BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Kecamatan Cibuaya.
Kecamatan Cibuaya adalah bagian dari wilayah administratif Kabupaten Karawang yang terletak pada bagian utara. Batas-batas Kecamatan Cibuaya
adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Barat :
Kecamatan Tirtajaya Sebelah Selatan :
Kecamatan Jayakerta Sebelah Timur
: Kecamatan Pedes
Kecamatan ini terdiri dari 11 desa yaitu Cibuaya, Pajaten, Kertarahayu, Sukasari, Jayamulya, Gebangjaya, Kedungjaya, Kedungjeruk, Kalidungjaya,
Cemarajaya, dan Sedari. Akses menuju kecamatan ini dapat dilakukan melalui jalan beraspal dengan kualitas sangat bagus. Hal itu dikarenakan pada pertengahan
tahun 2007 ada proyek dari kabupaten untuk memperbaiki sarana transportasi khususnya jalan utama kecamatan. Dengan proyek tersebut, mobilitas penduduk
dan komoditas dapat berjalan dengan lebih baik. Akan tetapi kondisi jalan antardesa atau di dalam desa kurang bagus, sebagian besar masih berupa jalan
tanah belum beraspal. Kecamatan Cibuaya mempunyai ketinggian berkisar antara 1 – 5 meter di
atas permukaan air laut. Semua tempat pada wilayah tersebut memiliki topografi berupa dataran. Jenis tanah yang mendominasi kawasan tersebut adalah aluvial
kelabu tua sebagian asosiasi aluvial kelabu. Rata-rata curah hujan yang dimiliki
kecamatan ini adalah 120,7 mm pertahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 47,6 hari pertahun Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cibuaya, 2007.
Sebagaimana Kabupaten Karawang, iklim di Kecamatan Cibuaya tergolong pada tipe iklim D. Daerah yang mempunyai tipe iklim D berarti
kawasan tersebut mempunyai 3 – 4 kali bulan basah secara berurutan.
5.2 Kondisi Umum Pertanian Kecamatan Cibuaya
Tabel 6. Jenis Lahan Pertanian dan Luasnya pada Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Jenis Lahan Pertanian Luas
Persentase Sawah
• Teknis
2646 69,03
• Setengah Teknis
1127 29,40
• Tadah Hujan
60 1,57
Total Lahan Sawah 3833
100 Darat
• Pekarangan
575 9,80
• Kolam
25 0,43
• Tambak
4888 83,31
• Lain-lain
379 6,46
Total Lahan Darat 5867
100 Sumber: Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cibuaya 2007
Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa 69 sawah yang ada merupakan sawah dengan irigasi teknis. Sedangkan sawah yang beririgasi
setengah teknis mencapai 29 dari sawah yang ada. Dengan demikian, sekitar 98 dari lahan sawah sudah mendapatkan irigasi. Kondisi ini sangat mendukung
Kecamatan Cibuaya untuk menjadi pusat pengembangan tanaman pangan terutama padi. Pada kenyataannya, semua lahan sawah yang ada di kecamatan ini
memang ditanami padi sawah. Adapun varietas yang paling banyak ditanam oleh petani di Kecamatan Cibuaya adalah Ciherang. Varietas tersebut dipilih karena
telah teruji karakteristiknya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lebih tahan terhadap hama dan penyakit utama tanaman padi. Selain Ciherang, petani pada
Kecamatan Cibuaya juga menanam padi inbrida varietas yang lain seperti Cilamaya Muncul dan IR-64. Deskripsi varietas padi inbrida yang biasa ditanam
petani Kecamatan Cibuaya terdapat pada Lampiran 3. Kecamatan Cibuaya yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa pada
sebelah utara sangat berpotensi untuk dilakukan budidaya perikanan. Keuntungan ini ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk membuka tambak.
Di kecamatan tersebut ada tambak yang luasnya mencapai 4.888 ha. Tercatat ada 4 desa yang melaksanakan budidaya perikanan tambak. Akan tetapi, pemusatan
tambak terjadi pada dua desa yaitu Desa Cemara Jaya dan Desa Sedari. Pada desa yang pertama terdapat tambak seluas 1.182 ha dan pada Desa Sedari terdapat
tampak yang luasnya mencapai 3.460 ha. Saat ini bandeng adalah komoditas utama yang dibudidayakan pada
kebanyakan tambak yang ada. Pada beberapa tahun yang lalu, udang juga banyak dibudidayakan. Akan tetapi saat ini jarang sekali petani tambak yang
membudidayakan udang. Salah satu alasan utama mengapa udang tidak dibudidayakan lagi adalah memburuknya kondisi air di daerah tersebut. Udang
menuntut media budidaya yang tidak terpolusi. Akan tetapi, saat ini kondisi air irigasi yang akan menjadi pengisi tambak sangat terpolusi. Salah satu bahan yang
mencemarinya adalah sisa-sisa pestisida yang digunakan pada area pertanaman padi. Udang yang dibudidayakan pada air terpolusi tidak akan mengalami
pertumbuhan dengan baik. Akibatnya udang kurang menguntungkan untuk dibudidayakan pada tambak tersebut.
