Dampak Kegiatan Pelabuhan Tanjung Priok terhadap Perairan Teluk Jakarta
No Komponen
Ecoport Rumusan Standar
Ecoport Parameter Indeks
Ecoport Dasar Rumus
Kesehatan Kerja K3 di pelabuhan
Depnaker e.
Keamanan Pelabuhan - Penghargaan ISPS-Code
- Zero Accident - Peraturan Daerah
III Pertumbuhan arus barang
dan kapasitas ruang pelabuhan
a. Pertumbuhan arus barang
Di atas 5 per tahun Standard Bappenas
b. Kapasitas Terminal Kontainer Container
Yard di pelabuhan Yard Occupantie RatioYOR
65 - 70 Standard untuk pelabuhan di
negara-negara berkembang Literingen H., 2009
IV Kesesuaian Pemanfaatan
ruang fungsi-fungsi dengan Masterplan pelabuhan
a. Bagian daratan pelabuhan
Sesuai Masterplan Pelabuhan dan standar perencanaan
kawasan pelabuhan Perencanaan Pelabuhan
Soedjono Karmadihata, 1985 dan Standar Perencanaan Kota
UU No.262007
b. Bagian perairan pelabuhan
Sesuai dengan Ketentuan dan Pedoman Teknis Pelabuhan dan
Alur Keselamatan.
V Aspek Peraturan
Perundang-undangan dan kelembagaan
a. Penyusunan dan
Pengesahan Rencana Induk Pelabuhan
Melibatkan Pemda DKI Jakarta dari penyusunan sampai
rekomendasi pengesahan Rencana Induk pelabuhan RI
UU No.172008 tentang Pelayaran.
UU No.32 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
b. Penyusunan dan
Penetapan Batas DLKRDLKP
pelabuhan Melibatkan Pemda DKI Jakarta
dalam penyusunan dan penetapan batas DLKRDLKP
UU No.172008 tentang Pelayaran.
UU No.32 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
c. Pengawasan
Pembangunan Fisik dan Pengendalian
Lingkungan Kewenangan Pemda DKI
Jakarta Peraturan Daerah
Keputusan Menteri LH
Sumber : Hasil analisis penulis terhadap standar-standar lingkungan dan ecoport sesuai perundang- undangan, standar perencanaan dan pedoman teknis pelabuhan, berwawasan lingkungan standar
perencanaan kawasan dan kota dan referensi ecoport di negara Eropa dan Jepang, Jakarta 2011
Pada bagian disertasi ini penulis mengajukan pendekatan rumusan standar
ecoport sebagai salah satu unsur kebaruan dalam studi ini. Untuk menilai
kesesuaian suatu pelabuhan khususnya pelabuhan besar utama dan pengumpul dilakukan analisis terhadap komponen lingkungan-lingkungan. Setiap sektor atau
komponen lingkungan diberi bobot berdasarkan tingkat urgensi atau pengaruhnya
terhadap penentuan standar ecoport sebagaimana disajikan pada Tabel 34.
Standar diklasifikasikan atas Indeks Ecoport untuk bisa menilai tingkatan kesesuian pelabuhan memenuhi standar ecoport, menurut penelitian penulis belum
pernah dilakukan di Indonesia. Dasar penilaian dan pembobotan kawasan
pelabuhan berstandar ecoport dapat dilihat pada Tabel 35.
