seperti kurang optimalnya petani tambak mengelola lahan tambaknya dan adanya penyakit yang menyerang hasil tambak mereka sehingga menyebabkan penurunan terhadap produktivitas lahan tambak. Hal ini harus segera ditanggulangi sehingga mungkin akan membantu meningkatkan efisiensi produktivitas lahan tambak dengan cara adanya perhatian dan kebijakan pemerintah terhadap pengelolaan lahan tambak. 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Gambar 13 Efisiensi frontier penggunan lahan Tambak Bandeng dari tahun 1990 sampai tahun 2000 di kecamatan Muara Gembong

V.3.3. Efisiensi penggunaan Lahan Tegalan