Wawancara  dan  penyebaran  kuesioner  dilakukan  secara  purposive dilakukan hanya pada orang terpilih yaitu responden yang terkait langsung dengan
proses  pengembangan  Pelabuhan  Tanjung  Priok  yang  berwawasan  lingkungan mulai dari Pemerintah Pusat hingga Kelurahan, Lembaga Keuangan, LSM, swasta
dunia usaha, masyarakat lokal dan perguruan tinggi.
3.6 Metode Analisis Data
Sesuai  dengan  Kerangka  Pemikiran  Studi,  maka  untuk  kepentingan  studi penelitian  disertasi  ini  dilakukan  berbagai  metode  analisis,  disesuaikan  dengan
ruang  lingkup  dan  sasaran  studi.  Metode  analisis  dalam  studi  ini  meliputi;  1 metode  analisis  kualitas  lingkungan  fisik  ekologi,  2  metode  analisis  dampak
sosial  pertumbuhan  pelabuhan,  3  metode  analisis  kesesuaian  fisik  pemanfaatan
ruang  pelabuhan,  4  metode  analisis  pertumbuhan  arus  barang,  dan  5  metode analisis  kelembagaan  pengelolaan  pelabuhan.  Analisis  dari  berbagai  aspek
tersebut di atas menggunakan data time series, yaitu data 5 tahun ke belakang dari tahun  studi  penelitian  dan  analisis  pengembangan  Pelabuhan  Tanjung  Priok
jangka  pendek,  jangka  menengah  dan  jangka  panjang  dengan  memproyeksikan kebutuhan  ruang  pelabuhan  5  tahun  2011-2015,  10  tahun  2015-2020  dan  20
tahun 2020-2030 ke depan.
3.6.1  Metode Analisis Kualitas Lingkungan Fisik Ekologi Pelabuhan
Analisis  kualitas  lingkungan  fisikekologi  kawasan  Pelabuhan  Tanjung Priok  meliputi  kualitas  air  perairan,  kualitas  udara,  kondisi  kebersihan  dan
penghijauan daratan serta tingkat sedimentasi perairan di kawasan pelabuhan. Data yang  digunakan  untuk  analisis  kualitas  lingkungan  fisikekologi  adalah  data
sekunder  hasil  pemantauan  lingkungan  pelabuhan  yang  dilakukan  oleh  PT  P Pelindo  II  Cabang  Pelabuhan  Tanjung  Priok  dengan  supervisi  BPLHD  Propinsi
DKI  Jakarta.  Untuk  menghitung  Indeks  Pencemar  Air  IP  perairan  Pelabuhan Tanjung  Priok  dan  trend  perkembangannya  digunakan  data  sekunder  hasil
pemantauan  kualitas  air  dari  tahun  2004  sampai  tahun  2009.  Untuk  menghitung Indeks  Standar  Pencemar  Udara  ISPU  Pelabuhan  Tanjung  Priok  dan  trend
perkembangannya  digunakan  data  dari  tahun  2006  sampai  tahun  2009.  Untuk menilai  kondisi  kebersihan  dan  penghijauan  dengan  menggunakan  data  kondisi
eksisting  tahun  2009  dan  untuk  menilai  tingkat  sedimentasi  perairan  dan  trend perkembangannya  menggunakan  data  tahun  2007  sampai  tahun  2009.  Untuk
menentukan  kualitas  lingkungan  fisikekologi  kawasan  Pelabuhan  Tanjung  Priok, maka hasil analisis kualitas lingkungan fisikekologi dibandingkan terhadap standar
yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan kajian yang dipakai dalam studi  ini, baik untuk menentukan tingkat kualitas  air perairan,
tingkat  kualitas  udara,  tingkat  kondisi  kebersihan  dan  penghijauan  serta  tingkat sedimentasi perairan Pelabuhan Tanjung Priok.
Pada  saat  penelitian  dilakukan,  sudah  ada  ketentuan  tentang  pengelolaan kualitas  lingkungan  kepelabuhanan.  Untuk  pengaturan  tentang  kualitas  air
perairan  adalah  Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  82  tahun  2001 tentang  Pengelolaan  Kualitas  Air  dan  Pengendalian  Pencemaran  Air  dan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air  Laut.  Baku  mutu  lingkungan    environmental  quality  standard    BML
berfungsi  sebagai  suatu  tolok  ukur  untuk  mengetahui  apakah  telah  terjadi pencemaran terhadap lingkungan. Selanjutnya untuk kualitas udara mengacu pada
Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  41  Tahun  1999  dan  Kep- 02MENLHI1998 tentang Kualitas Udara.