Pendekatan penentuan bobot masing-masing komponen adalah: 1
Aspek Fisik dan Ekologi Pelabuhan Ff 40 2
Aspek Sosial Pelabuhan dan Masyarakat Kawasan Penyangga Fs 20 3
Aspek Ekonomi Kepelabuhanan Fp 20 4
Aspek Pemanfaatan Tata Ruang Pelabuhan Ftr 20
Tabel 35 Dasar Pendekatan Penentuan Rumus Standar Ecoport
No Komponen
Ecoport Rumusan Standar
Ecoport Pembobotan
Fungsi Parameter
Indeks Ecoport
Dasar Rumus
I Aspek Fisik
Ekologi Pelabuhan
Ff 40 Dasar pemikiran dari nilai
pembobotan ini didasarkan bahwa aspek ini kunci dalam menentukan
keberhasilan suatu pelabuhan dalam melaksankan operasional pelabuhan
yang berwawasan lingkungan Fungsi Fisik
Ekologi Ff = 0,30KPP +0,25
KP+0,2KUP+ 0,15TKK+0,25
KP+0,10 TSP
a. Kualitas
kolam perairan
pelabuhan KPP
Nilai Indeks Pencemar IP
dibawah Batas Ambang Batas
BAM = 0 – 1
PP No.822001
dan Kep.Men
LH 512004 Prioritas pertama 30 , karena
besarnya dampak yang ditimbulkan dan peluang terjadinya pencemaran
air yang tinggi. kondisi perairan mempengaruhi dan disebabkan oleh
kegiatan pelabuhan. Pencemaran air dapat menimbulkan ; sedimentasi,
gangguan kesehatan, gangguan terhadap biota air sehingga
menyebabkan perubahan ekosistem. Skor Kriteria penilaian mengunakan
Indeks pencemaran IP: 1 : Tercemar Berat
2 : Tercemar Sedang 3 : Tidak Tercemar
b. Kualitas
udara pelabuhan
KUP Nilai Indeks
Standar Pencemar
Udara ISPU dibawah BAM
=
100 PP
No.411999 dan
kep.Men LH 021998
Prioritas ketiga 20, disebabkan besarnya dampak yang ditimbulkan
dan peluang terjadinya pencemaran kualitas udara. Kualitas udara
merupakan indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pengelolaan
kualitas udara akan mempengaruhi gangguan kesehatan, suhu mikro
lokal, dan kenyaman. Skor Kriteria penilaian berdasarkan
ISPU standar kebersihan kawasan; 1 : Tercemar Berat
2 : Tercemar Sedang 3 : Tidak Tercemar
c. Tingkat
kebersiha n kawasan
TKK Pengangkutan
sampah dan proses 3R
mencapai 100 Standar
kebersihan kawasan
Prioritas keempat 15, disebabkan besarnya dampak yang ditimbulkan
dan peluang untuk melakukan usaha kebersihan. Kebersihan kawasan
akan mempengaruhi gangguan kesehatan, dan kenyaman.
Skor Kriteria penilaian berdasarkan standar kebersihan kawasan;
1: Kotor 2: Bersih
3: Sangat bersih
d. Kondisi
Penghijau an KP
Prosentasi penghijauan 20
total UU No.
262007 tentang
Prioritas kedua 25 , karena besarnya dampak yang ditimbulkan
dan peluang untuk melakukan
No Komponen
Ecoport Rumusan Standar
Ecoport Pembobotan
Fungsi Parameter
Indeks Ecoport
Dasar Rumus
kawasan sesuai standar
perencanaan kawasan.
Penataan Ruang
penghijauan masih ada di Kawasan Pelabuhan. kondisi penghijauan
pelabuhan akan mempengaruhi kualitas udara, estetika, suhu mikro
lokal dan kenyamanan. Skor Kriteria penilaian 50 ,
mengunakan standar tata ruang : 1 : Presentase ruang terbuka hijau
kurang dari standar yang ditetapkan oleh tata ruang
2 : Presentase ruang terbuka hijau sama dengan standar yang
ditetapkan oleh tata ruang 3 : Presentase ruang terbuka hijau
lebih besar daripada ditetapkan oleh tata ruang
Skor Kriteria penilaian 50 , mengunakan indeks Shannon-
Wienner : 1 : Keanekaragaman rendah
2 : Keanekaragaman sedang 3 : Keanekaraman tinggi
e. Tingkat
Sedimenta si perairan
TSP Volume dan
frekwensi pengerukan:
1. 20 - 60 ton per 5 tahun
perairan 2. 20-60 ton per
3 tahun alur pelayaran
Persamaan DPMA
1983 Prioritas ke lima 10 , besarnya
dampak dan peluang terjadinya sedimentasi dan upaya untuk
melakukan perlambatan sedimentasi terutama di muara sungai dan kolam
pelabuhan. Sedimentasi merupakan dampak turunan kondisi perairan
Skor Kriteria penilaian persamaan DPMA :
1 : Sedimentasi besar 2 : Sedimentasi Sedang
3 : Sedimentasi rendah
II Aspek Sosial
Pelabuhan Masyarakat
Kawasan Penyangga
Fs 20 didasarkan bahwa pengembangan
pelabuhan di Indonesia sebagai salah satu daya tarik sumber lapangan kerja
pada sektor formal dan informal. Keamanan pelabuhan dan pekerjanya
juga sebagai standar penilaian dari International Maritim Organization
IMO Fungsi Sosial
Fs= 0,3PKM+0,25
PM+0,20BL+ 0,15K3+0,10
KP
a. Lapangan
kerja, tingkat
pendapata n serta
tingkat kerawana
n sosial masyarak
at PKM a.