Air irigasi
yang mengairi
Kecamatan Cibuaya
berasal dari
wadukbendungan Jatiluhur. Pada jalur irigasinya, Kecamatan Cibuaya mendapatkan giliran terakhir untuk memperoleh irigasi karena langsung
berbatasan dengan laut. Pada bulan-bulan tertentu, air irigasi yang sampai di Cibuaya ternyata tidak mencukupi kebutuhan pengairan sawah yang ada. Itulah
salah satu alasan mengapa frekuensi penanaman padi yang ada pada Kecamatan Cibuaya hanya sebanyak dua kali pertahun. Walaupun sekarang tersedia varietas
padi yang berumur genjah, frekuensi penanaman tetap dua kali pertahun. Luas tanaman padi sawah di Kecamatan Cibuaya pada tahun 2006 tercatat
seluas 7.666 ha, terdiri dari MT Musim Tanam 20052006 seluas 3.888 ha, dan Musim Tanam 2006 seluas 3.888 ha. Rata-rata hasil yang telah dicapai pada tahun
20052006 adalah sebanyak 69,74 kwt perhektar GKP Gabah Kering Panen, sementara hasil yang dapat dicapai pada petak contoh mencapai 89,87 kwt
perhektar GKP Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cibuaya, 2007. Tabel 7. Banyaknya Kelompok Tani dan Anggotanya Berdasarkan Jenis
Kelompok Tani Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Jenis Kelompok Tani Jumlah kelompok
Anggota orang Kelompok Tani Dewasa
75 2264
Kelompok Tani Wanita 6
115 Kelompok Tani Taruna
6 85
Sumber: Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cibuaya 2007 Dalam hal kelembagaan petani, Kecamatan Cibuaya mempunyai 87
kelompok tani. Dari jumlah tersebut, 75 di antaranya adalah kelompok tani dewasa. Sisanya adalah kelompok tani wanita dan kelompok tani taruna masing-
masing sejumlah 6 kelompok Tabel 7. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kemampuan kelompok pada tahun 2004, kelompok tani yang ada terbagi menjadi
dua kelompok yaitu 12 kelompok masuk kelas pemula dan 75 kelompok masuk kelompok lanjut.
Sebagaimana kawasan Pantura Pantai Utara Jawa yang lain, Kecamatan Cibuaya termasuk daerah endemik serangan hama wereng. Oleh karena itu,
wereng merupakan salah satu hama utama bagi petani padi pada kecamatan tersebut. Selain itu, lahan pertanian Kecamatan Cibuaya juga mendapat serangan
hebat dari hama tikus dan keong mas. Dalam memberantas tikus, petani menerapkan beberapa cara. Dua di antara cara yang mereka tempuh adalah
langkah yang membahayakan lingkungan dan manusia. Cara tersebut yaitu mengendalikan tikus dengan campuran racun, oli, dan solar serta langkah kedua
adalah membunuh tikus dengan listrik. Oli dan solar dapat memberikan pengaruh terhadap kesuburan tanah dan listrik tersebut dapat membahayakan petani atau
orang lain karena kelalaian. Akibat dari banyaknya jenis hama dan penyakit yang menyerang, petani
menerapkan berbagai macam pestisida. Berdasarkan informasi PPL, Kecamatan Cibuaya termasuk kecamatan di Kabupaten Karawang dengan pertanian padi yang
konsumsi pestisidanya sangat tinggi. Dalam menggunakan pestisida, kebanyakan petani belum menggunakan prinsip ambang ekonomis. Pemakaian pestisida
terkesan sebagai rutinitas dan kurang mempertimbangkan tingkat penyerangan hama dan penyakit. Nama dagang dan sasaran dari beberapa pestisida yang
diterapkan petani padi di Kecamatan Cibuaya pada Musim Rendeng 20062007 terdapat pada Lampiran 4.
5.3 Gambaran Umum Petani Sampel