Aspek Sosial Kependudukan Kawasan Penyangga Pelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan Tanjung Priok dalam kondisi tercemar, yaitu 7 titik dari 12 titik pemantauan. Di kolam perairan pelabuhan zona A sebanyak 5 titik tercemar dari
9 titik pemantauan, dan di luar kolam perairan sebanyak 2 titik tercemar walau relatif masih dalam kategori rendah dari 3 titik pemantauan. Pada saat surut
kondisinya di kolam perairan sama dengan saat pasang, sedang di luar kolam perairan menurun, yaitu 1 titik tercemar dari 3 titik pemantauan. Tingkat
pencemaran beberapa nilai parameter maupun kimia secara umum menunjukkan bahwa kualitas air di Pelabuhan Tanjung Priok telah mengalami pencemaran dari
kategori telah tercemar sampai kategori pencemaran sedangsedang. Kolam perairan Pelabuhan Tanjung Priok yang tercemar akan mempengaruhi fungsi air
terhadap peruntukannya, di antaranya untuk pengelolaan air bersih dari perairan pelabuhan, biologi dan wisata bahari sesuai dengan Kep. MENLH No. 512004.
Secara rinci berdasarkan hasil perhitungan penilaian Indeks Pencemar IP pada 2 zona perairan Pelabuhan Tanjung Priok pada saat pasang dan surut dari
tahun 2004 awal sampai tahun 2008 akhir dihasilkan hal-hal sebagai berikut : 1
Zona A kolam perairan pelabuhan :
Di kolam perairan pelabuhan tingkat pencemaran paling tinggi di muara-muara kali Japat Ancol dan muara kali Kresek Sunter.
Di muara kali Japat sisi Barat berbatasan dengan Ancol, pada saat
pasang Indeks Pencemar IPnya 8,17 tercemar sedang, tetapi saat surut IP-nya naik menjadi 10,18 tercemar berat. IP di titik
pemantauan ini cenderung naik setiap tahun. Parameter-parameter yang mendominasi tingginya Indeks Pencemar IP adalah parameter-
parameter bau, kecerahan, sampah, lapisan minyak, amonia dan coliform. Di muara Kali Japat pada tahun 2004 nilai Indeks Pencemar
IP tertinggi dari seluruh titik pemantauan dari tahun 2004 – tahun
2008 yaitu 13,30 tercemar berat.
Di muara Kali Kresek berasal dari Kali Sunter pada saat pasang IP- nya 7,28 tercemar sedang, hampir tercemar berat dari pada saat surut
IP-nya turun 6,38. Paramater-parameter yang mendominasi tingginya IP ini yaitu bau, kecerahan, lapisan minyak dan coliform. Pada saat
surut TSS meningkat melebihi Batas Ambang Mutu. Dari uraian di atas, maka berdasarkan hasil analisis posisi kedua
sungaikali melalui kawasan-kawasan industri, pergudangan dan pemukiman padat penduduk yang rentan terhadap buangan limbah dari
industri, pergudangan dan buangan domestik dari pemukiman padat penduduk rumah tangga.
Tingkat pencemaran paling rendah atau berada di bawah Batas Ambang Mutu BAM di zona A adalah di perairan Kolam
Pelabuhan IIIA1 IP=0,60, di Utara ex. SyahbandarA2 IP=0,64 di Dock Koja BahariA2 IP=0,59 dan di perairan sekitar bangunan kantor
RukindoA1 IP=0,93. 2
Zona B di luar kolam perairan pelabuhandekat breakwater. Di luar kolam perairan pelabuhan, tingkat pencemarannya masih rendah,
pada saat pasang dari 3 titik penelitian, 2 titik mulai tercemar yaitu di perairan pintu Breakwater Barat IP=1,54 dan di perairan Dumping Site
IP=1,23, cenderung naik dari tahun-tahun sebelumnya. Pada saat surut yang tercemar hanya 1 titik, yaitu di perairan pintu breakwater Barat
IP=1,17, turun dari saat pasang. Di zona B saat pasang 1 titik IP-nya dibawah Batas Ambang Mutu IP=0,80 yaitu di luar DAM, dan saat surut
2 titik IP-nya dibawah BAM, yaitu di luar DAM IP=0,60 di Perairan Dumping Site IP=0,67.
Dari data-data tersebut di atas, maka di zona B pencemarannya masih termasuk kategori rendah. Pencemaran relatif aman dari buangan dari
sungaikali-kali ke kolam perairan. Dianalisis masih terjadi pencemaran dari kapal-kapal yang berlabuh dan sedang lego jangkar di luar kolam
pelabuhan DLKP. Sebetulnya pengelola Pelabuhan Tanjung Priok telah menetapkan setiap kapal tanker dan kapal barang yang berlabuh dan
sedang lego jangkar di luar kolam perairan pelabuhan, wajib membuang limbah ke Reception Facilities yang disediakan sesuai MARPOL 7378.
Selain itu setiap kapal yang berlabuh harus dilengkapi peralatan pencegah pencemaran. Permasalahannya sejauh mana Pengelola Pelabuhan Tanjung
Priok, baik regulator maupun operator untuk mengawasi kapal-kapal yang akan berlabuh dan sedang lego jangkar di luar kolam perairan Pelabuhan
Tanjung Priok. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Gambar 26 dan Gambar 27.