Perumusan Permasalahan PENGEMBANGAN PELABUHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECOPORT) DALAM RANGKA PENGELOLAAN PESISIR TERPADU (Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Priok)

20 kepelabuhanan yang akan memberikan nilai tambah ekonomi pada daerah sekitar pelabuhan. Pelabuhan laut berperan penting terhadap pembangunan ekonomi, oleh sebab itu dalam perencanaan lokasi pelabuhan laut harus dipadukan dengan tujuan pembangunan nasional dan daerah, dan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pelabuhan mempunyai tiga fungsi pokok, diantaranya yaitu: 1 Fungsi interface, dalam arti pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan jasa atau infrastruktur yang dibutuhkan untuk memindahkan barang-barang dari kapal ke angkutan darat atau sebaliknya dan atau memindahkan barang- barang dari angkutan laut laut yang satu ke kapal lainnya transhipment. 2 Fungsi link, yaitu pelabuhan dilihat sebagai salah satu mata rantai dalam proses transportasi, mulai dari tempat asal barang maupun ketempat tujuan. 3 Fungsi gateway, yaitu sebagai pintu gerbang dari suatu negara atau daerah. Konsep sebagai gateway dilatarbelakangi pendekatan peraturan dan prosedur yang harus dikaji oleh setiap yang menyinggahi pelabuhan. Baudelaire, 1972 Sesuai Undang-Undang tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah tentang Kepelabuhanan, maka menurut jenisnya pelabuhan dibedakan atas dua jenis, yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan laut mempunyai hierarkhi terdiri dari: a Pelabuhan utama, b Pelabuhan pengumpul, c Pelabuhan pengumpan. Hierarkhi ini berbeda dengan hierarkhi pelabuhan sesuai peraturan perundang-undangan lama, yaitu Undang-Undang Nomor 12 tahun 1991 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1992 tentang Kepelabuhanan yaitu dibedakan atas: a Pelabuhan internasional, b Pelabuhan nasional, c Pelabuhan regional, dan d Pelabuhan lokal. Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka Pelabuhan Tanjung Priok dimasukkan sebagai pelabuhan laut dalam hierarkhi pelabuhan utama. Di dalam peraturan perundang- undangan baru, maka disebutkan ada 6 enam peran pelabuhan, yaitu : 1 Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkhinya, 2 Pintu gerbang kegiatan perekonomian, 3 Tempat kegiatan alih moda transportasi, 4 Penunjang kegiatan industri, jasa, danatau perdagangan, 21 5 Tempat produksi, distribusi dan konsolidasi muatan barang, 6 Menjadikan Wawasan Nusantara dan Kedaulatan Negara, Pelabuhan Tanjung Priok memiliki keenam peran pelabuhan tersebut, yaitu sebagai simpul jaringan transportasi, pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional, simpul moda tranportasi laut dan darat, penunjang kegiatan industri, jasa, danatau perdagangan, pusat distribusi dan konsolidasi barang-barang ekspor-impor dan menjadikan Wawasan Nusantara dan Kedaulatan Negara. Kelengkapan pelabuhan laut terdiri dari infrastruktur berupa kolam pelabuhan, breakwater, alur pelabuhan dan dermaga, superstrukturberupa bangunan gudang, kantor, jalan serta lapangan penumpukan, danequipmentberupa crane, RTG dan headtruck.Kelengkapan pelabuhan laut lainnya adalah tempat kegiatan pemerintahan daerah belakang pelayanannya hinterland. Untuk pengembangan suatu pelabuhan laut ditinjau dari aspek geografis dan teknis kepelabuhanan, dibutuhkan persyaratan-persyaratan sebagai berikut : 1 Lokasi sedekat mungkin dengan lokasi asal dan tujuan barang. 2 Mampu memberikan perlindungan terhadap kapal dari cuaca buruk sewaktu berada di pelabuhan. 3 Memiliki kedalaman perairan yang cukup, sehingga kapal tetap dapat terapung saat air laut surut. 4 Tersedia fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk penanganan barang dan penumpang. Pelabuhan laut sebagai prasarana transportasi laut tidak terlepas kaitannya dari sektor angkutan laut, di manaangkutan laut merupakan salah satu sektor pembangunan kelautan. Ketersediaan infrastruktur dan sarana angkutan laut perkapalan untuk kelancaran masuknya arus barang dan jasa di suatu daerah, sangat tergantung dari intensitas, kapasitas dan kualitas pelayanan jasa angkutan laut. Kurang berkembangnya angkutan laut dalam sektor kelautan merupakan problemstruktural Kusumastanto, 2002. Di dalam perkembangan ekonomi global, sektor angkutan khususnya angkutan laut merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi, karena kecepatan pelayanan melalui angkutan laut merupakan pilihan utama. Pertimbangannya karena dari sisi biaya dan sistem transportasi,maka angkutan laut telah berkembang tidak lagi sekedar angkutan 22 barang dan penumpang, akan tetapi telah menjadi elemen jaringan logistik logistic chain. Pola angkutan laut telah berubah dari perspektif satu jenis moda transportasi menjadi multi moda transportasi. Mengikuti pertumbuhan ekonomi dan angkutan barang yang diangkut oleh kapal, maka ukuran dan kapasitas kapal juga berkembang pesat.Perkembangan ini disebabkan oleh volume perdagangan melalui laut meningkat terus tiap tahun dan general cargo berubah dari bentuk break-bulk menjadi kontainer dan super container. Kapal-kapal kecil dan tradisional dengan volume kecil berkembang menjadi kapal-kapal barang besar container dan super container dan kapal-kapal barang spesifik yang mengangkut crude oil, produk- produk berbagai bahan kimia, gas dan dry bulk. Pada tahun 2020 diperkirakan dari sembilan puluh persen 90 kapal barang yang ada di seluruh dunia diperkirakan sudah menjadi kapal kontainer dan pada setiap pelabuhan kontainer diperkirakan akan dibongkar dan dimuat barang- barang dengan jumlah tonase naik dua kali lipat. Apabila tingkat pertumbuhan barang yang melalui pelabuhan kontainer naik enam sampai tujuh persen 6-7 per tahun, maka pelabuhan kontainer harus menangani 700 juta TEUs tahun 2020 Casaca, 2007. Di sisi lain perkembangan pesat sektor angkutan laut potensial untuk menimbulkan pencemaran udara kawasan pelabuhan, baik dari pembuangan gas emisi CO 2 , maupun dari pencemaran perairan dari kawasan pelabuhan dan limbah pabrik serta dari kapal yang keluar masuk pelabuhan. Kondisi kepelabuhanan dan angkutan laut di Indonesia perlu dipersiapkan secara baik untuk mengantisipasi perkembangan pesat sektor pelabuhan dan angkutan laut dunia. Pada saat ini kondisi pelabuhan di Indonesia rata-rata belum mengantisipasi perkembangan pesat sektor angkutan laut internasional. Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional terbaik di Indonesia belum sebanding dengan pelabuhan-pelabuhan internasional di negara-negara lain, seperti Singapura dan Malaysia. Kondisi angkutan laut di Indonesia yang mengangkut barang-barang untuk tujuan antar pulau dan tujuan eksporimpor masih didominasi oleh kapal-kapal asing. Pangsa pasar sektor angkutan laut eksporimpor di Indonesia saat ini masih di bawah sepuluh persen 10 yang dikuasai oleh pelayaran lokal nasional, sedangkan pangsa pasar domestik masih sekitar 55 persen 55, sisanya 45 persen 45 masih dikuasai kapal-kapal asing.