Kebijakan Pengembangan Ecoportdi Indonesia

38 3 Implementasi pendekatan secara sistematis untuk mengatur tujuan dan target dari organisasi. Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam pelaksanaan ProgramEcoport yang diusulkan Ditjen Perhubungan Laut dengan istilah Bandar Indah, terbagi atas aspek kelembagaan, aspek hukum, aspek pembiayaan dan aspek teknis operasional.Keberhasilan programecoport di kawasan pelabuhan dapat melalui tolok ukur penurunan beban pencemaran akibat limbah sampah, sanitary, dan B3 termasuk minyak dan terbentuknya kelembagaan yang kuat bagi pengendalian pencemaran di lingkungan pelabuhan. Manfaat positif yang dapat dirasakan dari keberhasilan programecoportadalah manfaat ekonomi,perbaikan estetika,Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3,konservasi ekologi,integrasi dengan masyarakat lokal,dan tercapainya keseimbangan ekonomi, sosial dan ekologi.Untuk itu diperlukan penerapan secara bertahap, yaitumembangun jaringan kerja dan media pertukaran informasi dengan pelabuhan lain, meningkatkan kepedulian lingkungan, mensosialisasikan sistem manajemen, meningkatkan kompetensi untuk menjalankan sistem, mengimplementasikan sistem manajemen lingkungan yang dipilih, dan melakukan kegiatan pemantauan lingkungan secara berkala. Fasilitas pengelolaanlingkungan di kawasan pelabuhan dalam pelaksanaan program ecoportadalah: 1 Fasilitas pencegahan pencemaran : Alurkanal untuk membersihkan air yang terkontaminasi, zona pembatas buffer zone untuk pencegahan polusi, dan fasilitas lain untuk pencegahan polusi di pelabuhan. 2 Fasilitas pembuangan limbah : kanal di areal pembuangan, fasilitas pembungan limbah padat dan cair, incineratorcarbonizer limbah, penghancur limbah padat, fasilitas pembuangan limbah cair minyak, limbah sanitasi, dll, juga fasilitas lain untuk limbah-limbah lainnya. 3 Fasilitas perlindungan lingkungan : pantai yang bersih, tempat terbuka, daerah hijau, landskap, ruang tempat buang air, serta fasilitas lingkungan lainnya. 4 Fasilitas kenyamanan : toilet, tempat singgah sementara, klinik kesehatan, fasilitas rekreasi dan fasilitas lain untuk anak buah kapal dan pekerja pelabuhan. 39 5 Fasilitas perkantoran pelabuhan : kantor pelabuhan, kantor untuk pengguna jasa, fasilitas perkantoran lainnya. Untuk pengelolaan lingkungan pelabuhan ecoport,maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menetapkan standar program pengelolaan lingkungan pelabuhan terlihat pada Bagan Alir yang disajikan padaGambar 4. Standar program pengelolaan lingkungan pelabuhan pada Bagan Alir tersebut di atas, selanjutnya dapat diterjemahkan pada sasarandan standarecoportdi Indonesia yang dirumuskan pada Pedoman Teknis Ecoport di Indonesia sebagaimana disajikan Tabel 3 di bawah ini : Tabel 3. Sasaran dan Standar Pelabuhan Berwawasan Lingkungan di Indonesia No. Sasaran Standar 1 Peningkatan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam pelabuhan Kualitas lingkungan pelabuhan di BawahAmbang Mutu BAM dan di bawah standar Indeks Pencemaran IP 2 Peningkatan kebersihan, keteduhan dan keasrian lingkungan kawasan pelabuhan a. Penghijauan memenuhi standar b. Kondisi fisik baik, teduh, nyaman, asri, teratur dan tidak berisik c. Rencana Tata Ruang sesuai Master Plan Pelabuhan dan RTRW setempat 3 Peningkatan sarana pelayanan lingkungan, keamanan, kebersihan dan keselamatan umum  Sarana dan prasarana fisik terpenuhi, sehingga pelayanan angkutan barang dan penumpang lancar 4 Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan lingkungan kawasan pelabuhan  Kelembagaan terkoordinasi secara baik termasuk dalam pengelolaan dan pengendalian lingkungan 5 Peningkatan kinerja pelayanan, keamanan dan keselamatan kerja di pelabuhan Kecelakaan seminimal mungkin Sumber : Diolah dari Pedoman Teknis Ecoport di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, 2004.2011 Program Pengelolaan Pelabuhan Program Pengelolaan Lingkungan Pelabuhan Program Ecoport Sarana dan Tolok Ukur Aspek Program Terkait dengan Operasional Pembiayaan Kegiatan Lingkungan - Hukum Ketentuan Pelaksanaan - Penegakan Hukum - Peningkatan Kebersihan, Kenyamana, Kesehatan, Keselamatan, di pelabuhan - Berkurangnya Dampak Lingkungan di Pelabuhan - Kelembagaa n dan Personil - Peningkatan Partisipasi Stakeholder yang terlibat dalam Pengelolaan Lingkungan - PeningkatanK apasitas Kelembagaan Bidang Lingkungan Gambar 4. Bagan Alir Standar Pengelolaan Lingkungan Pelabuhan Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pedoman Teknis Ecoport di Indonesia, 2004 40 Sebagai sasaran awal penerapan programecoportyang disebut progam Bandar Indahadalah pada 20 pelabuhan di Indonesia,dan salah satu di antaranya untuk pelabuhan umumadalah untuk Pelabuhan Tanjung Priokdan untuk pelabuhan khusus adalah pelabuhan Pertamina di Balongan dan Bontang.

