NO LOKASI
SPESIFIKASI Panjang
Lebar Luas
Kedalaman m
m m
2
m.l.ws
5 PELABUHAN III
1.040,00 185,00
192,400.00 -10.00 sd 11.50
6 Depan Dermaga Utara Koja
Kanal 265,00
150,00 39,750.00
-14.00 7
Depan Dermaga TPK Koja 450,00
150,00 67,500.00
-14.00 8
DERMAGA PRESIDEN -3.00
9 KOLINAMIL
-5.00
TOTAL 862,690.00
Sumber: PT Persero Pelabuhan Indonesia II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 2009
Tabel 15 Breakwater Pelabuhan Tanjung Priok
No. Breakwater
L m
1 Nusantara BW-I
591 2
Nusantara BW-I 659
3 BW-Barat
1.750 4
BW-I Timur 1.479
5 BW-II Timur
228 6
BW-III Timur 934
7 BW-IV Timur
98 8
BW-V Timur 1.548
9 Bogasari BW-Barat
713 10
Bogasari BW-Timur 1.507
Total 9.507
Sumber: PT Persero Pelabuhan Indonesia II II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 2009
Fasilitas tambatan dermaga yang ada di pelabuhan Tanjung Priok secara
umum dapat dikelompokkan seperti dalam Tabel 16.
Tabel 16 Tambatan Dermaga Di Pelabuhan Tanjung Priok
NO. JENIS DERMAGA
JUMLAH PANJANG
KEDALAMAN
1 General kargo
42 6.597,70
5-11 2
Serbaguna 5
914 8-11
3 Petikemas
13 2.800
9-14 4
Penumpang 3
450 9
5 Curah Kering
8 1.242
4-10 6
Curah cair Khusus Minyak 4
377 12
7 Curah cair Khusus Kimia
1 204
8 8
Beaching Point 1
66 6
9 Mobil
2 308
10
TOTAL 13.361,30
Sumber: PT Persero Pelabuhan Indonesia II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 2009
Fasilitas gudang dan lapangan penumpukan open yards yang dimiliki
oleh pelabuhan Tanjung Priok secara umum disajikan pada Tabel 17. Tabel 17
Gudang dan Lapangan Penumpukan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok
No. Jenis Fasilitas
Jumlah Luas m
2
Kapasitas ton
1 Gudang Umum
21 101.972,27
2 Gudang Barang Berbahaya
6 10.260
3 Lapangan Umum
62 361.627,20
4 Gudang CF5
2 5.400
5 Lapangan Petikemas
3 1.567.000,00
6 Lapangan Penumpukan untuk
Mobil 1
50.000 7
Tengki Minyak Palm Oil 45
105,720 8
Tengki Minyak Non Palm Oil
20 26,350
Sumber: PT Persero Pelabuhan Indonesia II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, 2009
4.1.2 Aspek Fisik Pelabuhan
1 Iklim
Kondisi iklim di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok terletak pada wilayah yang dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Iklim
di wilayah studi berada dalam daerah yang cukup basah dengan tipe iklim B menurut klasifikasi iklim Schmidt Ferguson 1951. Musim hujan berlangsung
dari bulan Oktober sampai Mei dengan curah hujan berkisar antara 73 mm pada bulan Mei sampai 416 mm pada bulan Januari. Musim hujan dipengaruhi oleh
angin pasat Barat Laut. Musim kemarau berlangsung dari bulan Juni sampai September dengan kisaran curah hujan dari 37 mm pada bulan Agustus sampai 49
mm pada bulan Juli. Musim kemarau dipengaruhi oleh angin pasat Timur Laut. Suhu udara berkisar dari 26,7
C pada bulan Januari sampai 27,9 C pada bulan
Oktober dan Nopember. Kelembaban nisbi berkisar dari 71 persen pada bulan September sampai 83 persen pada bulan Januari dan Februari. Data iklim rata-
rata bulanan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok dari 1999-2008
selengkapnya disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18 Data Iklim Rata-rata Bulanan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung
Priok 1999-2008
Bulan Curah Hujan
Rata-Rata mm Suhu Udara
Rata-Rata C
Kelembaban Nisbi Udara Rata-Rata
Januari 416
26,4 83
Februari 206
26,7 83
Maret 156
27,2 81
April 109
27,8 79
Mei 73
27,8 78
Juni 44
27,7 75
Juli 49
27,5 73
Agustus 37
27,6 72
September 38
27,7 71
Oktober 87
27,9 73
Nopember 96
27,9 75
Desember 201
27,0 79
Sumber : Data Sekunder BMG, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, 2009
Berdasarkan analisis cakra angin windrose Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, angin mempunyai pola musiman yang jelas. Dari bulan November
sampai April bertiup angin barat dan pada bulan Mei sampai Oktober bertiup angin timur. Kecepatan angin berkisar dari satu knot sampai enam knot dengan
frekuensi terbanyak empat sampai enam knot.
