2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi, Deskripsi, dan Pemanfaatan Ikan Cucut Pisang Carcharinus
falciformis
Ikan cucut pisang dapat diklasifikasikan sebagai berikut Lagler et al. 1977: Phylum: Vertebrata
Sub phylum: Craniata Super kelas: Gnathustomata
Kelas: Chondrichthyes cartilaginous fishes Sub kelas: Elasmobranchii
Ordo: Squaliformes Famili: Carcharinidae
Genus: Carcharinus Spesies: Carcharinus falciformis
Ikan cucut pisang adalah jenis ikan yang biasa hidup di daerah pantai. Ikan ini termasuk kedalam jenis ikan pelagis. Ikan cucut merupakan ikan bertulang rawan chondricthyes hidup
di perairan sub-tropis sampai tropis tepatnya pada daerah pantai sampai lepas pantai Ditjen Perikanan 1990.
Dilaporkan oleh BRPL 2004 bahwa ikan cucut di Indonesia tertangkap sebagai hasil tangkapan samping dari tuna long line rawai tuna dan drift gillnet jaring insang
permukaan. Menurut elasmo-research
2005 Carcharinus falciformis adalah spesies yang sering tertangkap sebagai ikan hasil tangkapan samping pada perikanan tuna di utara pasifik
tropis. Gambar ikan cucut pisang Carcharinus falciformis dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Carcharinus falciformis FAO 2005 Daerah perairan pantai di Indonesia yang menghasilkan ikan cucut yaitu: perairan pantai
barat Sumatera, Selat Malaka, timur Sumatera, selatan dan utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan SelatanBarat, timur Kalimantan, selatan dan utara Sulawesi, Maluku dan
Papua Nahumury 1994. Berdasarkan data statistik perikanan tangkap hingga tahun 2003 yang dikeluarkan oleh DKP 2005, daerah penangkapan cucut terbesar berada di pulau
Sumatera dengan total penangkapan sebesar 21.870 ton. Data hasil penangkapan cucut pada tahun 2003 di Indonesia selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi perikanan cucut di Indonesia tahun 2003 DKP 2005
Propinsi Produksi tangkapan ton
Sumatera Jawa
Bali-Nusatenggara Kalimantan
Sulawesi Maluku-Papua
21.870 14.499
3.148 6.280
5.935 6.368
Total 58.100
Keterangan: jumlah produksi dihitung berdasarkan tempat pendaratan ikan
Menurut Camhi et al. 1998 ikan cucut memiliki sejarah hidup dengan karakteristik fekunditas yang rendah, pertumbuhan yang lambat, tingkat kedewasaan yang lambat,
hidupnya panjang dan tingkat bertahan hidup yang tinggi. Ikan cucut dimanfaatkan hampir semua bagian tubuhnya. Kulit ikan cucut dimanfaatkan
untuk industri tas dan sepatu, siripnya diolah menjadi bahan pencampur sup banyak diekspor ke Hongkong, Singapura, dan Malaysia, hatinya diolah menjadi minyak ikan dan giginya
digunakan untuk perhiasan Nahumury 1994. Menurut Musick 2005 bagian tubuh cucut yang dapat dimanfaatkan adalah sirip, kulit, tulang, dan hati sebagai bahan baku sup, industri
kulit, suplemen anti tumor, sumber skualen dan vitamin A, dagingnya dimanfaatkan sebagai makanan di wilayah pesisir pantai sudah sejak 5000 tahun yang lalu.
Pemanfaatan daging ikan cucut saat ini belum optimal sebagai bahan konsumsi masyarakat. Meskipun kandungan protein daging ikan cucut cukup tinggi 15-25 bb. Kadar
urea yang tinggi yang mudah mengalami penguraian dan menimbulkan aroma pesing selama penanganannya adalah salah satu penyebab mengapa daging ikan cucut kurang diminati untuk
dikonsumsi Wahyuni 1992. Hal serupa juga diungkapkan oleh Lagler et al. 1977 bahwa faktor penghambat dalam pemanfaatan daging ikan bertulang rawan elasmobranchii adalah
aroma pesing yang cukup tajam dimana aroma pesing ini timbul karena tingginya kadar urea dalam daging, yaitu sebesar 1-2 . Masalah aroma tersebut dapat dicegah dengan mudah,
yaitu dengan cara mengeluarkan darah segera pada saat cucut baru tertangkap, dan segera
PENGARUH PENGKOMPOSISIAN DAN PENYIMPANAN DINGIN DAGING LUMAT IKAN CUCUT PISANG
Carcharinus falciformis DAN IKAN PARI KELAPA
Trygon sephen TERHADAP KARAKTERISTIK SURIMI YANG DIHASILKAN
Oleh :
Ade Wiguna Nur Yasin C34101063
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
RINGKASAN
ADE WIGUNA NUR YASIN. C34101063. Pengaruh Pengkomposisian dan Penyimpanan Dingin Daging Lumat Ikan Cucut Pisang Carcharinus falciformis dan Ikan Pari Kelapa
Trygon sephen terhadap Karakteristik Surimi yang Dihasilkan. Dibimbing Oleh JOKO SANTOSO dan SANTOSO
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh frekuensi pencucian, pengaruh pengkomposisian daging lumat ikan, serta pengaruh penyimpanan dingin daging lumat
tersebut terhadap karakteristik surimi ikan cucut pisang dan ikan pari kelapa yang dihasilkan. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian
pendahuluan bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik kimia dan fisika daging lumat, mencari frekuensi pencucian dan kombinasi komposisi daging lumat terbaik. Penelitian utama
bertujuan untuk mempelajari pengaruh pengkomposisian dan penyimpanan dingin daging lumat terhadap karakteristik surimi yang dihasilkan. Pengkomposisian tersebut adalah A
cucut 100 , B pari 100 , A
1
B
1
cucut 50 :50 , A
2
B
1
cucut 75: pari 25, dan A
1
B
2
cucut 25: pari 75. Diperoleh hasil dari penelitian pendahuluan bahwa ikan cucut pisang dan ikan pari
kelapa termasuk kedalam golongan ikan yang memiliki kadar protein tinggi berturut-turut sebesar 19,08 dan 18,98 dan kadar lemak yang rendah berturut-turut sebesar 1,60 dan
1,36 . Ikan cucut pisang dan ikan pari kelapa memiliki kadar urea yang tinggi, dimana kadar urea tersebut adalah 1,98 cucut pisang dan 2,33 pari kelapa.