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Regional dan Arus Barang

Pengembangan pelabuhan sangat terkait dengan kebijakan pembangunan ekonomi regional, khususnya pertumbuhan ekonomi regional. Pertumbuhan eknomi regional adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan pertumbuhan pendapatan regional. Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tersebut. Pendapatan regional adalah produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor dikurangi aliran dana yang keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk. Perhitungan pendapatan regional dilakukan dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah regional itu sendiri. Metode tidak langsung menggunakan data dari sumber nasional yang dialokasikan ke masing-masing daerah Tarigan, 2004. Di dalam studiJapan International Cooperation Agency JICAtentang pengembangan pelabuhan di kota Metropolitan Jakarta yaituThe Study for Development of the Greater Jakarta Metropolis Port in the Republic of Indonesia, untuk menghitung proyeksipertumbuhan arus barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan pendekatan dengan teori basis ekonomi ekspor JICA, 2003. Teori basis ekonomi ekspor economic export base theorymenyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor atau pertumbuhan arus barang yang diangkut dan dikeluarkan dari wilayah tersebut. Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah arus barangprodukjasa ke luar wilayah lain dalam negara itu, maupun ke luar negeri.Kegiatan basis yang dibagi atas pendapatan dan lapangan kerja adalah fungsi dari permintaan yang bersifat exogenous, atau tidak tergantung pada kekuatan intern permintaan lokasi perekonomian wilayah, sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya Tarigan, 2004.Proyeksipertumbuhan arus barang dari dan ke pelabuhan merupakan pertimbangan utama dalam merencanakan pengembangan suatu 41 pelabuhan. Proyeksipertumbuhan arus barang dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok dicerminkan oleh pertumbuhan ekonomi daerah belakangnya. Pertumbuhan ekonomi daerah belakang Pelabuhan Tanjung Priok sendiri tercermin dari pertumbuhan kegiatan perdagangan dan jasa serta pertumbuhan kegiatan industri di dalam dandi luar kawasan industri.