2 Topografi
Ketinggian pelabuhan Tanjung Priok dari permukaan laut antara nol sampai dengan dua meter, dari tempat tertentu ada yang di bawah permukaan laut
yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawaempang air payau. Kondisi wilayah yang merupakan daerah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua
banjir kanal, ke perairan pelabuhan Tanjung Priok menyebabkan wilayah ini merupakan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena air pasang
laut. Untuk mengatasi terjadinya banjir akibat banjir kiriman ataupun karena air pasang laut, maka PT Pelindo II Persero telah membuat peil banjir setinggi 2,75
meter dan pembangunan tanggul penahan rob walaupun belum dapat menanggulangi banjir secara total, terutama akibat kenaikan muka air laut rob.
3 Geomorfologi dan Geologi
Berdasarkan bentuk bentang alam landscape secara umum, geomorfologi wilayah bagian Utara Jakarta dapat dibagi menjadi dua, yaitu;
- Satuan Geomorfologi Dataran Pantai Satuan geomorfologi dataran pantai letaknya memanjang sepanjang Pantai
Utara Jakarta. Satuan geomorfologi dataran pantai merupakan daerah dengan kelerengan datar hingga landai 1
- 3. Ketinggian muka daratan dan permukaan laut antara 0,5 - 1,0 m. Litologi yang menempati satuan tersebut
adalah endapan pasir dan lempung serta sebagian ditempati rawa-rawa. Pola aliran sungai yang berkembang umumnya sub-dendritik dengan arus yang tidak
begitu kuat. - Satuan Geomorfologi Fluvial
Satuan geomorfologi fluvial terletak di bagian selatan dari satuan geomorfologi dataran pantai, memanjang dari barat ke timur. Satuan ini umumya
berupa dataran yang tidak begitu terpengaruh oleh proses interaksi dengan laut. Litologinya terdiri dari lempung dan kerikil gravel yang merupakan hasil
transportasi endapan vulkanik. Pola aliran sungainya adalah sub-pararel hingga pararel.
Kawasan pelabuhan Tanjung Priok terletak pada satuan geomorfologi dataran pantai dengan topografi di kawasan tersebut relatif datar, sehingga potensi
terjadinya gerakan tanah adalah sangat kecil. Kondisi litologi mengindikasikan bahwa di kawasan tersebut terdapat tanahbatuan yang relatif lunak. Arus air yang
tidak begitu besar menunjukkan bahwa erosi oleh air sungai juga tidak besar dan sedimentasi berlangsung intensif. Secara umum berdasarkan zonasi gempa, DKI
Jakarta berada pada Zona 4 dengan potensi gempa sedang. - Geologi Teknik
Sifat fisik tanah dan batuan di kawasan pelabuhan Tanjung Priok berupa satuan lanau pasiran-lempung organik. Satuan itu merupakan endapan rawa dan
tersusun dari lanau pasiran dan lempung organik dengan sisipan pasir lempungan dengan ketebalan 2
– 26 meter. Lanau pasiran dan lempung organik berwarna abu-abu kehitaman, konsistensinya sangat lunak, plastisitas sedang-tinggi,
kompresibilitas tinggi, permeabilitas rendah, kandungan air dan material organik tinggi, dijumpai sisa-sisa tumbuhan, berat jenis G 2,61-2,65 grcm
3
, berat isi asli g
w
1,36-1,44 grcm
3
, berat isi kering g
d
0,67-0,91 grcm3, kohesi c 0,04-0,15 kgcm2, sudut geser dalam f 1,04-10,35
, dan indeks kompresi Cc 0,447- 0,794.
