Trimetilamin TMA BPPMHP 2001 Daya ikat air Water Holding Capacity WHCDagbjartsson dan Solberg 1972

Kadar TVBN mg N100 g = i-j x N HCl x 14,007 x FP x 100 berat sample g Keterangan : i = volume titrasi sampel ml j = volume titrasi blanko ml FP = faktor pengenceran

3.8.6 Trimetilamin TMA BPPMHP 2001

Prinsip pengerjaan analisis TMA hampir sama dengan pengujian kadar TVBN, namun pada analisis TMA ditambahkan formaldehid. Sampel dicacah hingga halus, kemudian ditimbang sebanyak 25 g sampel, ditambahkan 75 ml TCA 7 dan dihaluskan dengan waring blender dan disaring dengan kertas Whatmann no.1 hingga didapat filtrat bening. Filtrat dapat disimpan pada suhu 4 ºC apabila belum dilakukan analisis. Cawan Conway disiapkan dengan mengolesi bagian pinggir cawan dengan vaselin sehingga diperoleh penutup yang rapat. Dipipet 2 ml H 3 BO 3 2 kedalam inner chamber Conway . Filtrat sampel dipipet sebanyak 1 ml kebagian outer chamber Conway misal: bagian kanan. Sebanyak 1 ml K 2 CO 3 jenuh ditambahkan kebagian outer chamber Conway misal: bagian kiri. Ditambahkan 0,5 ml formaldehid kebagian tengah outer chamber Conway dan segera cawan Conway ditutup dengan rapat. Blanko dikerjakan sama seperti pada tahap pengerjaan sampel, namun filtrat diganti dengan larutan TCA 7 . Kemudian cawan digoyangkan perlahan-lahan hingga larutan pada bagian kanan dan kiri outer chamber menyatu. Setelah itu diinkubasikan pada suhu 35 ºC selama 2 jam atau pada suhu kamar selama 24 jam. Blanko dan contoh ditetesi dengan indikator methyl red 0,1 dan bromtimol blue 0,1 2:1. Kemudian dititrasi dengan HCl 0,02 N hingga terjadi perubahan warna menjadi pink. Perhitungan kadar TMA adalah sama dengan perhitungan kadar TVBN.

3.8.7 Daya ikat air Water Holding Capacity WHCDagbjartsson dan Solberg 1972

diacu dalam Wahyuni 1992 Contoh surimi sebanyak 0,5 g direbus dalam air panas selama 15 menit dengan suhu 70 ºC, ditiriskan sampai seluruh permukaannya kering dan diletakkan di antara dua kertas saring Whatmann no.4 dan ditekan dengan pengepres hidraulik selama 2 menit dengan tekanan 200 kgcm 2 . Luas air yang tergambar pada kertas saring diukur dan diduga sebagai daya ikat air protein contoh.

3.9 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan interaksi faktorial, yaitu faktor komposisi faktor A yang terdiri dari tiga taraf perlakuan dan faktor penyimpanan dingin faktor B yang terdiri dari empat taraf perlakuan. Pemilihan rancangan ini disebabkan karena peneliti ingin melihat respon dari taraf masing- masing faktor serta interaksi antara kedua faktor tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Mattjik dan Sumertajaya 2002: Y ijk = µ + A i + B j + AB ij + ε ijk Keterangan : Y ijk = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke k µ = komponen aditif dari rataan A i = pengaruh utama faktor A B j = pegaruh utama faktor B ABij = komponen interaksi dari faktor A dan faktor B, masing-masing pada taraf ke- i dan ke-j ε ijk = pengaruh acak yang menyebar normal 0, σ 2 Analisis data menggunakan analisis ragam General Linear Model. Jika hasil analisis ragam menunjukkan hasil yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Data hasil uji sensori uji lipat dan uji gigit dilakukan uji statistika non-parametrik Kruskal-Wallis. Menurut Steel dan Torrie 1989 rumus uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: H = 12 Σ Ri 2 – 3n+1 nn+1 ni H’ = H Pembagi Pembagi = 1- ΣT n-1nn+1 Keterangan : n = jumlah data