5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pencucian mampu meningkatkan kadar PLG dan menurunkan kadar urea pada daging lumat ikan cucut pisang dan ikan pari kelapa yang diteliti. Frekuensi pencucian sebanyak tiga
kali adalah frekuensi terbaik, yang mampu mengurangi kadar urea hingga 88 pada ikan cucut pisang dan 100 pada ikan pari kelapa. Sedangkan kadar PLG daging ikan cucut
pisang dan ikan pari kelapa yang dihasilkan pada frekuensi pencucian tersebut berturut-turut sebesar 13,52 dan 13,24 .
Dari hasil pengamatan nilai kekuatan gel terhadap pengkomposisian daging lumat ikan cucut pisang dan ikan pari kelapa, dengan lima macam komposisi A, B, A
1
B
1
, A
2
B
1,
dan A
1
B
2
diperoleh hasil bahwa komposisi A
1
B
2
memiliki nilai kekuatan gel tertinggi, yaitu sebesar 209,290 g.cm. Pengkomposisian dengan mencampurkan kedua daging ikan tersebut
mampu meningkatkan kekuatan gel-nya. Hal ini menandakan bahwa terjadi sinergisitas antara kedua daging ikan tersebut yang dicampurkan, sehingga dapat meningkatkan kekuatan gel-
nya. Komposisi daging lumat A
1
B
2
dan dua komposisi pembanding A dan B akan dilihat pengaruh dari proses penyimpanan dingin daging lumat terhadap karakteristik surimi yang
dihasilkan. Selama sembilan hari penyimpanan dingin daging lumat, telah terjadi proses
kemunduran mutu. Kemunduran mutu tersebut mempengaruhi karakteristik surimi, dimana seiring dengan semakin lamanya masa penyimpanan dingin daging lumat, karakteristik surimi
yang dihasilkan akan semakin buruk pula. Kemunduran mutu daging lumat ditandai dengan adanya perubahan terhadap nilai pH, TVBN, TMA, urea dan PLG yang semakin buruk hingga
masa penyimpanan terakhir. Kemunduran mutu yang terjadi pada daging lumat menyebabkan karakteristik surimi
yang dihasilkan ikut menurun pula. Secara umum penurunan terhadap karakteristik fisika- kimia surimi yang telah dievaluasi kekuatan gel, uji gigit, uji lipat, WHC, dan derajat putih
disebabkan karena selama proses penyimpanan dingin terjadi peristiwa yang menyebabkan mundurnya mutu daging tersebut. Aktivitas dari bakteri diduga lebih berperan dalam proses
kemunduran mutu pada suhu dingin. Masa penyimpanan yang baik pada suhu dingin bagi kedua jenis daging lumat ikan ini
adalah kurang dari tiga hari masa penyimpanan. Mengingat tingginya kadar urea pada kedua
jenis ikan ini, dimana akan mudah sekali mengalami penguraian, sehingga proses kebusukan dagingnya akan berlangsung cepat.
5.2 Saran