4 Hydro-Ocenografi
Kondisi hydro-ocenografi meliputi hydrografi, pasang surut, arus dan gelombang. Secara umum hydrografi keadaan pantai sekitar pelabuhan Tanjung
Priok landai, dengan dasar lautnya lumpur pasir serta kedalaman alur masuk sekitar 10-14 meter. Pasang surut di perairan laut Tanjung Priok memiliki waktu
tolak tujuh jam, muka surutan ZO rata-rata 60 cm di bawah duduk tengah, dengan sifat pasang surut adalah harian tunggal. Untuk tunggang air rata-rata pada
pasang purnama adalah sebesar 86 cm, sedangkan tunggang air rata-rata pada pasang mati mencapai 26 cm.
Posisi station current tower pelabuhan Tanjung Priok terletak pada geografis 05
– 54
’
– 34” LS dan 107 -
00’ – 14” BT. Kecepatan maksimum arus umumnya mencapai 1 knot dengan arah sekitar 50
terjadi pada air surut. Arus bukan pasang surut mempunyai kecepatan sekitar 0.3 knot dengan arah 45
kecepatan arus pasang surut mencapai 1,1 knot pada waktu spring tides dengan arah sekitar 50
pada waktu air surut dan sekitar 230 pada waktu air pasang.
Tinggi gelombang pada umumnya berkisar 0,1 sampai dengan satu meter, periode gelombang berkisar satu sampai delapan detik, panjang gelombang
mencapai 1-21,1 C sampai dengan 29,7
C. Pada bulan April dan Mei antara 21,1
C sampai dengan 29,7 C, suhu maksimum mencapai kisaran antara 29,1
C sampai dengan 29,7
C. Pada bulan Oktober dan November suhu maksimum bisa mencapai 28,6
C sampai dengan 29,2 C. Pada saat-saat tertentu bisa
meningkatkan sampai dengan 30,5 C.
5 Kondisi Perairan dan Bathimetri
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air laut perairan Teluk Jakarta oleh BPLHD DKI Jakarta, di perairan laut yang dekat ke pantai, kondisi kualitas air
buruk dan sudah tidak memenuhi baku mutu untuk peruntukkan rekreasi. Perkembangan pencemaran dari tahun 2004 sampai 2009 pada kondisi pasang dan
surut fluktuatif, tetapi cenderung naik. Sumber pencemaran adalah land base pollution seperti limbah domestik dan limbah kegiatan lain dan sea base
pollution, seperti kegiatan pelayaran dan tumpahan minyak. Secara umum kedalaman laut di sekitar pelabuhan Tanjung Priok
mempunyai kedalaman berkisar antara -10,5 LWS sampai -14,7 LWS. Karena letaknya di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, maka telah ada upaya
–upaya untuk menjaga kedalaman di kolam dan alur pelayaran ini.
