Analisis Kualitas Lingkungan Fisik Ekologi

Sumber : Hasil pengolahan dari data PT P Pelindo Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Supervisi BPLHD DKI Jakarta, Jakarta 2009 Gambar 27 Fluktuasi Nilai IP Pada saat Surut Di Dalam dan Di Luar Kolam Perairan Pelabuhan Periode Tahun 2004-2008. Sesuai dengan hasil analisis penelitian kualitas air dengan parameter Indeks Pencemar IP tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas lingkungan fisik ekologi di perairan Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya di zona A pada muara-muara sungai kali di kolam perairan Pelabuhan Tanjung Priok kondisinya telah tercemar, sampai tercemar sedang dan berat dan Indeks Pencemarannya cenderung naik. Penyebab terbesar penurunan kualitas lingkungan di muara sungai yang masuk ke kolam perairan Pelabuhan Tanjung Priok adalah terjadinya pencemaran sungaikali di hulu yang terbawa sampai di hilir dan masuk ke kolam perairan pelabuhan. Oleh sebab itu penyelesaian masalah penurunan kualitas lingkungan fisik perairan Pelabuhan Tanjung Priok tidak bisa diselesaikan hanya pada internal lokasi pelabuhan, akan tetapi harus menyeluruh sampai di hulu dan harus terpadu dengan program pembersihan kali Prokasih, khususnya yang bermuara ke Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menuju pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok berwawasan lingkungan ecoport pada tahun 2030 ditinjau dari peningkatan kualitas lingkungan fisik ekologi Pelabuhan Tanjung Priok, maka kualitas air perairan akan diarahkan supaya meningkat pada sasaran Zona Kriteria Indeks Pencemar IP 0 - 1.5 yaitu posisi ”tidak tercemar” atau di bawah Batas Ambang Mutu BAM perairan laut. b Analisis Kualitas Udara Pelabuhan Sumber pencemar udara secara umum terdiri atas sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Sumber bergerak terutama terkait dengan kegiatan transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak ataupun bahan bakar lainnya untuk menggerakkan kendaraan melalui pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan. Menurut Bappenas 2006 dikemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara secara tidak langsung. Namun faktor-faktor yang memiliki pengaruh sangat dominan di antaranya adalah meningkatnya permintaan akan transportasi, dengan konsumsi energi yang besar. Meningkatnya pertumbuhan arus barang ekspor-impor dan barang antar pulau dengan sendirinya akan meningkatkan pertumbuhan angkutan darat, laut, dan alat-alat berat di pelabuhan laut, termasuk di Pelabuhan Tanjung Priok. Di satu sisi pertumbuhan angkutan darat dan laut keluar masuk Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain pertumbuhan angkutan menyebabkan peningkatan pencemaran udara dari zat-zat pencemar udara dan kebisingan dari angkutan tersebut. Seperti yang telah disampaikan pada bab III, untuk menganalisis kualitas udara di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok digunakan parameter ISPU Indeks Standar Parameter Udara. Di dalam penelitian ini berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh PT Pelindo II, tingkat pencemaran udara diteliti pada 11 titik di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, yang dianggap telah mewakili seluruh kawasan pelabuhan. Hal-hal yang menjadi alasan pengambilan lokasi sampel tersebut adalah : 1 Merupakan