Metode Analisis Pertumbuhan Arus Barang

1 Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya menangani barang, tetapi juga menyediakan fasilitas bagi kapal-kapal penumpang. Pada awalnya terminal penumpang masih disatukan dengan barang. Dalam perkembangannya arus penumpang mengalami peningkatan dan telah difasilitasi dengan kapal-kapal penumpang PT. PELNI. Seiring dengan perkembangan, maka pada tahun 1975 dibangun Terminal Penumpang Nusantara Pura I . Melihat tuntutan pelayanan dan pengguna jasa kepelabuhanan, khususnya penumpang kapal laut, dibangun Terminal Penumpang Nusantara Pura II. 2 Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Priok Dikelola oleh PT Pelindo II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Sebagai pelabuhan kelas utama, Pelabuhan Tanjung Priok berfungsi melayani barang dan penumpang antar negara dan antar pulau, sehingga posisinya yang strategis di DKI Jakarta sebagai Ibukota negara Republik Indonesia, menjadikannya sebagai gerbang utama perekonomian Indonesia. Pada tahun 2004, arus barang yang melalui Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Priok mencapai ± 136 juta ton. Pengoperasian dermaga di terminal konvensional ini disesuaikan dengan karakteristik barang yang dibongkar muat. Hal ini sejalan dengan penataan dan pengembangan pelabuhan yang secara berkesinambungan mengikuti perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan pelayanan jasa kepelabuhanan. 3 Container Terminal Regional Harbour Dikelola oleh PT Multi Terminal Indonesia, salah satu anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II Persero dan merupakan pengembangan dari Terminal Serba Guna yang khusus menangani bongkar muat petikemas antar pulau. Setelah menjadi bagian dari PT Multi Terminal Indonesia PT MTI, terminal ini diharapkan menjadi terminal petikemas yang mempunyai lingkup usaha, tidak saja regional tetapi juga berskala internasional dan menjadi salah satu segmen usaha unggulan PT Multi Terminal Indonesia. Sebagai salah satu anak perusahaan PT Pelindo II Persero, PT Multi Terminal Indonesia telah menjadi salah satu anak perusahaan, menjadi andalan menunjang pendapatan perusahaan, sekaligus menjadi operator gabungan antara angkutan barang dalam negeri dan 86 Sumber : Himpunan Kawasan Industri Indonesia, 2009 Gambar 16 Peta Wilayah Jabodetabek sebagai Daerah Belakang Utara Pelabuhan Tanjung Priok angkutan barang ekspor. Gabungan fungsi antara angkutan dalam negeri dengan angkutan ekspor pada komplek dermaga yang sama memberikan nilai tambah karena efisiensi waktu dan biaya, khususnya barang-barang eksport dan import dari dan menuju daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa. 4 Jakarta International Container Terminal JICT Jakarta Internasional Container Terminal dikelola oleh PT JICT. Perusahaan ini didirikan tahun 1999, merupakan afiliasi dari PT Pelabuhan Indonesia II Persero dengan kepemilikan saham 48,9, Grosbeak Pte, Ltd dari Hongkong memiliki saham sebesar 51 dan Koperasi Pegawai Maritim sebesar 0,1. Saat ini PT. JICT merupakan terminal petikemas terbesar dan tersibuk di Indonesia, berdiri di atas lahan 100 Hektar. Tahun 2004 arus petikemas di JICT mencapai 1,6 Juta TEUs. Untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas, terminal ini didukung dengan fasilitas yang modern, dan peralatan teknologi informasi yang canggih dan realtime yakni Container Terminal Management System CTMS. Kinerja operasional di terminal ini cukup efisien, hampir tidak ada waktu tunggu waiting time serta kemampuan layanan petikemas mencapai 26 boxcranehour box per petikemas per jam. Terminal JICT ini setiap bulannya mampu melayani 125 - 130 unit kapalbulan. Langkah mengantisipasi peningkatan pertumbuhan arus petikemas ini, PT JICT telah melakukan penambahan dermaga sepanjang 525 meter dan lapangan penumpukan seluas 3,5 Hektar. Hal tersebut akan menambah kapasitas pelayanan petikemas menjadi 3,1 Juta TEUs per tahun. Di samping tambahan dermaga dan lapangan penumpukan tersebut, PT JICT terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan pelayanan jasa kepelabuhanan secara berkesinambungan. 5 Terminal Peti Kemas Koja Merupakan kerjasama operasi antara PT Pelabuhan Indonesia II Persero dengan saham 52,12 persen dengan PT Ocean Terminal Petikemas 47,88 persen. Terminal Peti Kemas TPK Koja telah beroperasi sejak tahun 1998. Posisi terminal ini berada di sebelah timur Terminal PT. Jakarta International Container Terminal JICT. Kinerja pelayanan bongkar muat petikemas tiap tahun mengalami peningkatan. Untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas ini, TPK Koja dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang modern berupa peralatan teknologi