Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dengan Masterplan Pelabuhan Tanjung Priok
136
Sumber : Diolah PT P Pelindo II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dan Kementrian Perhubungan RI Peraturan MenHub No. PM 422011 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 2011
Gambar 37. Peta Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Eksisting Daratan Pelabuhan Tanjung Priok 2009-2011
b Analisis Kesesuaian Teknis Perairan Pelabuhan
Perairan Pelabuhan Tanjung Priok dan alur pelayarannya pada dasarnya sudah sesuai ditinjau dari parameter kedalaman laut, seabed material, jarak ke
mulut pelabuhan, arus laut, gelombang laut, kecepatan angin jarak ke daerah sensitif, tidak adanya halahangan yang mengganggu oleh gerak kapal dan tidak
ada daerah terlarang di palabuhan Tanjung Priok. Analisis pemanfaatan perairan Pelabuhan Tanjung Priok untuk alur pelayaran dan teknis pengoperasian kapal-
kapal keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok sudah sesuai. Hanya satu parameter yang menjadi kendala yaitu tingkat sedimentasi untuk perairan dan alur pelayaran
tidak sesuai. Analisis kesesuaian perairan ini disajikan pada Tabel 27. Tabel 27
Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Perairan Pelabuhan Tanjung Priok untuk Alur Pelayaran dan Operasional Kapal Tahun 2009
No. Parameter
S1 Sesuai
S2 Sesuai
Bersyarat N
Tidak Sesuai
1. Kedalaman 010,5
LWS sampai -14,7 LWS
Cukup baik untuk alur dan labuh kapal
- -
2. Seabed Material
Lempung berpasir -
- 3.
Jarak ke mulut pelabuhan
Dekat -
- 4.
Arus Arus lambat, aman
oleh gerak kapan dan lego jangkar
- -
5. Gelombang
1,0 m 0,1
– 1 m -
- 6.
Angin Kecepatan Calm -12 knot
4-6 knot -
-
7. Jarak ke daerah
sensitif -
Dekat, tapi dapat melakukan
tindakan penanggulangan
8. Sedimentasi
perairan -
- Sedimentasi
perairan tinggi Sedimentasi alur
pelayaran -
- Sedimentasi
alur pelayaran tinggi
9. Halangan
Tidak ada halangan yang mengganggu
oleh gerak kapal -
- 10.
Daerah terlarang Tidak ada larangan
c Analisis Kapasitas dan Kebutuhan Ruang Pengembangan Pelabuhan
Tanjung Priok Dalam menghitung kebutuhan ruang ideal pengembangan Pelabuhan
Tanjung Priok, digunakan rumus dari Ligteringen tentang Ports and Terminals bagian Planning and Design Container Terminal sebagaimana disampaikan pada
Bab 3 Sub-Bab 3.6.2. Pendekatan dengan menggunakan rumus Ligteringen ini sudah sering digunakan pada negara-negara berkembang. Rumus dari Ligteringen
ini digunakan untuk menganalisis kebutuhan ruang container yard di dalam Pelabuhan Tanjung Priok dan menghasilkan luas ialah untuk lapangan
penimbunan kontainer container yard pada tahun 2009 adalah 223 ha. Data luas lahan penimbunan petikemas eksisting 2009 adalah
156,7 ha, sehingga kapasitasnya terhadap kebutuhan ideal sesuai standar adalah 70 dari
223 ha atau masih kekurangan 66,3 ha. Sebaliknya dengan menggunakan rumus yang sama, dengan luasan lapangan penimbunan kontainer eksisting 2009 156.7
ha, dan jumlah kontainer 3,8 juta TEUs, maka m
i
atau YOR adalah kira-kira 100 kapasitas sudah melebihi 30 dari YOR ideal. Apabila jumlah tonase kontainer
sudah melebihi 3,8 juta TEUs, dengan hanya kapasitas lapangan penimbunan kontainer yang sekarang, maka nilai YOR akan meningkat lagi melebihi 100.
Selanjutnya dalam penelitian ini rumus H. Ligteringe yang sama digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan ruang lahan penimbunan petikemas
container yard dalam pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok Jangka Menengah 2020 dan Jangka Panjang 2030. Proyeksi kebutuhan ruang dengan
menggunakan skenario basic case data hasil proyeksi pertumbuhan arus barang
skenario basic case disajikan pada Tabel 28. Tabel 28
Proyeksi Pertumbuhan Arus Barang Petikemas dan Kebutuhan Ruang Lahan Penimbunan Petikemas Tahun 2020 dan 2030
No Skenario
Tahun Total Arus Barang
TEUs - ‘.000’
Kebutuhan Lahan CY ha
Keterangan
1 High Case
2011 3.804
223 Lahan
Eksisting 2009
CY = 156.7 ha
2020 9.784
575 2030
19.092 1121
2
Basic Case 2011
3.804 223
2020 9.539
560 2030
17.738 1040
3 Low Case
2011 3.804
223 2020
9.299 545
2030 15.471
908 Sumber : Hasil Analisis dalam studi disertasi dengan menggunakan data Rencana Induk
Pelabuhan Tanjung Priok dan rumus H. Ligteringen, 2011
Dalam perencanaan 20 tahun kedepan 2011 - 2030, studi ini memproyeksikan pertumbuhan arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Sebagaimana disampaikan
pada Bab III tentang Metode Analisis Proyeksi Pertumbuhan Barang dari Pelabuhan Tanjung Priok, adalah dengan menggunakan data sekunder dari
Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Priok. Mengacu kepada SK Menteri Perhubungan No. 42 tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Priok, ada 3 skenario Proyeksi Arus Barang Petikemas di Pelabuhan, yaitu skenario “high case”, “basic case”, dan “low case”.