2.5 Aspek Sosial Pertumbuhan Pelabuhan

Aspek sosial ekonomi pelabuhan dan kawasan penyangga meliputi kondisi aspek sosial pekerja di kawasan pelabuhan dan aspek sosial ekonomi masyarakat kawasan penyangga pelabuhan. Aspek sosial di kawasan pelabuhan adalah aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 para pekerja di pelabuhan dan kondisi keamanan pelabuhan. Semakin sedikit tindak kecelakaan di pelabuhan berarti semakin tinggi aspek sosialnya. Menurut The International Save and Port Facility Security Code ISPS Code, 2005, tiap pelabuhan wajib meminimalkan gangguan dan penundaan bagi para penumpang, kapal, pengunjung dan personil kapal, barang-barang, dan jasa. Di dalam penilaian keamanan fasilitas pelabuhan terdapat beberapa unsur, yaitu: 1 Identifikasi dan evaluasi tentang infrastruktur dan aset penting yang harus dilindungi 2 Identifikasi tentang kemungkinan ancaman terhadap aset dan infrastruktur dan memprioritaskan tindakan keamanan 3 Identifikasi pemilihan dan prioritas tindakan balik, pertahanan, dan perubahan prosedur dalam mengurangi sifat rentan terhadap serangan 4 Identifikasi kelemahan termasuk faktor manusia di dalam infrastruktur kebijakan dan prosedur Keberadaan dan pertumbuhan pelabuhan memberikan dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat di kawasan sekitar pelabuhan sebagai kawasan penyangga pelabuhan. Dampak sosial ekonomidari pertumbuhan pelabuhan terhadap eksistensi masyarakat meliputi kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan daya absorbsi masyarakat. Eksistensi masyarakat diukur dari standar perilaku masyarakat di kawasan sekitar pelabuhan, dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan pelabuhan, berupa aturan yang harus ditaati anggota masyarakat, baik antara individu dengan individu, antar individu dengan kelompok, maupun antar 42 kelompok dengan kelompok lain. Aturan di dalam masyarakat dimaksud di atas dapat berbentuk nilai, norma, hukum, dan aturan-aturan khusus. Kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan pelabuhan yang dipengaruhi keberadaan dan pertumbuhan ekonomi pelabuhanadalah berupa pertumbuhan kesempatan kerja di berbagai sektor pelabuhan dan non pelabuhan, pertumbuhan tingkat pendapatan masyarakat dan peningkatan kondisi kesehatan masyarakat di kawasan sekitar pelabuhan. Pertumbuhan pelabuhan juga mempengaruhi daya absorbsi masyarakat. Asumsi bahwa suatu lingkungan masyarakat mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam terhadap gejolak sosial yang dapat menimbulkan goncangan akibat adanya perubahan dan pertumbuhan yang sangat cepat 1985. Perubahan dan pertumbuhan kawasan yang sangat cepat di sekitar kawasan pelabuhan besar seperti Pelabuhan Tanjung Priok, dapat menimbulkan gejolak sosial masyarakat sekitar pelabuhan. Akan tetapi gejolak sosial masyarakat itu dapat diredam oleh daya absorsi dari masyarakat di lingkungan setempat, walaupun masyarakat tersebut terdiri dari berbagai kelompok dan golongan atau merupakan masyarakat heterogen. Kondisi dan situasi masyarakat disekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu subjek penelitian studi dari analisis dampak sosial ekonomi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priokyang berwawasan lingkungan.

2.6 Penataan Ruang Kawasan Pelabuhan

Batas kawasan pelabuhan yang ditetapkan sesuai PP No.61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan adalahBatas-Batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan berdasarkan Rencana Induk yang telah disahkan. Batas-batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan pada umumnya ditetapkan dengan koordinat geografi untuk menjamin keselamatan pelayaran. Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fasilitas pokok seperti dermaga, gudang, terminal, lapangan penumpukan dan lain-lain serta fasilitas penunjang seperti perkantoran, pengembangan pelabuhan, dan perdagangan. Daerah Lingkungan Kerja Perairan Pelabuhan digunakan untuk kegiatan alur pelayaran, perairan tempat labuh, perairan untuk tempat alih muat antar kapal, kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal,