50.00 PENGEMBANGAN PELABUHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECOPORT) DALAM RANGKA PENGELOLAAN PESISIR TERPADU (Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Priok)

membuang oli bekas dan air balast di perairan, kecuali di lokasi yang disediakan yaitu di dok atau galangan kapal. Sebagaimana diuraikan pada Bab III, maka untuk pendekatan analisis kualitas air perairan Pelabuhan Tanjung Priok, stasiun pengamatan tingkat pencemaran air pelabuhan dikelompokkan atas 2 zona, yaitu: 1 Zona A : Kolam perairan pelabuhan  Sub Zona Dekat DaratanMuara, terdiri dari titik stasiun 1,3,5,7 dan 9.  Sub Zona Tengah kolam pelabuhan, terdiri dari titik stasiun 2,4,6 dan 10. 2 Zona B : Zona di luar kolambreakwater pelabuhan, terdiri dari titik stasiun 8, 11 dan 12. Hasil pemantauan kualitas air di muara dan perairan pelabuhan pada titik-titik pemantauan dikelompokkan atas 2 zona tersebut di atas yaitu: 1 Pemantauan pada zona A kolam perairan, yaitu pada 9 titik pemantauan pada saat pasang dan surut selama 5 tahun 2004 - 2008. 2 Pemantauan pada zona B di luar kolam perairan, yaitu pada 3 titik pemantauan pada saat pasang dan surut selama 5 tahun 2004 - 2008. Kedua belas titik pada kedua zona ini dibandingkan terhadap Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Pada kedua zona tersebut, yaitu zona A 9 titik dan zona B 3 titik diteliti kadar kualitas air laut berdasarkan parameter fisika bau, TSS, suhu, sampah, lapisan minyak, kecerahan dan kekeruhan, parameter kimia ph, ammonia, salinitas, senyawa fenol total, minyak dan lemak, surfaktan dan sulfida dan logam terlarut raksa, cadmium, tembaga, timbal dan seng. Atas dasar data hasil penelitian sebagaimana disajikan pada Tabel 20 dan Tabel 21 selanjutnya dilakukan analisis perhitungan Indeks Pencemar IP pada titik-titik tersebut. Sebagaimana ditetapkan pada Metodologi Penelitian, maka kedua zona penelitian di dalam studi berdasarkan tingkat ketercemarannya dibagi atas 4 kriteria, yaitu : 1 Kriteria I Di bawah Ambang Batas Baku Mutu Air Laut : IP 0 - IP 1 2 Kriteria II Tercemar : IP 1 - IP 5 3 Kriteria III Tercemar Sedang Sangat Tercemar : IP 5 - IP 10 4 Kriteria IV Tercemar Berat : IP 10 - IP 14 Setelah dilakukan analisis perhitungan dengan menggunakan rumus status Pencemaran Kualitas Air, maka dihasilkan Indeks Pencemar pada titik-titik penelitian pada saat pasang dan saat surut dari tahun 2004 – 2008. Dari data-data yang diperoleh, maka pada tahun 2008 akhir terdapat beberapa parameter kualitas air baik di dalam kolam perairan, maupun di luar kolam perairan Pelabuhan Tanjung Priok dalam kondisi tercemar, yaitu 7 titik dari 12 titik pemantauan. Di kolam perairan pelabuhan zona A sebanyak 5 titik tercemar dari 9 titik pemantauan, dan di luar kolam perairan sebanyak 2 titik tercemar walau relatif masih dalam kategori rendah dari 3 titik pemantauan. Pada saat surut kondisinya di kolam perairan sama dengan saat pasang, sedang di luar kolam perairan menurun, yaitu 1 titik tercemar dari 3 titik pemantauan. Tingkat pencemaran beberapa nilai parameter maupun kimia secara umum menunjukkan bahwa kualitas air di Pelabuhan Tanjung Priok telah mengalami pencemaran dari kategori telah tercemar sampai kategori pencemaran sedangsedang. Kolam perairan Pelabuhan Tanjung Priok yang tercemar akan mempengaruhi fungsi air terhadap peruntukannya, di antaranya untuk pengelolaan air bersih dari perairan pelabuhan, biologi dan wisata bahari sesuai dengan Kep. MENLH No. 512004. Secara rinci berdasarkan hasil perhitungan penilaian Indeks Pencemar IP pada 2 zona perairan Pelabuhan Tanjung Priok pada saat pasang dan surut dari tahun 2004 awal sampai tahun 2008 akhir dihasilkan hal-hal sebagai berikut : 1 Zona A kolam perairan pelabuhan :  Di kolam perairan pelabuhan tingkat pencemaran paling tinggi di muara-muara kali Japat Ancol dan muara kali Kresek Sunter.  Di muara kali Japat sisi Barat berbatasan dengan Ancol, pada saat pasang Indeks Pencemar IPnya 8,17 tercemar sedang, tetapi saat surut IP-nya naik menjadi 10,18 tercemar berat. IP di titik pemantauan ini cenderung naik setiap tahun. Parameter-parameter yang mendominasi tingginya Indeks Pencemar IP adalah parameter- parameter bau, kecerahan, sampah, lapisan minyak, amonia dan coliform. Di muara Kali Japat pada tahun 2004 nilai Indeks Pencemar IP tertinggi dari seluruh titik pemantauan dari tahun 2004 – tahun 2008 yaitu 13,30 tercemar berat.  Di muara Kali Kresek berasal dari Kali Sunter pada saat pasang IP- nya 7,28 tercemar sedang, hampir tercemar berat dari pada saat surut IP-nya turun 6,38. Paramater-parameter yang mendominasi tingginya IP ini yaitu bau, kecerahan, lapisan minyak dan coliform. Pada saat surut TSS meningkat melebihi Batas Ambang Mutu. Dari uraian di atas, maka berdasarkan hasil analisis posisi kedua sungaikali melalui kawasan-kawasan industri, pergudangan dan pemukiman padat penduduk yang rentan terhadap buangan limbah dari