Untuk kepentingan studi disertasi yaitu Rencana Pengembangan Tanjung Priok pada Jangka Menengah maupun Jangka Panjang di
rujuk kepada skenario “basic case
” yang dinilai lebih moderat dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya
proyeksi forecast arus barang disajikan pada Tabel 29. Tabel 29
Proyeksi Arus Barang Petikemas dan Non Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2011, tahun 2020 dan tahun 2030
No Skenario
Tahun Total Cargo
Kebutuhan Lahan CY Kekurangan
Ton .000 TEUs
.000 Lahan
Eksisting ha Kebutuhan
Lahan CY ha
1 High
Case 2011
36.258 3.804
2020 82.029
9.784 2030
152.529 19.092
2 Basic
Case
2011 36.258
3.804 156
223 67
2020 79.702
9.539 392
560 168
2030 140.868
17.738 560
1041 481
3 Low
Case 2011
36.258 3.804
2020 77.418
9.299 2030
129.956 15.471
Sumber : JICA Study Team, 2011
Selanjutnya berdasarkan proyeksi peti kemas dengan pengelompokan tujuan internasional dan domestik, hasil proyeksi diperkirakan untuk tahun 2011 sampai
2030 dalam jumlah ton sebagaimana disajikan pada Tabel 30 dan Gambar 38. Tabel
30 Proyeksi Peti Kemas Internasional dan Domestik untuk tahun 2011 -
2030 dalam jumlah Ton Basic Case
Tahun Peti Kemas Internasional
Peti Kemas Domestik Total ton
Import ton Export ton
Bongkar ton
Muat ton
2011 15,616
12,980 2,417
5,244 36,258
2020 37,909
23,244 5,312
13,237 79,702
2030 69,787
36,396 9,289
25,396 140,868
Sumber: JICA, The Project of Masterplan Study on Port Development and Logistic in Greater Jakarta Metropolitan Area om The Republic of Indonesia, 2011
20,000 40,000
60,000 80,000
100,000 120,000
140,000 160,000
Jum lah
ton
Cargo International Import 15,616
37,909 69,787
Cargo International Export 12,980
23,244 36,396
Cargo Domestic Bongkar 2,417
5,312 9,289
Cargo Domestic Muat 5,244
13,237 25,396
Total 36,528
79,702 140,868
2011 2020
2030
Sumber: JICA, The Project of Masterplan Study on Port Development and Logistic in Greater Jakarta Metropolitan Area om The Republic of Indonesia, 2011
Gambar 38 Proyeksi Peti Kemas Internasional dan Domestik untuk tahun
2011-2030 dalam jumlah Ton Basic Case dalam bentuk grafik
Sedangkan untuk pengelompokan distribusi dengan kategori yang sama, yaitu petikemas internasional dan domestik untuk tahun 2011 sampai 2030 hasil
proyeksi dalam jumlah TEUs disajikan pada Tabel 31 dan Gambar 39. Tabel 31
Proyeksi Peti Kemas Internasional dan Domestik untuk tahun 2011 - 2030 dalam jumlah TEUs Basic Case dalam bentuk tabel
Tahun Peti Kemas Internasional
Peti Kemas Domestik Total
TEUs Import
TEUs Export
TEUs Bongkar
TEUs Muat
TEUs
2011 1,445
1,291 524
544 3,804
2020 3,628
3,628 1,142
1,142 9,539
2030 6,678
6,678 2,191
2,191 17,738
Sumber: JICA, The Project of Masterplan Study on Port Development and Logistic in Greater Jakarta Metropolitan Area om The Republic of Indonesia, 2011
5,000 10,000
15,000 20,000
Jum lah
TE U
s
Cargo International Import 1,445
3,628 6,678
Cargo International Export 1,291
3,628 6,678
Cargo Domestic Bongkar 524
1,142 2,191
Cargo Domestic Muat 544
1,142 2,191
Total 3,804
9,539 17,738
2011 2020
2030
Sumber: JICA, The Project of Masterplan Study on Port Development and Logistic in Greater Jakarta Metropolitan Area om The Republic of Indonesia, 2011
Gambar 39 Proyeksi Peti Kemas Internasional dan Domestik untuk tahun
2011 - 2030 dalam jumlah TEUs Basic Case dalam bentuk grafik