tempat yang padat aktivitas dan diperkirakan mudah menimbulkan pencemaran udara, debu dan kebisingan; 2 Merupakan titik-titik yang telah ditetapkan pada periode-periode yang lalu dan terus berkesinambungan; 3 Untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran baru bila ada. Hasil pemantauan udara daratan Pelabuhan Tanjung Priok pada 11 titik dari tahun 2006 sampai tahun 2009 oleh PT P Pelindo II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dibandingkan terhadap PPRI No. 41 Tahun 1999 dan Kep- 02MENLHI1998 tentang Kualitas Udara, hasilnya berupa Indeks Standar Pencemar Udara ISPU sebagaimana terlihat pada Tabel 22, Tabel 23 dan Gambar 28 . Dapat diuraikan lebih rinci tentang tingkat kelompok Indeks Standar Pencemar Udara ISPU dan faktor-faktor penyebab pencemaran pada titik-titik penelitian sebagai berikut : 1 Tingkat pencemaran udara dengan kategori “berbahaya” 2009 akhir dengan nilai ISPU 310 berada pada lokasi Pos IX : Lokasi ini berada pada areal pintu gerbang utama keluar masuk angkutan kontainer Pelabuhan Tanjung Priok dan titik persimpangan jalan utama dari arah Timur ke Barat dan dari Selatan Pelabuhan Tanjung Priok yang menjadi konsentrasi segala jenis kendaraan. Pada lokasi ini kepadatan lalu-lintas angkutan kontainer sangat tinggi yang mengeluarkan gas emisi dengan kadar yang tinggi. Parameter penyebab pencemaran udara adalah CO dan TSP. 2 Tingkat pencemaran dengan kategori “tidak sehat” 2009 akhir dengan nilai ISPU antara 100 - 200 pada sebagian besar 9 titik penelitian yaitu Dermaga Kepanduan, Dermaga Nusantara I, PT. Walie Jaya Teladan, Terminal Penumpang, Terminal Besi Bekas Ujung, Area PT. Indonesia Power, Dermaga Nusantara II, Area TPK Koja dan PT Indocement Tunggal Prakarsa. Pada titik-titik lokasi penelitian tersebut di atas, kualitas udaranya sudah lebih baik meningkat dari kategori ”sangat tidak sehat” 2009 awal menjadi ”tidak sehat” 2009 akhir. 3 Tingkat pencemaran dengan kategori “sedang” berada pada area kantor Pelindo II. Nilai Indeks ISPU pada tahun 2009 akhir di bawah 100 nilai 87, meningkat dari ISPU tahun 2009 pada posisi dengan kategori “sangat tidak sehat” yaitu di atas 200 nilai 266. Apabila ditinjau dari periode waktu sebetulnya terjadi peningkatan kualitas udara dari periode 2007 akhir ke 2009 akhir yaitu : 1 Dari 4 titik dengan kategori “sangat tidak sehat” menjadi “tidak sehat”. 2 Dari 1 titik dengan kategori “tidak sehat” menjadi “sedang”. Dapat disimpulkan bahwa penurunan kualitas udara ternyata merupakan salah satu permasalahan penting, namun sebetulnya lebih mudah untuk di atasi, karena akar permasalahannya berada pada kawasan Pelabuhan Tanjung Priok sendiri. Implikasi kebijakan untuk mengatasi permasalahannya cukup dengan kebijakan manajemen pngelola pelabuhan yaitu Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok selaku regulator dan PT Persero Pelindo II selaku operator untuk menerapkan sangsi terhadap pelanggaran aturan pencemaran udara kepada stakeholder di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menuju pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok berwawasan lingkungan ecoport pada tahun 20202030, maka perlu diupayakan peningkatan kualitas udara pada semua titik dengan nilai ISPU di bawah 100, atau masuk dalam kategori ”baik” dan ”sehat”. 50 100 150 200

250 300

