Metode Penelitian PENGEMBANGAN PELABUHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECOPORT) DALAM RANGKA PENGELOLAAN PESISIR TERPADU (Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Priok)

3 Hitung harga CiLij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan cuplikan. 4.a Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai maksimum Cim misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh. Dalam kasus ini nilai C i L ij hasil pengukuran digantikan oleh nilai CiLij hasil perhitungan, yaitu : b Jika nilai baku L ij memiliki rentang  untuk C i ≤ L ij rata-rata :  untuk C i L ij rata-rata : c Apabila nilai C i L ij mendekati nilai acuan yaitu 1, misal C 1 L 1j = 0,9 dan C 2 L 2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, misal C 3 L 3j = 5,0 dan C 4 L 4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat kerusakan badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kondisi tersebut adalah :  Penggunaan nilai C i L ij hasil pengukuran kalau nilai ini lebih kecil dari 1,0.  Penggunaan nilai C i L ij baru jika nilai C i L ij hasil pengukuran lebih besar dari 1,0. CiLijbaru = 1,0 + P.logC i L ij hasil pengukuran P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki untuk suatu peruntukan biasanya digunakan nilai 5. 5 Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan CiLij CiLij R dan C i L ij M 6 Tentukan harga P ij Perhitungan analisis untuk penentuan Indeks Pencemar pada badan perairan tidak memasukkan hasil analisis untuk parameter Mikrobiologi, studi penelitian ini menilai bahwa kualitas badan perairan telah terwakili oleh hasil analisis parameter Fisika, Kimia dan Logam Terlarut. Sistem nilai untuk penentuan status mutu air perairan disajikan pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Dalam melakukan analisis kualitas air perairan Pelabuhan Tanjung Priok digunakan data sekunder hasil pemantauan lingkungan oleh PT P Pelindo 2 Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dari tahun 2004 – 2008 akhir. Pemantauan tingkat pencemaran air dengan mengambil sampel pada 12 titik stasiun di perairan Pelabuhan Tanjung Priok pada saat pasang dan saat surut, yaitu di Stasiun 1 Muara Kali Kresek, Stasiun 2 Perairan DKP, Stasiun 3 Perairan Kolam Pelabuhan III, Stasiun 4 Utara Ex-Syahbandar, Stasiun 5 Semenanjung Paliat, Stasiun 6 Dock Koja Bahari II, Stasiun 7 Perairan Muara Kali Japat, Stasiun 8 Perairan Pintu Break Water Barat, Stasiun 9 Perairan Sekitar PT. Rukindo, Stasiun 10 Perairan Muara Kali Lagoa, Stasiun 11 Luar Dam, Stasiun 12 Perairan Dumping Site. Untuk lebih jelasnya, titik lokasi stasiun pengambilan sampel disajikan pada Gambar 12. Lokasi pengambilan sampel dan penentuan titik dilakukan berdasarkan keterwakilan daerah pada kolam perairan pelabuhan zona A dan diluar kolam perairan pelabuhan zona B. Dikolam perairan dan dibagi dua yaitu di dekat muara sungaikali dan di bagian tengah kolam perairan pelabuhan. Pembagian titik stasiun penelitian berdasarkan zona dikelompokkan atas: 1 Stasiun pada Zona A.  Di dekat muara sungaikali pada titik stasiun 1, titik stasiun 3, titik stasiun 5, titik stasiun 7 dan titik stasiun 9.  Di tengah kolam perairan yaitu pada titik stasiun 2, titik stasiun 4, titik stasiun 6 dan titik stasiun 10 2 Stasiun pada Zona B  Di luar kolam pelabuhan terdiri dari titik stasiun 8, Titik Stasiun 11 dan Titik Stasiun 12. Pemantauan dilakukan pada perairan dan muara sebagai pada saat pasang dan surut selama 5 tahun 2004 - 2008 dan hasilnya dibandingkan terhadap Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Pada 12 titik stasiun ini diteliti kadar kualitas air laut berdasarkan parameter fisika bau, TSS, suhu, sampah, lapisan minyak, kecerahan dan