Gambaran Umum Petani Sampel

5.3 Gambaran Umum Petani Sampel

Untuk memberikan gambaran umum responden baik petani padi inbrida maupun petani padi hibrida, data yang digunakan adalah data pribadi petani responden yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Data pribadi masing-masing responden petani padi inbrida terdapat pada Lampiran 5. Sementara data pribadi masing-masing responden petani padi hibrida dapat dilihat pada Lampiran 6. Kelompok terbesar petani padi hibrida dengan persentase 32,1 berada pada selang umur 31–40 tahun Tabel 8. Disusul oleh kelompok umur 41–50 tahun dan 51–60 tahun, masing-masing dengan persentase 25. Untuk petani padi inbrida, sebagian besar berada pada selang usia 41–50 tahun dan 51–60 tahun. Masing-masing selang tersebut diisi oleh sepertiga petani sampel. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa duapertiga petani sampel berada pada selang umur 41 – 60 tahun. Tabel 8. Umur Sampel Petani Padi Inbrida dan Petani Padi Hibrida Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Petani Padi Inbrida Petani Padi Hibrida Umur Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase ≤ 30 1 3,33 3 10,71 31 - 40 6 20 9 32,14 41 - 50 10 33,33 7 25 51 - 60 10 33,33 7 25 ≥ 61 3 10 2 7,14 Jumlah 30 100 28 100 Pada Tabel 9 tampak bahwa petani padi hibrida kebanyakan 42,9 mendapatkan pendidikan selama 4–6 tahun. Sementara sekitar 53 petani padi inbrida hanya menikmati pendidikan kurang dari tiga tahun. Dari tabel diketahui bahwa mayoritas petani berpendidikan rendah yaitu mengalami masa pendidikan kurang dari enam tahun. Petani yang masuk kategori tersebut mencapai sekitar 68 dan 77 secara berurutan untuk petani padi hibrida dan petani padi inbrida. Tabel 9. Lama Pendidikan Sampel Petani Padi Inbrida dan Petani Padi Hibrida Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Petani Padi Inbrida Petani Padi Hibrida Lama Pendidikan tahun Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase ≤ 3 16 53,33 7 25 4 - 6 7 23,33 12 42,86 7 - 9 3 10 5 17,86 10 - 12 3 10,71 ≥ 13 4 13,33 1 3,57 Jumlah 30 100 28 100 Petani sampel baik yang menanam padi hibrida atau yang menanam padi inbrida kebanyakan menjalankan kegiatan usahatani pada lahan seluas 1 – 2 hektar Tabel 10. Hal unik yang tampak pada petani padi hibrida yaitu semua petani menjalankan usahatani dengan skala usaha minimal satu hektar. Tabel 10. Luas Usahatani Sampel Petani Padi Inbrida dan Petani Padi Hibrida Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Petani Padi Inbrida Petani Padi Hibrida Luas Usahatani hektar Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 3 10 1 - 2 15 50 13 46,43 3 - 4 5 16,67 5 17,86 5 - 6 2 6,67 5 17,86 ≥ 7 5 16,67 5 17,86 Jumlah 30 100 28 100 Berkaitan dengan pengalaman usahatani padi yang diwakili oleh lama berusahatani padi, pada Tabel 11 terdapat informasi bahwa sekitar 32 petani padi hibrida masuk ke dalam kategori paling rendah yaitu melaksanakan usahatani padi selama kurang dari 10 tahun. Pada kategori umur 31 – 40 dan ≥ 41 masing- masing hanya diisi oleh sekitar 7 petani. Untuk padi inbrida, semua kategori lama berusahatani terisi oleh persentase petani dengan nilai yang hampir seimbang. Tabel 11. Lama Berusahatani Sampel Petani Padi Inbrida dan Petani Padi Hibrida Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang Jawa Barat Petani Padi Inbrida Petani Padi Hibrida Lama Berusahatani tahun Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase ≤ 10 4 13,33 9 32,14 11 - 20 6 20 7 25 21 - 30 7 23,33 8 28,57 31 - 40 7 23,33 2 7,14 ≥ 41 6 20 2 7,14 Jumlah 30 100 28 100 Berdasarkan kepemilikan lahan, petani penggarap dapat dibagi menjadi dua yaitu petani pemilik lahan petani yang berusahatani pada lahan miliknya sendiri dan petani bukan pemilik lahan. Selanjutnya petani penggarap bukan pemilik lahan di Kecamatan Cibuaya dapat dibagi tiga yaitu petani bagi hasil, petani penyewa, dan petani penggarap lahan gadai. Tabel 12. Status Lahan Usahatani Sampel Petani Padi Inbrida dan Petani Padi Hibrida Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Petani Padi Inbrida Petani Padi Hibrida Status Lahan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Milik 22 73,33 12 42,86 Bagi Hasil 6 20 13 46,43 Sewa 1 3,33 3 10,71 Gadai 1 3,33 Total 30 100 28 100 Status lahan usahatani yang mendominasi petani padi inbrida maupun hibrida Kecamatan Cibuaya adalah lahan milik dan lahan bagi hasil. Petani padi inbrida yang melaksanakan usahatani pada lahan milik sendiri sebanyak 73,33 dan petani padi inbrida yang melaksanakan usahatani pada lahan bagi hasil sebanyak 20 Tabel 12. Pada usahatani padi hibrida, persentase petani pengarap pemilik dan petani bagi hasil adalah seimbang yaitu 42,86 dan 46,43 secara berurutan. Tabel 12 juga menunjukkan bahwa sistem bagi hasil lebih banyak diterapkan petani penggarap bukan pemilik lahan pada Kecamatan Cibuaya daripada sistem sewa. Bagi hasil yang diterapkan pada Kecamatan Cibuaya adalah maro yaitu nilai panen dibagi rata di antara petani pemilik dan penggarap setelah dikurangi biaya produksi. Baik petani padi hibrida ataupun inbrida kebanyakan mempunyai jumlah tanggungan pada kategori 4-6 jiwa Tabel 13. Hanya sebesar kurang dari 4 dari sampel masing masing kelompok petani yang mempunyai jumlah tanggungan 7 jiwa atau lebih. Pada petani padi hibrida, 42,86 di antaranya mempunyai tanggungan kurang dari tiga orang. Baik petani padi inbrida maupun hibrida kebanyakan mempunyai tanggungan pada selang 4-6 jiwa. Tabel 13. Jumlah Tanggungan Sampel Petani Padi Inbrida dan Petani Padi Hibrida Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang Jawa Barat Petani Padi Inbrida Petani Padi Hibrida Jumlah Tanggungan jiwa Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase ≤ 3 7 23,33 12 42,86 4 – 6 22 73,33 15 53,57 ≥ 7 1 3,33 1 3,57 Jumlah 30 100 28 100 5.4 Usahatani Padi Sawah dan Pemasaran Gabah 5.4.1 Pola Tanam Padi Sawah