Frekuensi pencucian daging lumat terbaik ditentukan berdasarkan kadar protein larut garam PLG dan urea. Frekuensi pencucian sebanyak tiga kali mampu mereduksi urea hingga
88 cucut pisang dan 100 pari kelapa, dimana bau sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar PLG pada frekuensi pencucian tersebut adalah 13,52 cucut pisang dan 13,24 pari
kelapa.
Komposisi daging lumat A
1
B
2
adalah komposisi daging lumat terbaik yang mampu menghasilkan nilai kekuatan gel tertinggi sebesar 209,290 g.cm dibandingkan dengan
komposisi daging lumat lainnya. Selama masa penyimpanan dingin daging lumat terjadi proses kemunduran mutu yang
ditandai dengan perubahan pada nilai pH, senyawa basa volatil TVBN dan TMA, urea dan PLG. Kemunduran mutu daging lumat tersebut mempengaruhi karakteristik surimi yang
dihasilkan.
Pada hari ke-0 kekuatan gel surimi komposisi A, B dan A
1
B
2
berturut-turut sebesar 276,32 g.cm, 335,375 g.cm, dan 364,327 g.cm dengan grade AA pada ketiga komposisi
tersebut. Terjadi penurunan nilai hingga hari terakhir penyimpanan, nilai tersebut berturut- turut menjadi sebesar 162,867 g.cm, 77,525 g.cm, 73,523 g.cm dengan grade B, D, B.
Kemunduran mutu tersebut juga mempengaruhi penurunan nilai terhadap derajat putih dan daya ikat air surimi yang dihasilkan.
Pencampuran daging lumat dengan komposisi A
1
B
2
dapat meningkatkan karakteristik mutu surimi pada kekuatan gel-nya, namun seiring dengan lamanya waktu penyimpanan
dingin daging lumat maka kualitas surimi kekuatan gel, derajat putih, dan daya ikat air yang dihasilkan akan ikut menurun pula.
PENGARUH PENGKOMPOSISIAN DAN PENYIMPANAN DINGIN DAGING LUMAT IKAN CUCUT PISANG
Carcharinus falciformis DAN IKAN PARI KELAPA
Trygon sephen TERHADAP KARAKTERISTIK SURIMI YANG DIHASILKAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Ade Wiguna Nur Yasin C34101063
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
SKRIPSI Judul Penelitian :
PENGARUH PENGKOMPOSISIAN DAN PENYIMPANAN DINGIN DAGING LUMAT IKAN CUCUT PISANG
Carcharinus falciformis DAN IKAN PARI KELAPA
Trygon sephen TERHADAP KARAKTERISTIK SURIMI YANG DIHASILKAN
Nama : Ade Wiguna Nur Yasin
NRP : C34101063
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Ir. Joko Santoso, MSi. Ir. Santoso, MPhill.
NIP 131 999 592 NIP 080 064 814
Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dr. Ir. Kadarwan Soewardi.
NIP 130 805 031 Tanggal lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluargaku Ir.
Bustami Mahyuddin, MM papa, Ny. Yartini mama, Adli dan Anita adik atas semua bantuan, restu dan doa kepada penulis.
Dosen pembimbing Dr.Ir. Joko Santoso, MSi dan Ir. Santoso, Mphill yang telah membimbing dan menasehati penulis dalam melakukan penelitian. Dosen penguji tamu Ir.
Djoko Poernomo BSc dan Ir. Heru Sumaryanto, MSi atas arahan yang begitu berharga. Dr.Ir. Mita Wahyuni, MS atas ide yang telah diberikan.
Kepada seluruh staf BPPMHP Jakarta, Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Perikanan, dinas perikanan propinsi DKI Jakarta, Laboratorium Pusat Riset Kelautan dan Perikanan,
DKP Jakarta atas sinergisitas yang telah tercipta dengan penulis. Mahasiswa Akafarma Caraka Okta, Dwi dan Astri atas bantuan dan kerjasamanya
yang tidak terlupakan di BPPMHP. Nugroho J.S, Teddy K, serta semua temanku FPIK 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 atas semangat dan kerjasamanya. The gorgeous friend “Esti Fitri
Lestari” atas kesabaran dan curahan hati kepada penulis. Last but not least ” research is fun”. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
pihak yang memerlukan.
Bogor, 30 Desember 2005
1. PENDAHULUAN