Penyerapan tenaga kerja
di pelabuhan langusung
dan tidak langsung di
atas 50
b. Tingkat
pendapatan masyarakat
di atas UMP dan
Kebutuhan Hidup
Minimum
c. Tingkat
kerawanan sosial
masyarakat - Hasil analisis.
- Standar BPS - Keputusan
Gubernur 30 , disebabkan besaran dan
peluang terjadinya penyerapan tenaga kerja yang mempengaruhi tingkat
pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi persepsi negatif
masyarakat serta menangulangi kerawanan sosial
Skor Kriteria penyerapan tenaga kerja 10;
1. Penyerapan tenaga kerja dibawah
yang disyaratkan peraturan. 2.
Penyerapan tenaga kerja sesuai yang disyaratkan peraturan.
3. Penyerapan tenaga kerja lebih dari
yang disyaratkan peraturan Skor Kriteria pendapatan msyarakat
10; 1.
Pendapatan di bawah UMP. 2.
Pendapatan sesuai dengan UMP .
No Komponen
Ecoport Rumusan Standar
Ecoport Pembobotan
Fungsi Parameter
Indeks Ecoport
Dasar Rumus
3. Pendapatan di atas UMP
Skor Kriteria kerawanan sosial 10;
1. Potensi kerawanan tinggi.
2. Potensi kerawanan sedang .
3. Potensi kerawanan rendah.
b. Persepsi
masyarak at
terhadap keberadan
dan rencana
pengemba ng-an
pelabuhan PM
Positif dan Hasil
analisis. 25 didasarkan dari dampak
turunan dari perekonomian masyarakat, dimana masyarakat
jangan hanya jadi penonton saja, namun perlu dilibatkan dalam
operasional pelabuhan. Skor Kriteria persepsi masyarakat ;
1.
Persepsi negatif lebih besar daripada persepsi positif
2. Persepsi negatif sama dengan
persepsi positif 3.
Persepsi negatif lebih kecil daripada persepsi positif
c. Bina
Lingkung an
UMKM BL
- Manfaat langsung
terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat
lokal
- Saranaprasar
ana dasar terpenuhi
- Standar dan
ketentuan Kementeri-
an BUMN 20 , karena peran serta masyarakat
merupakan gabungan dari dampak ekonomi dan sosial masyarakat.
Skor Kriteria manfaat langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
masyarakat lokal : 1.
Manfaat langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
lokal tidak ada 2.
Manfaat langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
lokal rendah 3.
Manfaat langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
lokal tinggi d.
Keselama tan dan
Kesehatan Kerja
K3 Kecelakaan
Kerja minimal zero accident
Hasil Analisis dari
Standar Depnaker
15 karena adanya SOP terhadap K3.
Skor Kriteria K3 ; 1.
Kecelakaan kerja tinggi. 2.
Kecelakaan Kerja Rendah 3.
Kecelakaan Kerja tidak ada zero accident.
e. Keamana
n Pelabuhan
KP - Penghargaan
ISPS-Code - Peraturan
Internasio nal
10 : penerapan ISPS Code dilakukan oleh internasional dalam
rangka penetapan status pelabuhan menjadi pelabuhan internasional, di
mana salah satu aspeknya adalah lingkungan hidup.
Skor Kriteria K3 ;
1. Belum diterapkan ISPS Code
2. Sebagian kegiatan telah
menerapkan ISPS Code 3.
Semua kegiatan telah menerapkan ISPS Code .
III Aspek
ekonomi Kepelabuhan
an Fp 20 , didasarkan bahwa aspek ini
merupakan bangkitan dampak, sehingga dikelola dengan konsep
konsep ecoport. Fungsi
ekonomi Kepelabuhana
n Fp = 0,5PAB +0,5
YOR