350 400 2006 awl 2006 akh 2007 awl 2007 akh 2008 awl 2008 akh 2009 awl 2009 akh Pos IX Terminal Besi Bekas Ujung Kantor Pelindo II Cabang P.T. Indocement Tunggal Prakarsa Dermaga Kepanduan Area PT. Indonesia Power Dermaga Nusantara I Dermaga Nusantara II P.T. Walie Jaya Teladan Area TPK Koja Terminal Penumpang Sumber : Hasil pengolahan dari data PT P Pelindo Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Supervisi BPLHD DKI Jakarta, Jakarta 2009 Gambar 28. Fluktuasi Nilai ISPU Periode Tahun 2006 - 2009 Baik Tidak Sehat Sangat Tidak Sehat Berbahaya Sedang 116 Tabel 22 Nilai Perhitungan Indeks Standar Pencemar Udara ISPU pada tahun 2006 sampai 2007 Titik 2006 awal 2006 akhir 2007 awal 2007 akhir Parameter ISPU Keterangan Parameter ISPU Keterangan Parameter ISPU Keterangan Parameter ISPU Keterangan 1 CO 186 Tidak Sehat CO 157 Tidak Sehat CO 189 Tidak Sehat TSP 240 Sangat Tidak Sehat 2 TSP 196 Tidak Sehat TSP 245 Tidak Sehat TSP 185 Tidak Sehat CO 245 Sangat Tidak Sehat 3 CO 262 Sangat Tidak Sehat TSP 73 Sedang CO 242 Sangat Tidak Sehat CO 135 Tidak Sehat 4 CO 290 Sangat Tidak Sehat TSP 184 Tidak Sehat CO 256 Sangat Tidak Sehat CO 267 Sangat Tidak Sehat 5 CO 221 Berbahaya TSP 186 Tidak Sehat TSP 165 Tidak Sehat TSP 136 Tidak Sehat 6 TSP 184 Tidak Sehat TSP 185 Tidak Sehat TSP 166 Tidak Sehat TSP 170 Tidak Sehat 7 TSP 257 Sangat Tidak Sehat TSP 255 Sangat Tidak Sehat TSP 287 Sangat Tidak Sehat TSP 134 Tidak Sehat 8 CO 184 Tidak Sehat CO 167 Tidak Sehat CO 234 Sangat Tidak Sehat TSP 123 Tidak Sehat 9 CO 178 Tidak Sehat CO 245 Sangat Tidak Sehat CO 187 Tidak Sehat TSP 136 Tidak Sehat 10 CO 367 Berbahaya CO 184 Tidak Sehat CO 180 Tidak Sehat TSP 209 Sangat Tidak Sehat 11 TSP 278 Sangat Tidak Sehat CO 186 Tidak Sehat CO 188 Tidak Sehat TSP 240 Sangat Tidak Sehat Sumber : Hasil pengolahan dari data PT P Pelindo Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Supervisi BPLHD DKI Jakarta, Jakarta 2009 117 Tabel 23 Nilai Perhitungan Indeks Standar Pencemar Udara ISPU pada tahun 2008 sampai 2009 Titik 2008 awal 2008 akhir 2009 awal 2009 akhir Parameter ISPU Keterangan Parameter ISPU Keterangan Parameter ISPU Keterangan Parameter ISPU Keterangan 1 TSP 190 Tidak Sehat CO 190 Tidak Sehat CO 245 Sangat Tidak Sehat TSP 310 Berbahaya 2 CO 297 Sangat Tidak Sehat TSP 270 Sangat Tidak Sehat TSP 134 Tidak Sehat CO 134 Tidak Sehat 3 CO 96 Sedang TSP 144 Tidak Sehat CO 266 Sangat Tidak Sehat CO 87 Sedang 4 CO 245 Sangat Tidak Sehat TSP 167 Tidak Sehat CO 256 Sangat Tidak Sehat CO 187 Tidak Sehat 5 TSP 111 Tidak Sehat TSP 155 Tidak Sehat CO 233 Sangat Tidak Sehat TSP 166 Tidak Sehat 6 TSP 168 Tidak Sehat TSP 236 Sangat Tidak Sehat TSP 211 Sangat Tidak Sehat TSP 145 Tidak Sehat 7 TSP 256 Sangat Tidak Sehat TSP 230 Sangat Tidak Sehat TSP 234 Sangat Tidak Sehat TSP 160 Tidak Sehat 8 TSP 134 Tidak Sehat CO 235 Sangat Tidak Sehat CO 256 Sangat Tidak Sehat TSP 130 Tidak Sehat 9 TSP 134 Tidak Sehat CO 233 Sangat Tidak Sehat CO 346 Sangat Tidak Sehat TSP 139 Tidak Sehat 10 TSP 106 Tidak Sehat CO 205 Sangat Tidak Sehat CO 234 Sangat Tidak Sehat TSP 110 Tidak Sehat 11 TSP 246 Sangat Tidak Sehat CO 205 Sangat Tidak Sehat CO 295 Sangat Tidak Sehat CO 136 Tidak Sehat Sumber : Hasil pengolahan dari data PT P Pelindo Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Supervisi BPLHD DKI Jakarta, Jakarta 2009