Parameter  lingkungan  yang  akan  dianalisis  untuk  mengukur  kualitas lingkungan  fisik  terdiri  atas:  a  analisis  kualitas  air,  b  analisis  kualitas  udara,
c analisis kondisi kebersihan dan penghijauan, d. Analisis tingkat sedimentasi perairan Pelabuhan Tanjung Priok.
a
Metode Analisis Kualitas Air
Parameter lingkungan yang berkaitan dengan kualitas air laut dan metode yang digunakan mengunakan data sekunder dari PT Pelindo II Persero Cabang
Pelabuhan  Tanjung  Priok  dengan  parameter-parameter  yang  disajikan  pada
Tabel 6 . Hasil analisis kualitas air laut akan dibandingkan dengan standar baku
mutu  air  laut  berdasarkan  Kepmen  LH  No.  51  tahun  2004  Lampiran    2
Pelabuhan.
Tabel 6 Parameter  Kualitas  Air  Laut  di  Pelabuhan  Tanjung  Priok  Berdasarkan
Kepmen LH No. 51 tahun 2004 Lampiran 2 Pelabuhan
No Parameter
Satuan Baku Mutu
Keterangan
A FISIK
1 Bau insitu
- Alami
2 TSS insitu
mgl ≤80
3 Suhu insitu
C Alami
4 Benda Terapung
- Nihil
5 Lapisan Minyak insitu
- Nihil
6 Kecerahan insitu
Meter ≥ 3
7 Kekeruhan insitu
NTU 5
B KIMIA
1 pH insitu
6-9 2
Amonia NH3-N mgl
≤ 1 3
Salinitas ‰
+10 Alami 4
Senyawa fenol total mgl
≤ 0,002 5
Minyak  Lemak mgl
≤ 5 6
Surfaktan MBAS mgl
≤ 1,0 7
Sulfida H2S mgl
≤ 0,03 C
LOGAM TERLARUT
8 Raksa Hg
mgl ≤ 0,003
9 Cadmium Cd
mgl ≤ 0,01
10 Tembaga Cu
mgl ≤ 0,06
11 Timbal Pb
mgl ≤ 0,01
12 Seng Zn
mgl ≤ 0,1
D MIKROBIOLOGI
1 Coliform
MPN100 ml ≤ 1000
Tidak Digunakan
dalam Analisis
Sumber: KEPMENLH No.512004 Lampiran I, Baku Mutu Air Laut untuk Pelabuhan
Status pencemaran kualitas air yang dinilai dari tingkat pencemaran air di
Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan  Indeks Pencemar IP atau PI
j
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jika  Lij  menyatakan  konsentrasi  parameter  kualitas  air  yang  dicantumkan  dalam Baku  Mutu  suatu  Peruntukan  Air  j,  dan  Ci  menyatakan  konsentrasi  parameter
kualitas  air  i  yang  diperoleh  dari  hasil  analisis  cuplikan  air  pada  suatu  lokasi pengambilan  cuplikan  dari  suatu  alur  sungai,  maka  PI
j
adalah  Indeks  Pencemar bagi  peruntukan  j  yang  merupakan  fungsi  dari  C
i
L
ij
.  Harga  PI
j
ini  dapat ditentukan dengan cara :
1   Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air akan membaik.
2   Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.
3   Hitung harga CiLij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan cuplikan.
4.a  Jika  nilai  konsentrasi  parameter  yang  menurun  menyatakan  tingkat pencemaran  meningkat,  misal  DO.  Tentukan  nilai  teoritik  atau  nilai
maksimum Cim misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh. Dalam kasus  ini nilai  C
i
L
ij
hasil pengukuran digantikan oleh nilai  CiLij hasil perhitungan, yaitu :
b  Jika nilai baku L
ij
memiliki rentang 
untuk C
i
≤ L
ij
rata-rata :
 untuk C
i
L
ij
rata-rata :
c  Apabila nilai C
i
L
ij
mendekati nilai acuan yaitu 1, misal C
1
L
1j
= 0,9 dan C
2
L
2j
=  1,1  atau  perbedaan  yang  sangat  besar,  misal  C
3
L
3j
=  5,0  dan C
4
L
4j
=  10,0.  Dalam  contoh  ini  tingkat  kerusakan  badan  air  sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kondisi tersebut adalah :
 Penggunaan  nilai  C
i
L
ij
hasil  pengukuran  kalau  nilai  ini  lebih  kecil dari 1,0.
 Penggunaan nilai C
i
L
ij
baru  jika  nilai  C
i
L
ij
hasil  pengukuran  lebih besar dari 1,0.
CiLijbaru = 1,0 + P.logC
i
L
ij
hasil pengukuran P  adalah  konstanta  dan  nilainya  ditentukan  dengan  bebas  dan
disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang  dikehendaki  untuk  suatu  peruntukan  biasanya  digunakan  nilai
5. 5   Tentukan  nilai  rata-rata  dan  nilai  maksimum  dari  keseluruhan  CiLij
CiLij
R
dan C
i
L
ij M
6   Tentukan harga P
ij