4.1.3 Pertumbuhan Arus Barang dan Penumpang
Pertumbuhan kegiatan ekonomi di pelabuhan Tanjung Priok dapat diukur dari jumlah atau arus kunjungan kapal dan arus barang. Arus kunjungan kapal
dilihat dari jumlah unit dan Gross Ton GT. Berdasarkan data PT Pelindo II Persero, arus kunjungan kapal dilihat dari jumlah unit periode tahun 2004
sampai 2008, menunjukkan angka yang berfluktuasi. Dari tahun 2004 sampai 2008 terjadi peningkatan jumlah kunjungan kapal secara fluktuatif, akan tetapi
pada tahun 2009 terjadi penurunan. Kunjungan kapal di pelabuhan Tanjung Priok dalam statistik pelabuhan
dibedakan dalam dua pengelompokan, yaitu berdasarkan atas jenis pelayaran dan atas jenis kapal. Berdasarkan jenis pelayaran, kapal dibedakan menjadi kapal
niaga dan kapal non-niaga. Kapal non-niaga pada umumnya adalah kapal negara atau kapal tamu, sedangkan kapal niaga, dibedakan menjadi kapal pelayaran luar
negeri yang mengangkut barang perdagangan luar negeri atau internasional, dan kapal pelayaran dalam negeri yang mengangkut perdagangan domestik atau antar
pulau. Arus kunjungan kapal berdasarkan jenis pelayaran tertinggi terjadi pada pada tahun 2008, dengan jumlah 19,610 unit. Sedang arus kunjungan kapal
terendah pada tahun 2004 dengan jumlah 15,928 unit. Kunjungan kapal berdasarkan jenis pelayaran dan jumlah unit di pelabuhan Tanjung Priok periode
2004 sampai tahun 2009 disajikan pada Gambar 17.
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000
Jum la
h U
ni t
Pelayaran Internasional 4,843
5,269 5,351
6,776 6,821
4,608 Pelayaran Dalam Negeri
11,085 11,644
10,794 12,064
12,789 12,029
Jumlah 15,928
16,913 16,145
18,840 19,610
16,637 2004
2005 2006
2007 2008
2009
Gambar 17 Grafik Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Berdasarkan
Jenis Pelayaran Jumlah Unit Tahun 2004-2009
Sumber: PT Persero Pelabuhan Indonesia II, 2009
Kunjungan kapal berdasarkan Gross Tonase GT, periode tahun 2004 hingga tahun 2009 menunjukkan terjadi fluktuasi yang beragam arus kunjungan
kapal selama periode tersebut. Jumlah arus kunjungan tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 93.015.163 GT dan terendah tahun 2006 dengan jumlah 85.598.140
GT. Kunjungan kapal berdasarkan jenis pelayaran dan jumlah GT tahun 2004 n
sampai tahun 2009 disajikan pada Gambar 18.
10,000,000 20,000,000
30,000,000 40,000,000
50,000,000 60,000,000
70,000,000 80,000,000
90,000,000 100,000,000
Ju ml
ah G
T
Pelayaran Internasional 57,572,005
61,191,510 59,330,955
61,024,195 65,981,523
61,463,032 Pelayaran Dalam Negeri
29,144,988 27,697,324
27,267,185 28,036,329
30,033,640 30,089,324
Jumlah 86,716,993
88,888,834 85,598,140
89,060,524 93,015,163
91,552,356 2004
2005 2006
2007 2008
2009
Sumber: PT Persero Pelabuhan Indonesia II, 2009
Gambar 18 Fluktuasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok
Berdasarkan Jenis Pelayaran Jumlah GT Tahun 2004-2009
Arus barang berdasarkan perdagangan di terminal konvensional Pelabuhan Tanjung Priok periode tahun 2004 hingga tahun 2009 mengalami fluktuatif dalam
periode tersebut, baik volume impor maupun ekspor. Volume arus barang terendah pada Tahun 2004, namun terus meningkat dari tahun ke tahun periode
2005-2008. Volume arus barang terbesar terjadi pada tahun 2008, dengan jumlah total mencapai 42.049.914 ton yang dilihat dari volume impor, ekspor, in bound
dan out bound. Fluktuasi volume arus barang ekspor-impor dan antar pulau di
terminal konvensional Tanjung Priok disajikan pada Gambar 19.