Kebijakan Program Jangka Menengah 2015-2020 :
o Meningkatkan peran dan kewenangan kelompok-kelompok peduli
lingkungan yang sudah ada dalam pengelolaan lingkungan pelabuhan.
Untuk peningkatan kualitas air perairan pelabuhan perlu disusun
program strategis dan koordinasi lintas instansi : o
Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai daerah hulu sungai-sungai dan kanal yang menuju perairan
Pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Teluk Jakarta untuk menegakkan hukum kepada instansiperorangan yang menyebabkan
pencemaran terhadap perairan pelabuhan dan perairan Teluk Jakarta sesuai ketentuan perundang-undangan. Untuk program ini perlu
penanganan secara khusus karena penyebab pencemaran terbesar kepada kawasan Pelabuhan Tanjung Priok adalah dari sungaikali
yang menuju perairan pelabuhan, di mana Indeks Pencemar IP telah mencapai batas antara tercemar sedang dan tercemar berat.
Apabila diperlukan dibentuk suatu badan penanggulangan pencemaran perairan Teluk Jakarta termasuk di dalamnya perairan
Pelabuhan Tanjung Priok seperti Service Maritime Board di Sidney Darling Harbour Authority, Australia.
o Penyiapan kolam penampungan sampah dan sedimen di sisi kali-
kali yang menuju perairan Pelabuhan Tanjung Priok dan pembuangan ke TPA secara rutin dan tersistem, bekerja sama
dengan Pemerintah Daerah. o
Peningkatan fasilitas reception facility dan tongkang untuk penanganan limbah oli serta kapal pengumpul sampah di perairan
pelabuhan. 2
Peningkatan kualitas udara . Dalam menunjang kinerja pengelolaan lingkungan hidup khususnya dalam
menjaga dan meningkatakan kualitas udara, pengelola atau penyelenggara Pelabuhan Tanjung Priok yaitu Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan
Manajemen PT Pelindo II Persero untuk melakukan :
Pelarangan kendaraan-kendaraan pengangkut barang yang memiliki
tingkat emisi tinggi memasuki pelabuhan.
Melakukan uji emisi terhadap setiap kendaraan yang akan masuk pelabuhan.
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan secara rutin untuk
mendukung operasional kepelabuhan yang sejalan dengan pelestarian lingkungan.
Penanganan secara khusus di area Pos IX yaitu area pintu gerbang dan
persimpangan keluar masuk Pelabuhan Tanjung Priok dari sisi timur karena tingkat Indeks Standar Pencemar Udara ISPU pada titik lokasi
sudah sangat tinggi. 3
Dampak lingkungan pada ekosistem darat. Dampak lingkungan pada ekosistem darat disebabkan pembangunan dan
pengembangan pelabuhan. Untuk menangani dampak lingkungannya perlu ditetapkan kebijakan dengan membuat zonasi area sekitar pembangunan
pelabuhan. Area yang spesifik dan dan memiliki kekhasan tertentu seperti gejala alam, proses geologis seperti sand dune, maupun proses biologis
ditetapkan sebagai zona yang dilindungi. 4
Dampak lingkungan pada ekosistem laut. Dampak lingkungan pada ekosistem laut disebabkan berbagai hal, di
antaranya akibat tumpahnya minyak dari kecelakaantabrakan kapal. Untuk menangani dampak lingkungannya perlu ditetapkan kebijakan
penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Untuk pencegahannya dampak yang
lebih luas perlu ditetapkan kebijakan operasi early warning system. Tahap awal yang perlu dilakukan adalah melatih kemampuan dan ketrampilan
petugas atau tim SAR dan harus selalu siap siaga. Early warning system dapat dipilih dari banyak cara, antara lain : menggunakan noise detector,
sound detector atau smoke detector. Tindakan gawat darurat adalah mempersiapkan segala daya untuk menanggulangi kejadian ini. Upaya
penanggulangan minyak yang tumpah dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : Oil skimmer, Oil trap, Oil boom, Oil dispersence. Tindakan